Kurajut kata demi kata mengkiaskan prasa dalam rupa
Menghentak jiwa yang mulai lelah berkelana
Darah demi darah menyusut raga
Kekhawatiranku mulai terancam nyata
Remuk ‘kan hilang menyebar seketikaSemua terasa hampa
Dunia hening tanpa suara
Nada baku menghantam rata
Entah kepergianku yang diharapkan semesta
Ataukah merajut asa
Menghujam perih pada keluarga
Entahlah,
Aku tak dapat mulus mengukir maknaYang pasti,
Pintaku kepada Sang Pencipta
Agar cukup aku saja yang mendera
Dan izinkan keluargaku tertawa bahagia
Sehat bersama tanpa intimidasi Corona
Renggut aku sekali saja
Tulusku dangan satu pinta
Cukup aku saja, cukup!!
Tidak menjamah insan yang kucintaSalam,
Kututup ribuan suka dalam luasan durjana.
d
Pesan Terakhir
© deliaperi
Puisi Tentang Pesan Terakhir 4 Bait 24 Baris Oleh deliaperi

Versi Audio
Belum ada yang membacakan puisi ini, jadilah yang pertama.Yuk ikut baca puisi ini
Nyalakan mic dibawah untuk mulai membaca puisi ini.Allow access to your microphone
Click "Allow" in the permission dialog. It usually appears under the address bar in the upper left side of the window. We respect your privacy.
Microphone access error
It seems your microphone is disabled in the browser settings. Please go to your browser settings and enable access to your microphone.
0
Mulai sekarang
00:00
Reset recording
Are you sure you want to start a new recording? Your current recording will be deleted.
Oops, something went wrong
Error occurred during uploading your audio. Please click the Retry button to try again.
Terima kasih
Kiriman kamu akan kami moderasi terlebih dahulu, apabila memenuhi kriteria akan kami publikasikan dihalaman iniContoh Puisi 4 Bait
Contoh Puisi 24 Baris
Tentang Penulis
Telusuri karya Puisi-puisi deliaperi
Puisi diatas termasuk tema Puisi Corona
Puisi lain kiriman Julia, deliaperi, abudalta bisa anda telusuri, di beberapa tema diatas.