Syair untuk Bunda
…
Puisi 4 Bait bergambar di atas berjudul Syair untuk Bunda karya Rina
Untukmu Puteriku,
Siti Noratikah Ramle.
Semalam
Aku mencintaimu
Hari ini
Aku masih mencintaimu
Esok
Aku tetap mencintaimu
Sehingga kapan pun.
Aku adalah aku
Mencintaimu dari sejak mula
Aku tidak ingin mencintaimu hingga akhir hayat
Tapi aku akan mencintaimu selamanya
...
Aku hanyalah sebuah butiran debu.
Yang terbawa oleh hembusan angin rindu.
Dan dimana kerinduan itu adalah hasil dari penantian.
Penantian sebuah cinta yang tulus.
Seakan akan cinta itu seperti sebuah arus air.
Walupun sesekali pecah oleh bebatuan.
Tapi, cinta itu kan kembali menyatu.
Menyusuri arus...
Hidup bagaikan opera
Yang terus berulang-ulang
Kadang seindah senja di sore hari
Lalu usai di telan Nestapa
Bisakah ku rangkai sepucuk surat
Mendatangkan Harsa di balik Nestapa
Namun sang ombak terus berdesik
Menghalangi datangnya sang Mentari
Tiba saat Lintang mengayun
Sepucuk impian telah...
Di gelap ini menetes lagi
Jatuh dari sudut mata
Turun membasahi pipi
Tak pernah di sangka
Telah sirna entah kemana
Rasa itu datang menjelma
Lelah?
Entahlah,
Kecewa?
Bukan juga,
Sakit?
Aku tak tau pasti,
Hanya pura pura membual
Di...
Ibu tercinta
Penyayang hati
Menjadi pelindung
Di setiap langkahku
Ibu adalah sumber
Kekuatan dan inspirasi
Menjadi pahlawan
Di setiap hari-hariku
Ibu tulus dan setia
Selalu ada untukku
Menjadi tempat curhat
Saat aku merasa sedih
Ibu, terima kasih
Atas segala cinta...
Oleh: Wahyu Eka Nurisdiyanto
Salam hangat Dunia,
Dari kami di sini yang bersimbah darah genosida
Apa kabar Dunia, masihkah riuhmu mentertawakan derita
Sedang kami di sini memekik tak berdaya
Apa kabar Dunia, masihkah gemerlapmu menyilaukan mata hati
Sedang di sini gulita adalah belenggu nyata bagi...
Di desa ini aku dilahirkan
Bersama waktu iringi senyuman
Panorama yang indah dan menakjubkan
Menyatu dalam kehidupan
Saat pagi disapa oleh mentari
Gemercik air terdengar bagai melodi
Udara yang segar tanpa polusi
Di desa ini kuraih berbagai mimpi
Desaku iringi langkah kakiku
Lelah...
Hujan tadi menghantarkanku pada renjana
Membawa hasrat pada cinta masa lalu
Tersenyum mengenang kita yang tlah berlalu
Sirna di antara terangnya kenyataan
Runtuh dalam batin yang ku redam
Bungkam dalam diamku..
Masih kita yang terindah..
Masih lagu lamamu yang syahdu
Masih rindu itu...
Kita adalah sepasang sepatu yang tak pernah berpisah
Hingga kini ku menyadari bahwa salah satu sepatu tersebut akan menghilang tak tau arah
Aku sangat takut sekali jika itu akan terjadi pada diri kita
Atau mungkin saja aku hanya dihantui oleh rasa halu yang membara
Setiap malam aku...
Raga bersorak gempita melambai-lambai bagaskara
Sabastala bermega hitaman seolah tak kan rintiknya
Namun dalamnya, akara merunduk pilu bagai bunga nan layu
Gelisah pilu bagai badai membadai di taman kalbu
Rahsa nan pilu bernaungan harsa nan palsuan
Bukanku tak ingin mendongeng pada insan nan lain
Hanya...
Aku punya rasa yang tak terungkapkan
Mahupun albi tak rela atau mulut terbungkam
Gerimis mengundang hujan peneman
Luaran bingit namun dalaman mendiam
Dimamah hari esok ataupun lusa
Tetap berjalan waktu kian binasa
Bukanku berniat tangguh atau tergesa
Cuma melihatmu kian hari makin selesa
Seluruh...
Oh sahabat, kau selalu setia mendampingiku
Kau tak pernah meninggalkanku
Aku sedih tanpa dirimu
Semoga kita tidak berpisah
Oh sahabat, betapa baiknya engkau
Rela berkorban demi aku
Terima kasih sahabatku
Kau segalanya bagiku
Aku akan selalu mendoakanmu
Sayangnya sekarang kita berpisah
Karena...
Serupa magenta
Hadirmu temaram benamkan kecelaan
Seagung asmara membirama kemesraan
Nada-nada kasmaran merengkuh tak terpatahkan
Dan, selepasnya kau bertahta
Tak perduli berapa banyak usaha
Tak terbilang berapa kali kepura-puraan
Masih belum cukup gejolak rindu memburai
Di kesekian malam pun
Pada embus angin tentangmu...
Bibir,
Ukirkanlah senyumanmu yang manis,
Meski kata-kata pedih itu membuat hatimu tersakiti.
Bibir,
Ukirkanlah senyumanmu yang ikhlas,
Meski kata-kata perli itu terngiang-ngiang di cuping telingamu.
Bibir,
Ukirkanlah senyumanmu yang pahit,
Meski kata-kata itu membenam segala kebaikan mereka di matamu.
Mungkin dengan senyumanmu itu kelak...
Wahai sepercik sinar dihadapan.
Ketika kegelapan menyerang perjalan hidupku
Engkau seakan menerangi tujuanku
Dengan sepercik sinar aura kelembutan sikapmu.
Wahai engkau sepercik sinar!
Mulutku membatu saat hati bergejolok ingin menyatakan kebenaran padamu.
Kini dalam diam hatiku terpaut padamu.
Belaian kasihmu terhadapku masih belum bisa aku...
Pagi sejuk sepi
Siang panas meradang
Malam dingin mencekam
Kosong
Pusing berdenging
Sepi tak bertepi
Bulan tersenyum memanggil
Menawarkan asa
Bintang berkedip merestui
Sesampainya di sana..
Hhmm..
Tak berbeda..
Sudut bibirmu selalu naik,
Sikapmu ramah begitu simpatik,
Pun ketika kau usap wajah dari baunya ludah,
Juga saat darah mengalir di wajahmu yang lelah,
Bila saat itu kami disana, kuatkah menahan amarah ?,
Dan mungkin aku yang pertama tersedu,
Ingin kurobek mulut si pembuang ludah,
malam ini masih sama dingin
api rindu tak lantas membuatku hangat
barangkali aku butuh pelukan erat
atau sekedar cium singkat
malam ini masih sama sepi
meski kamu membangun komunikasi
meski ribuan cerita telah kamu tumpahi
rasa ini nyatanya kekal dalam hati
untuk atma nan...
Mata ini seperti terasing
Katapun tersesat tanpa arah
Disini terbunuh jarak
Hanya terdiam
Kaki ini terpasung
Dan tangankupun terikat
Masih disini terbunuh jarak
Hanya terdiam
Tatapan itu hanya bersua dalam hayalan
Hanya bermain dalam imajinasi
Hanya hanya…Hanya dalam lamunan
Sekedar merindu
Ketika kamu puitis
Menyanjung kata-kata dalam diksi
Membina liukan indah tipografi
Merakit runtutan sajak
Kala kau melankolis
Mempesonakan nada
Membubuhkan bualan melodi
Memercikkan irama
Apa dan kapanpun kau itu
Jangan menjadikan racun yang ada dalam lapisan madu
Jangan menjadikan bisa yang...
malam yg sunyi
aku terlentang sendiri
termenung di ambang lelah dan letih
menunggu kehadiran sang pagi
terasa bising suara hatiku
jantungku berdebar ketika mengingatmu
kenangan indah yg tercipta
membuatku sulit untuk terlupa
saat kupejamkan mata
dirimu ku lihat diantara gelap
wajahmu seakan...
Waktu terus melaju
Berpacu dengan usiamu
Yang kini bertambah satu
Selamat ulang tahun
Untukmu gadis berparas awan
Yang membuat hatiku ikut tertawan
Tak ada bingkisan berkilau
Di hari sepesialmu
Selain doa yang kuucapkan selalu
Semoga Tuhan memberkati
Mimpimu
Rencanamu
...
Buat apa aku harus bermimpi sedangkan kau tiada lagi disisi
Mimpi indah yang bertukar ngeri
Malam-malamku dipenuhi tangisan sambil memanggil namamu
Sedangkan jeritan sukmaku tidak lagi didengari
Jalanku semakin longlai dan riak wajahku semakin suram
Berada dibelakang kamu
Aku melihat tapak yang ditinggalkan
Lidahku...
Aku tak berharap semuanya sempurna
Hanya sejimpit pengertian kuminta
Jika dulu aku ikuti kata Nala
Mungkin tak kan begini jadinya
Aku tak mencoba menjadi kuat
Berharap mampu urai sedikit penat
Walau hari hari terasa berat
Untuk sekadar menjaga harkat
Hidup dalam rasa bersalah
...