Symphony of death
…
Puisi 20 Baris bergambar di atas berjudul Symphony of death karya Inong Islamiyati
Dua bulan tampaknya telah berbeda
Setelah manisnya kebebasan kita genggam,
di atas tiang penghormatan
Bapak proklamator berpidato di atas dunia,
kita bangga melihat berita
Hingga serdadu mengepung simpang lima,
dendam berkobar dalam panasnya surya mendidih
Lima hari terasa lumpuh, pertempuran masih belum usai
...
Relung hati
Aku berfikir kembali atas anugerah sang ilahi
Mengamati daksa yang sempurna
Mengangkat kedua telapak yang masih ada
Berbicara lantang dengan nada dan melodi yang indah
Dengan semua yang diberikan sang Maha Kuasa terkadang masih di anggap tak sempurna
Bagaimana nasib mereka
...
Pantai ini telah sunyi
Tinggallah kududuk sendiri
Menatap lautan di garis pantai
Ombak kecil bergantian menggapai kaki
Meninggalkan buih di sela jemari
Disini tulisan” itu kemudian terhapus
Tersapu terbawa ombak dalam arus
Bahkan beberapa kata lenyap
Dipelukan samudera yang senyap
Disini aku masih terduduk sendiri
Pada setiap jejak” kenangan
Yang...
Kau datang dimana
Hati ini sedang terluka
Disaat sepi melanda jiwa
Kau hibur aku dengan canda tawa
Dengan senyuman manismu
Kau buat aku nyaman bersamamu
Dan inginku selalu melihatmu
Tersenyum manis di sepanjang harimu
Didalam matamu
Berasa ada cahaya yang menyinariku
Di...
Seiring atma terasa gelabah,
Kini rindu kian berirama
Mengharapkanmu raga ini terus terdayuh
Yang setia berangan sebagai derana
Detik terus berdetak
Perasaan yang kini bersemarak
Janjimu tertinggal di setiap diksi
Pair jantungku untuk sebuah adorasi
Masih dibawah indurasmi
Bernyali meski tetap dikhianati
...
Hujan di sore itu
Karya
INDRIYAWATI KOMALASARI
Hujan di sore itu..
Kita lagi bersama
Tertawa riang dan menikmati rintikan demi rintikan
Yang membuat perasaan kita merasa tenang
Hujan di sore itu….
Menghapus air mata kita
Dan mengubahnya dengan kebahagiaan
Kebahagiaan yang begitu...
Kayu ukur kita sudah buat yang terbaik,
Terkadang hanya pada mata kita dan apa yang kita rasa,
Biar puas kata pada hati,
Sedangkan cabaran masih berliku-liku,
Banyak tomahan yang perlu kita tempoh,
Perkara buruk yang dipandang pada insan lain,
Terkadang terpalit pada diri,
...
I try to stop my thoughts
Say, “I need someone to hold.”
Could you cry for me
If I wasn’t in homie
Could you crying
If I’m dying
Wake up with tears
Cause I’m no longer here
Hold me tight tonight
I’m tired...
Geliat Pejuang Agama berangkat di laga ilmiah
didorong pujangga akal dan penjaga amaliah
tak lagi dikhawatirkan akan hiruk pikuk rupiah
ada kala menangisi keseharian yang mesti ditinggalkan
sedikit merenungi kesenangan yang harus dilupakan
beberapa menyesali dunia yang wajib dielakkan
berpisah sementara bukan berarti benci
bukan...
Dulu…Pas beta dengar kata ” POSITIF”
beta yang pasif langsung aktif
Sekarang…Pas beta dengar kata “POSITIF”
beta jadi sensitif
Beta lia poster tiga M dimana-mana, tapi beta bilang itu talalu lebay
Pemerintah kas keluar protokol, tapi beta bilang Pemerintah talalu alay
Beta selalu omomg, “Ta’usah takut, sante sa”
...Kau bagaikan bunga mekar yg harum..
Namun apalah arti diriku jika kau bunga yg indah..
Mungkinkah aku salah satu dari lebar yg slalu mengincar harum mu ? Sehingga kau tak melihat adanya diriku, dikarenakan banyak lebah yg mengejarmu..
Ataukah hanya semut yg mengharapkan kau menoleh kebawah melihatku.....
bolehkah kutanya dirimu
tentang apa yang terjadi padamu
mengikut alur entah berantah
tak kunjung sirna di pelupuk mata
penuh harapan diawal kedatangan
bahkan naif akan adanya kesempatan
lebih suka menimpakan kesempatan
hingga hati menggema ” apa apaan ini! penyesalan!”
semua berpulang
satu persatu...
Bintang…
Kau nampak kecil dipelupuk mata
Cahayamu pun berkilau ria
Sungguh , sinarmu menenangkan jiwa..
Bintang…
Kau begitu indah
Senyummu menemani malam-malam sunyi
Menaburkan kekaguman tersendiri
Merangkai tawa dan canda dihati..
Kau layaknya berlian Kristal
Begitu anggun nan elegan
Percikan kilauanmu...
Semesta bersahaja menyalin rupa
Pertanda waktu enggan berdusta
Gulita menjelma tirai cahaya
Perantara masa yang sementara
Gemintang berpadu melebur petang
Melepas surya kembali pulang
Rembulan datang kodrat terulang
Merangkai tenang tanpa penghalang
Tiada sesal dalam gelap
Membuka ruang pijar gemerlap
Mengiringi lelap...
Kenapa kau datang
kedalam mimpiku
dengan indahnya
Hingga ku merajut asa
untuk merajut lara
Dan di saat ku tersadar
Ku berubah menjadi
seorang yang tak pernah
jemu memkirkanmu
Kita yang terpisahkan
oleh tempat
Tapi kau tak pernah jauh
...
Aku termangu dalam serpih-serpih hari yang tak pasti
Duka ini dari siapa?
Kesepian ini datang dari mana?
Luka ini … siapa penyebabnya?
Saat ku tatap nabastala
Hanya ada nestapa di sana
Lalu sang rinai jatuh membasahi bentala
Menciptakan petrikor yang menyesakkan dada
Kenapa semuanya...
Buat apa aku harus bermimpi sedangkan kau tiada lagi disisi
Mimpi indah yang bertukar ngeri
Malam-malamku dipenuhi tangisan sambil memanggil namamu
Sedangkan jeritan sukmaku tidak lagi didengari
Jalanku semakin longlai dan riak wajahku semakin suram
Berada dibelakang kamu
Aku melihat tapak yang ditinggalkan
Lidahku...
Sirah bak darah
Beranjau bagai Puspa mawar merah
Mabuk kasmaran ayu laksana
matik bercabang
Lamun tanpa terperdaya
Sela dua insan nan silih menyakiti
Namun terus mengharapkan
Silih memperdayai
akan menyelimuti pandangan
Tiada menghiraukan bila pergi
Namun remuk kala ditinggal
Muslihat tidak...
Ketika AKU bertanya
Apakah itu kebaikan?
Ketika AKU bertanya
Apakah itu kejahatan?
Ketika aku bertanya lagi
Apakah itu kehidupan sebenarnya?
Seperti sebuah sungai yang mengalir
Empat ratus empat puluh hertz merupakan nada dasarnya
Tempo, birama, dan nada-nada lain telah menggangu ketenangannya
Dan...
Di ujung lorong melempar batu,
Tiada kena munculkan dendam,
Mengakar masalah menusuk diri,
Menari lembut diatas dahaga
Lorong itu tak berujung,
Sungguh aneh permalukan hati,
Celah nyata mencekik dunia,
Menopang raga hitam tak berbekas
Jiwa tertanam dalam heningnya waktu,
Menatap lorong akankah nyata,
Lama
kata-kata yang ingin ku tuang dalam otak berbejana
sekuat hamparan kelopak pelindung netra
ingatkan kira dan daya untuk rasa semua alpanya bersanding di dalam dekapan dada seorang dara tertunggu untuk bersua di lalainya surga dan indahnya asmara
sepi
suci penuh duri yang siap untuk jadi...
Aroma musim itu…
Lama telah hilang
Meninggalkn kesan semerbak angan-angan
Dikala kau menyapa tanpa bayang
Sapa lah aku..
Yang kini hampir bosan menunggumu setiap saat.
Juni telah terlampaui, Agustus pun telah terlewati
Bahkan Septemberpun sudah berlalu
Bersama mimpi-mimpi nan hampa
Sapa lah aku…
Merah rapuh namun masih nampak kokoh
Kursi dibalik pintu.
Kemarin, mungkin.
Kursi itu tegak gagah dengan tuan ber jam megah
Kemarin juga disitu,
Disana ada karpet dan disini bucket
Ah, kini kemana
Kau yang membawa mereka?
Kau beranjak dari kursi merah dengan begitu...
Aku tak pernah ragu akanmu diriku
Kau kuat, karena setia menemaniku
Tak banyak yang begitu
Tapi kau mampu
Aku tak pernah meragukanmu diriku
Kupaksa kau selalu berjibaku
Dalam egoku, namun tak sekalipun engkau menggerutu
Tak banyak yang mampu
Tapi kau mau
Aku tak...