Alamku
…
Puisi 13 Baris bergambar di atas berjudul Alamku karya Yusrin
rindu sendu mengharu kalbu
sunggu berbakat kau petik hati
jikalau resah akan kehilangan
jangan berpikir aku lenyap
sampaikan pelukku, wahai kusam
sungguh tiada tampak jiwa berbunga
lebih lebih ku tak bertutur
hatiku rindu bukan kepalang
nestapa gancaran dilalui
waktu memisahkan akan...
Kupandang sebuah foto usang
Dimana semua tertawa riang
Terharu hati ini mengenang
Akan tulusnya kasih sayang
Darimu ibu
Betapa sepi aku disini
Bergelut dengan hitamnya hari
Namun kuyakin segala do’amu
Selalu terpanjat untukku
Maafkan aku tak pernah bisa
Untuk membalas semua cinta
Cinta yang selalu kurasakan saat bersamamu
apakah aku telah jatuh cinta padamu?
apakah aku mulai suka denganmu?
Cinta bila memang begitu kenapa baru
nampak…
kenapa baru muncul perasaan itu
setelah sekian lama kita bersama
bersama dalam menjalani persahabatan…
Cinta bila memang benar...
Jika ingin bermain cinta
Aku pasti bisa
Namun aku tak kuasa melihatmu menangis
Membekas trauma hingga kau terkikis…
Cinta adalah sinar terang
Yang menyinari hati setiap orang
Bukan permainan,bukan untuk berpetualang
Yang hanya datang lalu ditinggal…
Karena yang paling indah dari cinta adalah
Komitmen...
Pahitnya merindukanmu ibarat kopi robusta,
yang tidak tahu kapan ia berbunga,
seperti dirimu yang entah kapan ku harus melupakan, namun hanya diberikan kepahitan tanpa kemanisan.
senyumanmu ibarat sebuah creamer pekat, menenggelamkan kepahitan dari kopi robusta,
tapi menipu rasa,
keaslian rasa cinta yang engkau ucapkan.
aku ingin...
Seringkali “sendiri” memanggilku untuk kembali menelusuri rasa dalam hati.
Aku adalah bias penuh warna,
Dari serpihan kristal kaca.
Tak perduli bagaimana mencoba menyusunnya,
Tetap saja makin berhamburan tak terhingga.
(lebih…)
Kala lembayung senja merekah
Mengiringi langkah untuk berpisah
Di sudut hampa hanya berserah
Melepas kepergianmu dengan gelisah
Kebersamaan telah andamkaram
Terbelengu sendu yang mendalam
Raga menunggu dengan dama
Meski terdayuh sukma
Enam almanak kureguk demi harsa tersuguh
Pinantian filantropi agar tetap utuh
...
Menatap langit luas
Memandang lautan lepas
Mendamba penghuni melintas
Maaf tak seindah yang di atas
Kertas dirobek dan diremas
Berkaca-kaca dihancurkan
Keping-keping disatukan
Terlihat utuh dan berbekas
Sesal pun termenung
Bayang-bayang datang tak menyapa
Maaf…
Derita ini
Kebas hingga tak...
ibu…
tanpa mu,aku tidak bisa lahir..
tanpa mu,aku tidak bisa melihat dunia ini
dan tanpa mu,aku tidak bisa sebesar dan sekuat ini
ibu…
kau malaikatku…
kau pahlawanku
dan kau matahariku
ibu…
aku tidak tahu harus berkata apa…
terima kasih,itu tidak cukup
...
Jika tuhan menciptakanmu
Mungkin ini surat dari tuhan
Atas ulah para penghuni buana
Yang selalu tamak
Rasanya buana ini ingin menangis
Buana ini merasa kesepian
Bahkan masjid di buana ini menangis
Menangis karena ulahmu
Yang membuat semua terlihat hampa
Masjidpun rindu
Rindu...
Kau,
Yang kusayang
Yang tersayang
Jangan hilang
Jangan lupa arah pulang
Kau,
Yang tercinta
Yang terkasih
Duduklah
Disini
Bersama
Seirama
Selamanya.
Pada suatu hari nanti
Aku akan kembali padamu
Tapi hanya dalam bayanganmu,
Engkau takan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti
Senyumanku takan kau lihat lagi
Tapi disetiap kesendirianmu
Kau akan tetap kugenggam.
Pada suatu hari nanti
Walau kau tak merasakan
Kasih sayngku...
Sepi menyeruak,
dari raga yang t’lah lama tak sudah semarak
Kelam datang pula tak lantas lalu,
pada angin terhempas nan bisu
Malam sudah menggelayut,
tapi bintang tak juga kerlip, pekat tak surut
Ombak berdebut, menderu mengharu
Menyadar ‘kan jarak Bima yang bertuba, meragu
Ragukan hangat...
Saronenku memecah,
Ketika aku menyanjungmu,aku menyimak larik Sapardi tentang suatu hari nanti
Sementara orang orang mengurung seru dan aku berkeliaran mencari ketiadaan,
Sebab saronen mewabah lebih cepat dari perkiraannya
Lantaran pinisan duka itu telah koyak menjengat
Ia fikir hedonisme dipercaya betul
“Pada suatu hari...
Mentari pagi terbangun dari tidurnya
Awan pagi amat berseri
Wahai engkau mentariku
Bangunkan aku dari tidurmu
Sadarkan aku dari mimpi tentangmu
Engkaulah sang mentariku
Cahaya dalam hatiku
Yang mewarnai hariku
Oh Tuhan sampaikan sejuta salamku padanya
Wahai bintang jagalah tidur malamnya
Biru si raga yang berisik
Simpan hal sampai jiwanya terusik
Bak tenggelam dalam malam
Mengais nafas tebit terbenam
Biru si raga yang ceria
Raib lekuk bibirnya
Melangkah bingung
Menetap kadung
Terkunci di bilik emosi
Harapkan tangan mengulur kemari
Ratusan hari sia-sia
...
Teman
Waktu berlalu, tak terasa begitu cepatnya
Saat berada didekat kalian aku merasa riang
Kalian yang membuat hari ini tak begitu basi
Lelucon, canda, tawa menyatu dengan serasi
Kadang ada cinta, kadang ada benci
Begitulah adanya
Kau temanku, matahariku
Menerangi dan memberi semangat untuk hari...
Lagak bentak dalam benak
Tegak gertak redam muak
Tertawa tanpa bahak
Karena duka telah lihai melawak
Geram dalam muram
Seram mentah yang di peram
Tanpa kalam menyelam malam
Tiada sulam diantara cabik yang menerkam
Ayo!
Pacu lucu
Picu…
Hingga bengis tangis...
Bukanlah tiada perasaan malu yang hadir
Tiada pula rasa kesal dan sesal
Karena semua hadir tanpa kehendak yang disengaja
Namun,
Jika semua harus berakhir
Janganlah berakhir dengan pualam tak bergeming…
Sebenarnya tiada kerinduan
yang berubah emosi
Tiada kasih sayang
yang berubah amarah
...
Rindu…
Engkau datang tanpa di pinta
Seperti Corona yg datang tanpa di undang
Rindu ini bukan rindu biasa
Rindu ini bagaikan kerinduan
Yang tak berujung
Engkau selalu menghantui pikiran ku
Karna mu aku tak bisa tidur
Karna mu aku tak bisa kerja
Kau awali detik langkahmu
Dengan penuh senyum
Yang teriring dengan semangat
Itulah dirimu
Hari-harimu berlalu
Takpun terasa
Hari- harimu selalu
Penuh perjuanganmu
Tak kenal lelah oleh detikmu
Tak kenal letih oleh senyummu
Tigapun tak terasa
Bahagia kau genggam
Senyummu kau...
Amarah …..
Tangisan…..
Kesedihan …..
Layaknya ditelan bumi
Luapan itu tak pernah keluar
Tak pernah terdengar
Dibalik senyuman
Ia bersembunyi
Semakin dalam
Semakin terpendam
Dalam ruang yang gelap
Namun…..
Entah sampai kapan
Ini sulit hilang
Sampai sekarang tiada yang bisa menghentikannya
Ini semacam virus
Virus cinta maksudku
Setiap malam ku batuk, rindu
Setiap siang ku panas, gelisah
Kepalaku pusing,
Pusing memikirkan mu
Dan sekarang, aku terinfeksi
Gejala ini sudah lama
Namun ku dinyatakan positif...
Hingga pertemuan pun terjadi,,
Awalnya biasa saja,,
Ketika dia melihat,, aku pun melihat,,
Seperti seorang pembeli dan penjual,,
Menit pun terus bergulir,,
Tanpa terasa,, dia orang yang sangat menarik,,
Seru,,seperti anak umur 5 tahun menemukan mainannya,,
Bahagia,, tersenyum sendiri,,
Waktu pertemuan pun...