karya puisi pendek

Bendera Berdarah Oleh Agus Sanjaya

A

Bendera Berdarah

© Agus Sanjaya

Dua bulan tampaknya telah berbeda
Setelah manisnya kebebasan kita genggam,
di atas tiang penghormatan
Bapak proklamator berpidato di atas dunia,
kita bangga melihat berita

Hingga serdadu mengepung simpang lima,
dendam berkobar dalam panasnya surya mendidih
Lima hari terasa lumpuh, pertempuran masih belum usai
Nihon membawa obor dari pabrik tua, kita masih disandera

Merdeka atau mati!!!
Seruan yang sering terdengar dari radio usang pengisi sunyi
Mereka sudah dipukul mundur, merah putih kembali berkibar
Jangan biarkan api itu kembali padam!

Bapak beruban korban nyawa, tertembak dada kirinya
Semua sudah berakhir, bendera itu sudah dua warna lagi
Bendera itu sudah berdarah lagi
Kita hanya mengingat dalam sejarah,
yang diceritakan sampai kantuk mendera
Nama-nama yang selalu kekal, mereka belum mati

Agustus 2021-2022


Berapa nilai untuk puisi ini ?

Beri nilai dengan tap jumlah bintang dibawah ini. Dari kiri ke kanan 1 sampai 10

Average rating 10 / 10. Vote count: 5

Belum ada yang memberi nilai, jadilah yang pertama!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *