Sendiri
…
Puisi 13 Baris bergambar di atas berjudul Sendiri karya Suanna alfahri
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
...
Mentari pagi terbangun dari tidurnya
Awan pagi amat berseri
Wahai engkau mentariku
Bangunkan aku dari tidurmu
Sadarkan aku dari mimpi tentangmu
Engkaulah sang mentariku
Cahaya dalam hatiku
Yang mewarnai hariku
Oh Tuhan sampaikan sejuta salamku padanya
Wahai bintang jagalah tidur malamnya
Tak lama kau berkicau,,
Dan tak banyak yang kau sampaikan,,
Hingga para jejaka ini tak pelak,,
Melirik kesana kemari,,
Seperti kau melihat media,,
Saat kau berkicau sedikit,,
Media menampilkan banyak,,
Seolah burung ini elang,,
Seolah burung ini gagah,,
Sangat pandai berkicau,,
Terkadang seseorang lebih memilih untuk tersenyum,
Hanya karena tak ingin menjelaskan kenapa ia bersedih…
Tidakkah rindu masih kau anggap ada,
Meski kau kubur dalam-dalam atau kau karamkan di tengah samudera…
Tentangmu,
adalah senja yang selalu penuh keindahan dan tentangku,
Hanyalah malam yang larut dalam keheningan… (lebih…)
Tentang masa lalu
masa dimana aku kamu dan dia
menjalin kisah bersama
merajut asa meraih cita
mencoba tuk saling mendewasakan
memahami arti kebersamaan
arti kebahagiaan
arti kesederhanaan
hingga akhirnya
kita harus belajar arti kehilangan
teruntuk mereka
yang menemaniku
...
Jika sudah tak sudi
Jikalau tak lagi mengerti
Palingkan saja
Hapus semua yang pernah ada
Jangan kau menyisakan
Setangkup harapan
Seribu penyesalan
Sebait kenangan
Yang pada nantinya
Yang pada akhirnya
Itu adalah duri
Yang senantiasa menyakiti
…
Angin menghela nafasnya,
Seolah beban membawa cuaca,
Pucuk pepohonan menari tarian gila,
Mabuk oleh air haram manusia.
Bumi malas menjaga anak-anak,
Lempeng-lempeng kerak yang selalu berjingkrak,
Manusia kian lihai berdusta,
Lengkap dengan topeng-topeng baja,
Hati bersembunyi entah dimana,
Haha… mungkin takut pada...
Seringkali “sendiri” memanggilku untuk kembali menelusuri rasa dalam hati.
Aku adalah bias penuh warna,
Dari serpihan kristal kaca.
Tak perduli bagaimana mencoba menyusunnya,
Tetap saja makin berhamburan tak terhingga.
(lebih…)
Ketika nanti tubuh ini
Terdampar pada ruangan sempit
Terselimut akar-akar penuh duri
Tiada daya kecuali menangis sendiri
Saat baju tinggalkan jiwa
Hanya menyisakan raga berlumur dosa
Inginku kembali pulang
Namun, jalannya telah tertutup sempurna
Isak tangis menelan gulita
Tertunduk patuh pada...
Kita ini tuna muda di tengah samudera,
Tak tahu apa selain koloni saja,
Spesies luar begitu asing,
Dunia ramai kejam dan selalu bising,
Kau buka dengan pena,
Tabir misteri generasi kita,
Kau bilang itu semua cakrawala,
Luasnya ilmu Sang Pencipta,
Jubahmu telah memudar bu,
Hingga pertemuan pun terjadi,,
Awalnya biasa saja,,
Ketika dia melihat,, aku pun melihat,,
Seperti seorang pembeli dan penjual,,
Menit pun terus bergulir,,
Tanpa terasa,, dia orang yang sangat menarik,,
Seru,,seperti anak umur 5 tahun menemukan mainannya,,
Bahagia,, tersenyum sendiri,,
Waktu pertemuan pun...
“Tanpa Makna”
Oleh: Wahyu Eka Nurisdiyanto
Masih melempar manis senyuman pada hujan bulan November
November yang sendu bertabur syahdu
Kesyahduan gemericik rindu mengekang hujan yang tak kunjung reda
Mereda sesekali, lalu deras kembali
Mengembalikan separuh rasa tanpa makna
Aku menatap pada basah bilik jendela kaca
Teman
Waktu berlalu, tak terasa begitu cepatnya
Saat berada didekat kalian aku merasa riang
Kalian yang membuat hari ini tak begitu basi
Lelucon, canda, tawa menyatu dengan serasi
Kadang ada cinta, kadang ada benci
Begitulah adanya
Kau temanku, matahariku
Menerangi dan memberi semangat untuk hari...
Sepi menyeruak,
dari raga yang t’lah lama tak sudah semarak
Kelam datang pula tak lantas lalu,
pada angin terhempas nan bisu
Malam sudah menggelayut,
tapi bintang tak juga kerlip, pekat tak surut
Ombak berdebut, menderu mengharu
Menyadar ‘kan jarak Bima yang bertuba, meragu
Ragukan hangat...
Kau,
Yang kusayang
Yang tersayang
Jangan hilang
Jangan lupa arah pulang
Kau,
Yang tercinta
Yang terkasih
Duduklah
Disini
Bersama
Seirama
Selamanya.
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
...
ibu…
tanpa mu,aku tidak bisa lahir..
tanpa mu,aku tidak bisa melihat dunia ini
dan tanpa mu,aku tidak bisa sebesar dan sekuat ini
ibu…
kau malaikatku…
kau pahlawanku
dan kau matahariku
ibu…
aku tidak tahu harus berkata apa…
terima kasih,itu tidak cukup
...
Sudah lah..
Jangan mengeluh, itu hanya untuk ras lemah.
Aisah ..
Kamu cantik, pasti akan ada yang lebih dari yang kamu suka.
Nikmati saja dulu kesendirian ini.
Agar kamu paham artinya suatu hubungan sah.
Jangan iri lagi, dia bukan orang baik.
Berhenti lagi memikirkan...
jerit tangis dalam haty yg tak tertahankan
aku merasakan haty yg membeku
aku sulit merasakan jantung ku yg tak berdetak
ku pejamkan mata ini
sulit ku bernafas dengan baik
aku bingung ….
entah harus k mana dan di mana aku akan singgah
ku...
Aku cuba lari dari pesta dunia
Mencari jalan ke raudhahnya
Mengubah haluan dari kecelakaan
Dengan pantas mencari keredhaan
Aku berjumpa dengan sang kedamaian
Saat aku sujud dan mengira tasbih
Aku kenal sang kesabaran
Saat aku pedih menahan kelaparan
Aku bertemu sang pengasih
...
kulalui kelokan jalan bebatuan
tempat dimana darahku yang tercecer tertawa
dan menungguiku kembali lagi menatapnya
sekilas kukatakan kepadanya, kepada bebatuan itu bahwa
aku ingin kembali menjemput kekasih
yang pergi dan tak kuketahui keberadaannya
sedang di langit sebelah mana ia
menyimpan dirinya yang dulu...
Jika ingin bermain cinta
Aku pasti bisa
Namun aku tak kuasa melihatmu menangis
Membekas trauma hingga kau terkikis…
Cinta adalah sinar terang
Yang menyinari hati setiap orang
Bukan permainan,bukan untuk berpetualang
Yang hanya datang lalu ditinggal…
Karena yang paling indah dari cinta adalah
Komitmen...
Aku ingin membagi malam atas dua pilihan sama seperti halnya bohlam tertawa membagi pekat dan bertanya.
Satu bagian lain lengkap dengan caya rembulan
Satu bagian lainnya tanpa caya dan cakapan liar menanti dijari lukisan kaca.
Aku membagiku atas dua diri
Aku membaginya tengah-tengah antara caya rembulan...
Ini sulit hilang
Sampai sekarang tiada yang bisa menghentikannya
Ini semacam virus
Virus cinta maksudku
Setiap malam ku batuk, rindu
Setiap siang ku panas, gelisah
Kepalaku pusing,
Pusing memikirkan mu
Dan sekarang, aku terinfeksi
Gejala ini sudah lama
Namun ku dinyatakan positif...