Kategori Corona

34 Puisi Corona Renungan Tentang Korona COVID19 | Motivasi - Laman 5 dari 5 Halaman 5

Puisi Corona adalah cara kami menuang keresahan dalam bentuk karya sastra. Cocok dengan hastag corona #dirumahaja ingin kami abadikan dalam situs ini, sebagai pengingat generasi, bahwa kita pernah berjibaku melawan wabah penyakit yang sangat mengerikan.

Daftar Isi 34 Puisi Corona Renungan Tentang Korona COVID19 | Motivasi - Laman 5 dari 5 :
  1. Kumpulan Puisi Bertema Corona
  2. Gambar Quote Puisi Corona
  3. Kutipan Puisi Corona Terbaik
  4. Kutipan Puisi Corona Terpopuler
  5. Kumpulan Semua Puisi Corona Terbaru
  6. Puisi Cinta
  7. Puisi Guru

Gambar Quote Puisi Corona

Puisi Corona

Puisi Corona bergambar di atas berjudul corona karya rivaldo septiano

Kumpulan Puisi Dengan Tema Corona

Pengorbananmu

Fajar menyingsing
Pagi menyapa
Seulas senyum kala tugas terlaksana
Tak kenal lelah meski penat menerpa

Tekadmu tak berujung
Sampai kini tetap berjuang
Demi kami, waktu kau korbankan
Kesembuhan kami, kau utamakan

Tiada kata yang dapat menggambarkan
Terima kasih tak sekadar ucapan
Jasamu...

Makena

Seandainya Ia Tahu

Seandainya ia tahu
kawannya membawa virus
tak mungkin ia berdansa malam itu
Seandainya ia tahu
sakitnya karena covid
tak mungkin ia berjibaku dengan jemu
Ibu yang menunggu sampai kelu
tak berbatas waktu
sampai hilang rindu

2020

Ulfatin Ch

Menanti

Kami masih disini
Menanti walau tak pasti
Berharap keajaiban datang menghampiri
Untuk hilang kan semua keraguan hati
Tuhan..
Kami mohon, redakanlah badai ini
Sirnakanlah segala kepiluan kami
Dan hadirkan lah senyum bahagia di wajah kami
Dan berkumpul dengan orang kami sayangi

Arif_nrfz

Memori Hari Ini

Aku tetap disini
di plafon rumah Tuhan
menatap nama-Mu
menutup kisahku
dan menitip do’a
pada burung-burung greja
tentang memori hari ini
bahwa hujan tak lagi melanda tubuh Juni
bahwa retoreka kembang api
tak berani meraung di kening Januari
bahwa anjing-anjing...

yoga zulkarnaian

Tak seindah dulu

Sudah dua puluh tahun umurku
Aku tumbuh dari keluarga yang sederhana
Hidup apa adanya tanpa mengeluh
Kedamaian terasa begitu indah

Itu dulu, sebelum aku menginjak kuliah
Rasa pikiran bagai tak ada beban
Tapi kini hidup bagaikan terjerat
Yang membuat kita seakan lagi sekarat

Zaman...

Garudaperkasa29

Angkatan Corona Lagi

Halo angkatan corona

Apa kabarnya?

Hari ini hari terakhir kita berjumpa

Membawa kenangan suka dan duka

Tak terasa ya, kita melewati hari dengan bahagia

Walaupun menderita

Tapi ini semua adalah takdir -Nya

Seuntai puisi ini untuk kita

Ku tulis di secarik kertas polos tua

Ada...

Nurhasesi

Hilang

Puisi romansa, politik, dan rindu

Hilang menjadi abu

Berfikir bijak kala itu

Berfikir cemerlang layaknya elang

Kini hangus akan ketakutan virus menyerang

Fikiran kacaw balaw tak karuan

Senandung tinta ku tuliskan

Senang dan gembira kurasakan

Kala itu sebelum semua menjadikannya kalangan

Semua orang bisa memanfaatkan waktu luang

Sekarang!

...

M. Faizal Azky

Bersatu

Aku berada dalam ruang lengkap
Alat dan korban nan berarti
Kaki berdiri tanpa penat
Tangan bekerja tiada letih

Baju kering terasa panas
Keringat menetes tak terhitung
Aku haus dahagaku kering
Hati dan pikiran kacau tak bertepi

Kacau hangat terlampau pilu
Melihat korban tak...

Rini

Gara Gara corona

Sekolahku libur gara gara corona
Tetapi ini bukan liburan

Tugas tugas dikirimkan
Sementara aku bermalas malasan
Memang tugas itu tidak sepantas nya dikirimkan

Jika sekolah adalah rumah kedua
Tempat belajar adalah fungsinya
Seharusnya tak sepantasnya
Aku mendapatkan tugas

Karena lokasi sekarang adalah di istana

Arian Rizal Fatoni

Tahun yang mencekam

Tahun ini menjadi amat mecekam..
Membuat kita hanya terdiam..
Telah banyak usaha yg telah di lakukan..
Namun sedikit hasil yang memuaskan…

Mulai dari banjir di ibu kota…
Sampai corona yang sampai ke indonesia..
Banyak hal yang menakutkan…
Tapi kita hanya bisa berdiam diri…

Lihatlah...

Aidil Hasbi Tambunan

corona

corona datang tanpa di pinta
berkelana dialam semesta
mengertak bumi yang sudah tua
merenggut nyawa manusia

corana congkak tak berbijak
merangkak bagai cicak
menyebar begitu singkat
mengancam bumi yang sehat

manusia bumi sedang diuji
sepantas apa dia dibumi
corana akan terurai...

rivaldo septiano

Kerinduan sang Buana

Jika tuhan menciptakanmu
Mungkin ini surat dari tuhan
Atas ulah para penghuni buana
Yang selalu tamak

Rasanya buana ini ingin menangis
Buana ini merasa kesepian
Bahkan masjid di buana ini menangis
Menangis karena ulahmu
Yang membuat semua terlihat hampa

Masjidpun rindu
Rindu...

Audy Gilang Listiandini

Antara wabah dan Rindu

Ini hanya sementara,
Kupikir begitu.
Namun ternyata,
Isyarat rindu berbeda.

1 hari bagaikan 1 pekan,
1 bulan bagaikan 1 tahun.
Sampai kapan wabah ini akan berakhir,
Hingga Memisahkan kita begitu lama.

Pemasukan Masyarakat menjadi sedikit,
Rindu menjadi lebih karena tak kunjung...

Putri Padiah

Bait kala pandemi

Hai apa kabar?
Insan yang masih sibuk bercumbu dengan rindu.
Insan yang masih menaruh harapannya kepada semesta yang sedang tidak baik baik saja.
Dan pahlawan dunia yang masih tegar berjuang meski tak jarang dihantui cemas.
Nukilan ini dicipta untuk kamu, dia dan juga kita semua.

Kepada...

Rhido Sahputra Azhari

Corona

Ini sulit hilang
Sampai sekarang tiada yang bisa menghentikannya
Ini semacam virus
Virus cinta maksudku

Setiap malam ku batuk, rindu
Setiap siang ku panas, gelisah
Kepalaku pusing,
Pusing memikirkan mu

Dan sekarang, aku terinfeksi
Gejala ini sudah lama
Namun ku dinyatakan positif...

Akmaltris

Pahlawan Pasien Corona

Terimakasih pahlawan tanpa takut
Kau bertaruh melawan maut
Tetap siaga pantang berlutut
Berperang tiada takut
Untuk mereka yang ingin direnggut
Tanpa menuntut
Kau tolong semua yang mulai redup
Agar kembali untuk hidup

Ida I Dewa Agung Tirtayasa

(TANGGA OKTA) PROLOG SEBUAH PAGEBLUK

Desisan angin tak lagi melipir dipinggiran beluntas
Melain celetukan kabar penahanan dua minggu melintas
‘Apa apaan ini, dasar ma’lakas’

Semua berpulang
Asap pabrik mulai jarang
Hanya duduk bersama di bangku dalam ruang

Buana mulai sumringah lepas
Mengayun bayu umbulkan kapas
Berdesis lirih merintangi atap...

Iqbal Muhammad Arriz

Pasien Covid

Aku yang positif Corona
Kamu yang ‘anosmia’
Aku masih menaruh rasa kepadamu
Tapi kamu pula yang ‘hilang rasa’ kepadaku

Lalu siapa diantara kita
yang paling parah virusnya?
Aku atau kamu, Dik?

-Riau,2021

***

Terasa letih

Covid telah merampas kedekatan 
Merentang jarak tanpa belas kasih

Mahadir Mohammed

Potret Tenaga Medis di Rumah Sakit

Berada di tempat yang penuh duka
Separuh nafasmu kau serahkan untuk mereka
Siang dan malam yang berdarah-darah
Demi keselamatan mereka

Mengaliri mereka dengan cairan infus
Bergelut dengan bakteri dan virus
Kelak siapa lagi yang mengurus
Demi keselematan mereka

Keselamatan demi keselamatan untuk mereka
...

Mochammad Ronaldy Aji Saputra

Pesan Terakhir

Kurajut kata demi kata mengkiaskan prasa dalam rupa
Menghentak jiwa yang mulai lelah berkelana
Darah demi darah menyusut raga
Kekhawatiranku mulai terancam nyata
Remuk ‘kan hilang menyebar seketika

Semua terasa hampa
Dunia hening tanpa suara
Nada baku menghantam rata
Entah kepergianku yang diharapkan...

deliaperi

Bayang Sunyi, Rindu Bisu

Hujan menabur kesunyian malam ini
Jemari menari menderas pada getar kata
Kotori lembaran kertas nan putih
Tak kala lirih ia mengikuti perasaan.
Katamu ini akan sebentar saja ?
Tak lebih lama dari tuhan pertemukan kita.
Tapi aku sudah bosan melahap rindu
Melayani bayang...

Rhido Sahputra Azhari

Tak Kasat Mata

Bukan kita yang buta

Mereka memang tak kasat mata

Mengusik riuh dunia

Merampas damai jiwa

Mereka musuh tak bersenjata

Menyebar menduduki jagad raya

Bukan lemah jikalau mendekam

Yang lengah yang diterkam

Dunia sudah kehilangan gemerlapnya

Pergilah tanpa mengenal kembali

Biarkan kami terbebas dari senyap

Cukuplah mencipta resah dan perih

Tikanuraminii

Telah Renggut

Masa pertama kali
Hebat dirobek murni
Tumpah darah negeri
Fase saat diuji
Pudar?Tak akan terjadi
Biar merebak biak meniti
Tetap nyala kobaran api
Semangat!!!Empat puluh lima
Dirgahayu Indonesia
Lekas sembuh negeriku tercinta

Nurhasesi

Bumi Yang Asing

Kau tidak punya alasan lain, selain berada di rumah.
Begini juga aku.
Mendengarkan musik masing-masing dan
menyalakan lilin pada petang.

Bangsa kita sudah sakit dari awal. Memakamkan koruptor dengan uang. Memenjarakan lansia tanp gigi.
Tapi, itu tidak menjadi alasan untuk pasrah, bukan ?

Kembali ke...

Tino Beo

Tindak kepahlawanan kini sedang berlangsung, tak cuma yang ada di puisi tentang pahlawan saja, namun saat ini pejuang-pejuang medis bertempur melawan virus.

Perlawanan tanpa henti hanya dengan #dirumahaja, physical distancing, social distancing. Menjaga jarak satu sama lain kini bukan lagi selalu tidak peduli dan antipati. Bentuk perjuangan salah satunya dengan mencurahkan renungan dalam puisi korona.

Mungkin tidak sehoror puisi horor, namun bisa melahirkan kata bijak kehidupan

Pandemi covid-19 tak hentinya memunculkan pertanyaan dikepala kita. Apa yg telah kita lakukan ? Mengapa ini semua terjadi ? Kapan ini berakhir ? Bagaimana ini akan berakhir ? Apapun misteri itu, jawabannya hanya empat, bahwa kita harus bertahan, kita pasti mampu, kita yakin pertolongan Tuhan, semua pasti berlalu.

Dalam situasi seperti ini mari kita sama-sama berdoa dan saling mendoakan. Semangat menyemangati, minimal dengan karya yang memotivasi, sebuah karya yang menginspirasi. [keyword]

Cukuplah kesedihan tersimpan dalam puisi sedih

Saatnya kita melawan dengan menuang keresahan melalui puisi covid19, mungkin dengan rumus terkenal ini tragedy + time = comedy. Walau mungkin tidak selucu beberapa karya di puisi lebay lucu, namun setidaknya ada yang membuat pembaca tersenyum.

Melalui situs ini juga kami ingin menyampaikan terima kasih yang tak terkira untuk para medis yang mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan ribuan nyawa.

Ini semua sebenarnya siklus kehidupan dimana sejarah itu ada kalanya berulang, dalam interval waktu yang bisa jadi mirip, dengan pola yang sama. Justeru momen ini bisa digunakan untuk mengambil hikmah dan kembali menuangkan menjadi sebuah karya puisi tentang kehidupan.

Puisi Corona Dengan Rating Terbaik

SahabatkuSahabatku
Oleh : J E R T
⭐️ 10
Gara Gara coronaGara Gara corona
Oleh : Arian Rizal Fatoni
⭐️ 9.7
Bait kala pandemiBait kala pandemi
Oleh : Rhido Sahputra Azhari
⭐️ 9.6

Puisi Corona Paling Populer

Perihal Skenario Terbaik-NyaPerihal Skenario Terbaik-Nya
Oleh : Sarlota Yuspin Lolo
👀 366
Apa Kabar Ibu PertiwiApa Kabar Ibu Pertiwi
Oleh : Wahyu Eka Nurisdiyanto
👀 287
Sehat Negeri KuSehat Negeri Ku
Oleh : Eko Sulistyo W
👀 1280
Pesan TerakhirPesan Terakhir
Oleh : deliaperi
👀 2085
Pasien CovidPasien Covid
Oleh : Mahadir Mohammed
👀 1569
BersatuBersatu
Oleh : Rini
👀 1631
Memori Hari IniMemori Hari Ini
Oleh : yoga zulkarnaian
👀 1572
Tak seindah duluTak seindah dulu
Oleh : Garudaperkasa29
👀 2182
Angkatan Corona LagiAngkatan Corona Lagi
Oleh : Nurhasesi
👀 1349
SEMUANYA karena SEMAUNYASEMUANYA karena SEMAUNYA
Oleh : loinatalo
👀 2099
Tantangan SiangTantangan Siang
Oleh : PencilSpirit
👀 2427
Seandainya Ia TahuSeandainya Ia Tahu
Oleh : Ulfatin Ch
👀 1680

Kumpulan Puisi Corona Terbaru Hingga 2024