Senyumku kini
…
Puisi 20 Baris bergambar di atas berjudul Senyumku kini karya TorehanLia
Seiring atma terasa gelabah,
Kini rindu kian berirama
Mengharapkanmu raga ini terus terdayuh
Yang setia berangan sebagai derana
Detik terus berdetak
Perasaan yang kini bersemarak
Janjimu tertinggal di setiap diksi
Pair jantungku untuk sebuah adorasi
Masih dibawah indurasmi
Bernyali meski tetap dikhianati
...
Adakah sisa harapan?
Menunggu seperti sedang berdiri disudut taman
Memandang halaman kosong, lengang
Terasa seperti terpojokkan dan menepi
Adakalanya lelah itu datang
Dan disaat yang bersamaan kau harus membuat pilihan
Bertahan atau tetap berdiri menunggu?
Perhatian dan caraku menatapmu
Mengartikan sesuatu yang tak bisa...
Dulu…Pas beta dengar kata ” POSITIF”
beta yang pasif langsung aktif
Sekarang…Pas beta dengar kata “POSITIF”
beta jadi sensitif
Beta lia poster tiga M dimana-mana, tapi beta bilang itu talalu lebay
Pemerintah kas keluar protokol, tapi beta bilang Pemerintah talalu alay
Beta selalu omomg, “Ta’usah takut, sante sa”
...Ketika AKU bertanya
Apakah itu kebaikan?
Ketika AKU bertanya
Apakah itu kejahatan?
Ketika aku bertanya lagi
Apakah itu kehidupan sebenarnya?
Seperti sebuah sungai yang mengalir
Empat ratus empat puluh hertz merupakan nada dasarnya
Tempo, birama, dan nada-nada lain telah menggangu ketenangannya
Dan...
Sudah dua puluh tahun umurku
Aku tumbuh dari keluarga yang sederhana
Hidup apa adanya tanpa mengeluh
Kedamaian terasa begitu indah
Itu dulu, sebelum aku menginjak kuliah
Rasa pikiran bagai tak ada beban
Tapi kini hidup bagaikan terjerat
Yang membuat kita seakan lagi sekarat
Zaman...
Berbisik lirih dari ruang nan semu
Tatapan kosong selalu menghampiri
Layu dan hampa kurasa
Tak lagi seperti dulu bercahaya.
Ku tau kita tak lagi sama
Jarak kita bebeda
Pandangan kita berbeda
Derajat kitapun berbeda.
Namun, dari itu aku berpijak
Setapak demi setapak aku...
Air fatamorgana
Seakan jadi nyata
Angin malam purnama
Sampaikan rinduku padanya
Di bawah pancaran purnama
Ku sujudkan syukur pada-Nya
Telah hadirkan bidadari
Yang mendamaikan hati ini
Ingin aku eratkan
Ikatan diantara kita
Agar tak terlupakan
Kisah indah kita bersama
Namamu selalu...
bolehkah kutanya dirimu
tentang apa yang terjadi padamu
mengikut alur entah berantah
tak kunjung sirna di pelupuk mata
penuh harapan diawal kedatangan
bahkan naif akan adanya kesempatan
lebih suka menimpakan kesempatan
hingga hati menggema ” apa apaan ini! penyesalan!”
semua berpulang
satu persatu...
Mentari senjaku … Kau tampak begitu indah
Jingga merona dan tampak mesra menggugah jiwa
Dalam heningku menatap senja yang semakin jingga dan nampak bepaling muka kembali ke peraduannya
Senjaku menemani detik-detik perpisahanku
Senjaku menarik paksa senyum indah sang kekasih pemilik hati
Pandangan mataku seketika hambar menatap...
bersama puluhan nama pada tenangnya kelas
terbagi hitung naskah serta lembaran kertas
semua pertaruhkan kening hasil berguru keras meskipun satu, dua sosok ogahan malas
aku tahu apa yang kita harap jelas
tiada ketegangan terikat, aku mau bebas
waktu serasa berjalan pelan dan lepas
ketika hawa...
Rumput liar terangkat oleh tangan yang lunglai
Tanpa semangat di tanah yang urung jadi haknya
Mengais rizki dari tanah itu
Ah…besok lagi tanganku gerakkan
Semakin hijau warna daunnya
Kemarin masih menguning pucat
Menunggu hujan turun bersama petir
Akar yang lapar tanpa asupan
Gairahkan hidupmu...
Jadikanlah ku tentera Fisabilillah,
Yang tertera di kalimah harap memanduilah,
Entah apabila persimpangan tiba,
Hidup penuh rintangan harus kuhadapinya,
Harapku tidak lupa diri bila gembira,
Dan cuma mula mencari Kau disaat hiba.
Ku cuma manusia penuh dengan kesilapan,
Tapi bisa membezakan cahaya dan kegelapan,
...
Kutulis kesedihan demi kesedihan
kutampal pada bingkai kepedihan
kusimpan dalam peti kelukaan
namun ketuhar kesakitan memanggang
kepingan memori
panasnya membahang sekepal hati
melecet keruping lalu berdarah kembali
gurisan calar berbekas di lidah pura-pura
dendam lama terperuk diam bingkas menuja
meluap-luap genderang...
Kau datang dimana
Hati ini sedang terluka
Disaat sepi melanda jiwa
Kau hibur aku dengan canda tawa
Dengan senyuman manismu
Kau buat aku nyaman bersamamu
Dan inginku selalu melihatmu
Tersenyum manis di sepanjang harimu
Didalam matamu
Berasa ada cahaya yang menyinariku
Di...
Di ujung lorong melempar batu,
Tiada kena munculkan dendam,
Mengakar masalah menusuk diri,
Menari lembut diatas dahaga
Lorong itu tak berujung,
Sungguh aneh permalukan hati,
Celah nyata mencekik dunia,
Menopang raga hitam tak berbekas
Jiwa tertanam dalam heningnya waktu,
Menatap lorong akankah nyata,
Aku tak pernah ragu akanmu diriku
Kau kuat, karena setia menemaniku
Tak banyak yang begitu
Tapi kau mampu
Aku tak pernah meragukanmu diriku
Kupaksa kau selalu berjibaku
Dalam egoku, namun tak sekalipun engkau menggerutu
Tak banyak yang mampu
Tapi kau mau
Aku tak...
I try to stop my thoughts
Say, “I need someone to hold.”
Could you cry for me
If I wasn’t in homie
Could you crying
If I’m dying
Wake up with tears
Cause I’m no longer here
Hold me tight tonight
I’m tired...
Tiada yang tahu kejatuhannya tanpa asal muasal;
Tiada yang melupa dimana sang hujan tercurah;
Ia yang hanya jatuh berlinangan terbasahi penuh sesal;
Ia yang menanti ketiadaan hari-hari yang cerah;
Terberkatilah wahai pepohonan yang berdesah;
Terberkati jualah hati yang menanggung gelisah;
Meneteslah wahai keakuan butir-butir awan;
Sirah bak darah
Beranjau bagai Puspa mawar merah
Mabuk kasmaran ayu laksana
matik bercabang
Lamun tanpa terperdaya
Sela dua insan nan silih menyakiti
Namun terus mengharapkan
Silih memperdayai
akan menyelimuti pandangan
Tiada menghiraukan bila pergi
Namun remuk kala ditinggal
Muslihat tidak...
Buat apa aku harus bermimpi sedangkan kau tiada lagi disisi
Mimpi indah yang bertukar ngeri
Malam-malamku dipenuhi tangisan sambil memanggil namamu
Sedangkan jeritan sukmaku tidak lagi didengari
Jalanku semakin longlai dan riak wajahku semakin suram
Berada dibelakang kamu
Aku melihat tapak yang ditinggalkan
Lidahku...
Dua bulan tampaknya telah berbeda
Setelah manisnya kebebasan kita genggam,
di atas tiang penghormatan
Bapak proklamator berpidato di atas dunia,
kita bangga melihat berita
Hingga serdadu mengepung simpang lima,
dendam berkobar dalam panasnya surya mendidih
Lima hari terasa lumpuh, pertempuran masih belum usai
...
Kenapa kau datang
kedalam mimpiku
dengan indahnya
Hingga ku merajut asa
untuk merajut lara
Dan di saat ku tersadar
Ku berubah menjadi
seorang yang tak pernah
jemu memkirkanmu
Kita yang terpisahkan
oleh tempat
Tapi kau tak pernah jauh
...
Pantai ini telah sunyi
Tinggallah kududuk sendiri
Menatap lautan di garis pantai
Ombak kecil bergantian menggapai kaki
Meninggalkan buih di sela jemari
Disini tulisan” itu kemudian terhapus
Tersapu terbawa ombak dalam arus
Bahkan beberapa kata lenyap
Dipelukan samudera yang senyap
Disini aku masih terduduk sendiri
Pada setiap jejak” kenangan
Yang...
Di bawah indahnya ukiran langit
Kutuliskan rasa dalam bait
Bagai benang yang dijahit
Bagai kayu yang dirakit
Tak terasa telah menetes peluh
Karena ternyata telah begitu jauh
Sampai pada tempat hati berlabuh
Pada jiwa yang tak pernah luruh
Namun apalah daya
Cinta hanya...