Kisah perjuangan hidupku
…
Puisi 15 Baris bergambar di atas berjudul Kisah perjuangan hidupku karya Yusvina
Hijab yang tertutup,,
menutupi seluruh tubuhnya,,
Berjalan dengan tertunduk,,
Bagaikan wanita yang menjaga martabatnya.
Kitab, selalu menjadi bawaannya setiap saat,,
Wanita cerdas,,
Yang mampu memilih keputusan,,
Dengan baik di sertai senyum,,
Bersahaja dan Indah…
Kata yang pantas untuknya…
Bukti kebaikan pribadinya…
...
Rindu ini terpaut olehmu
Namun Semuanya bias
Abstrak tak bermakna
Rindu ini bertuan padamu
Namun Semuanya hampa
Gelisah tak berujung
Rindu ini milikmu
Aku sematkan pada pelangi jingga
Yang membentang dibatas horizan
Agar kau tau tau
disini aku meriduimu
Berpijaklah diatas kakimu sendiri
Jangan biarkan kau jadi benalu
Kemandirian mu akan mandeg
Kau kan lupa jadi dirimu
Biarkan kakimu menopang mu
Lapaslah pelukan mu dari orang lain
Penyesalan mu tiada arti kelak
Terlambat melangkah
Kau harus kembali ke titik nol
Tak peduli...
/1/
susu dalam gelas
pindah ke perutku
—usus halus berhenti menangis
sementara waktu
/2/
kancil, sangkuriang, cinderella
keluar dari mulut ibu
masuk ke telingaku
mendekam di kepala
/3/
lampu kehilangan cahaya
tapi mataku masih bersinar,
ibu memupukkan doa
...
Si pengobral janji
Demi kursi di bawah partai
Berkolaborasi memiskinkan negeri
Kepercayaan kami “KAU” nodai
Setelah berjas dan berdasi
Masihkah punya hati
Atau memang sudah mati
NKRI harga mati
Jadi polemik anak negeri
Jangan salahkan kami
Wahai ibu pertiwi
...
Sekolahku libur gara gara corona
Tetapi ini bukan liburan
Tugas tugas dikirimkan
Sementara aku bermalas malasan
Memang tugas itu tidak sepantas nya dikirimkan
Jika sekolah adalah rumah kedua
Tempat belajar adalah fungsinya
Seharusnya tak sepantasnya
Aku mendapatkan tugas
Karena lokasi sekarang adalah di istana
Dahulu aku ingin mengubah DUNIA,
Tujuan yg sebenarnya MULIA,
Bukan sekedar untuk berita-RIA,
namun entahlah…
Sekarang semuanya terlihat sia-SIA.
Jika memang tidak TERSEDIA,
Sekarang keiinginanku hanyalah membuat kelurgaku BAHAGIA,
Sebab hanya itu yg dapat membuatku CERIA,
Harapan kecil dari hati seorang PRIA.
Hidup...
Langkahku kian berat,
Tiada satupun wajah hangat,
Hanya kerumunan pejalan membawa penat,
Suatu sore pukul 5:20 tepat.
Manusia kian linglung dicambuk tenggat,
Demi pencapaian menaikkan derajat,
Jangankan untuk memberi manfaat,
Mensyukuri saja serasa tak sempat.
Pekerja membabi buta,
Tak ada waktu selain bekerja,
Otakku sudah penuh
Pikirku pun terasa jenuh
Begitu banyak yang bersemayam di hati ini
Jejali ragam cerita di segala sisi tanpa arti
Semuanya..hanya tentangmu…
Ya..hanya tentangmu…
Lahirkan beribu rasa sejuta wahana
Hingga aku berasa gila
Gila karena mencintaimu….
Tiada obat mujarab...
Ketika sang angin membisiksan tentang itu
Aku tidaklah pernah mengerti apa yang dimaksudkan
Seakan menyentuh hingga menusuk kalbu
Yang membuat hati menjadi bisu
Entah apa yang sang angin ingin sampaikan
Harapan hanya berita kesenangan
Tanpa ada kedukaan dalam hati
Tapi nyatanya sang angin...
Malaikat hati,
Terima kasih atas doa yang slalu kau panjatkan..
Terima kasih atas penjagaan yang tlah kau lakukan..
Terima kasih atas kiasan-kiasan kisah yang kau abadikan..
Terima kasih atas halusnya nasehat yang kau haturkan..
Terima kasih atas tutur kata yang kan slalu bermakna yang berikan..
kuharap kita dapat bersua di tepi waktu
seperti sinar yang tak sembul dan suara yang tidak melesit
mengalir pelan, meliuk searah busur jiwa
sekelebat bayangan semu
aku menulis di atas batu retak sayup-sayup bernada geretak
bola mataku terantuk tembok sempoyongan mengantuk
kemarin dan hari ini...
padahal hanya sekali kita hidup
saya sebut mereka dengan mereka karena mereka merupakan saya dan dia yang lain
lagipula mereka tidak kembar identik seperti mereka yang punya satu pikiran
ketidaksengajaan mungkin yang membuat saya bertemu mereka berulang kali
dan mungkin mereka bertemu mereka yang lain atau mungkin saya dan atau...
Mendung yang menyelimuti mulai menepi
Langit biru menaungi cerahnya mentari
Selalu ada peluh yang terjatuh
bersimpuh dalam riuh yang mengaduh
Selalu ada linangan airmata
Yang pada akhirnya bermuara
di lautan kemenangan
atas segala tipu daya
atas jiwa-jiwa kesatria nan mulia
Cukuplah mereka...
Rindu adalah keseimbangan yang utuh antara cinta dan kasih sayang
Penyesuaian sempurna untuk temu
Seperti Puisi
Rindu adalah Harmoni diksi
Tentang Personifikasi dan metafora
Seperti kata
Rindu adalah rasa abstrak di jiwa
Menyatukan hasrat dan imaji
Seperti Angin
Rindu adalah candu untuk temu
Sobat…
Lihatlah dia yang disana
Seseorang yang gagah mempesona
Membuat hatiku seakan terpana
Melihat ketampanan wajahnya
Sobat…
Dialah sang penakluk hati
Yang selama ini membuatku tak mengerti
Membangun 1001 labirin hati
Yang tak pernah dapat kuhindari
Sobat…
Bantu aku mendapatkannya
...
A night without you it feels so cold
Noone but you that I need to hold
Add my life with a wonderful feelings
Special girl with a special things
Touch my heart and refresh my mind
Anytime anywhere you always make me fine
Since...
Agar kau lebih percaya
bahwa aku memang bukan peniru, kukirimkan padamu sebungkus cerutu
dan salam dari si Guevara.
“Merokok kala senggang ialah sobat sejati bagi tentara yang kesepian,” katanya.
Ia tak hanya lupa
bahwa kita bukan tentara,
tak pula ia mengira kala senggang
...
Terbersit luka
Saat aku merelakan mu pergi
Harus ikhlas meski tak Ingin,
Sebab Ku tahu wujud cinta
Tak selamanya harus bersama.
Cinta yang hakiki adalah merelakan
Tanpa Engkau minta
Engkau kan hidup dalam setiap kenangan
Meski temu tak akan menyatukan kita
...
Merekahlah sayang…
pada bulan juni di penghujung senja,
kala angin mulai menyesap cakrawala
seraya langit hening meratapnya…
Terbanglah sayang…
pada bulan juni di penghujung senja,
kala bulan enggan ke peraduannya
seraya bintang menyapa cinta
Juni senja menyapa kita
Juni senja menyatukan kita
Lalu,...
Sudut bibirmu selalu naik,
Sikapmu ramah begitu simpatik,
Pun ketika kau usap wajah dari baunya ludah,
Juga saat darah mengalir di wajahmu yang lelah,
Bila saat itu kami disana, kuatkah menahan amarah ?,
Dan mungkin aku yang pertama tersedu,
Ingin kurobek mulut si pembuang ludah,
Kadang aku punya segudang tanya,
Apa itu bahagia,
Airmata bunda melihat kita lahir didunia ?,
Seringai balita memperhatikan tepukan kita ?,
Atau gelak tawa bocah bermain sepeda ?
Apa sebenarnya itu bahagia ?,
Teriakan mahasiswa menyambut gol Barcelona ?,
Atau ramainya mereka bermain video...
aku tidak pernah mengikatmu
untuk selalu bersamaku
ketika kamu memang ingin pergi
aku persilahkan kamu untuk pergi tanpa kembali
apabila memang aku tidak seperti apa yang kamu harapkan
tidak seperti apa yang kamu bayangkan
pergilah dan tinggalkan
tapi ingat!
ketika aku menjadi orang...
Bulan menemaniku,,
surya tinggalkan hari,,
bergantian,,
pada ramah,,
tunas bertumbuhan,,
sehabis badai datang,,
pasang dan surut,,
peristiwa ini takkan selesai,,
dan tak berakhir,,
hingga semuanya mati,,
mungkin benar kata kang Ebit,,
Tuhan sudah bosan melihat kita,,
selalu bangga...