Hadirmu Bagai Khayalan
…
Puisi 17 Baris bergambar di atas berjudul Hadirmu Bagai Khayalan karya Nurrizka Putri Azahra
Semalam aku bermimpi
Didalam mimpiku aku bertemu seorang bidadari cantik
Yg dikirim oleh tuhan untuk menemani hidupku
Alangkah beruntungnya aku
Namun waktu terus berlalu
Dulu bibirmu yg mungil
Yg selalu memancarkan senyuman
Kini membiru dan terpaku
Dulu parasmu yg cantik
Berbalut dgn...
Pada satu arah,
pada celah antara langit yang merekah
dan bumi yang tengah sumringah,
ada sebuah petualangan
mengarungi keabadian.
Pada arah lainnya,
melalui halaman dan pintu rumah
dengan riasan sederhana,
ada sebuah dermaga
untuk meletakkan beban
dan kerinduan.
Aku...
Aku berada kembali
Banyak yang asing
air mengalir tukar warna,kapal kapal, elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain
rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain
Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan
lebih lengang pula...
biar kita tidak boleh mengubah dunia,
tapi jangan kita berubah kerana dunia,
segalanya jenaka memberi gambaran mempersona,
keasyikannya sementara untuk berfoya-foya,
penderitaan itu akan menjadi sahabatmu mempersendakan kehancuran,
sandiwara yang tercipta semuanya palsu,
hidup di dunia ini bukan untuk jadikan kau duniawi,
hasil...
Gelap rasanya..
Gerak lengkuk berkecamuk dalam pikirku.
Gerah rasa-nya.
Sunyi mendekapku terlalu kuat.
Bersama sepasang mata yang terus mengawasi.
Sedang mereka selalu tertawa di sekelilingku dengan bangga.
Bising… melebur dalam derasnya rasa.
Rasa yang membuatku lemah.
Sedang kau selalu tersenyum manis menatapku.
aku terperangkap dalam ayatku ini,
aku cintakan kamu,
dimana kau pergi,
hatiku sentiasa ada padamu,
meskipun kau telah dicuri orang,
hidupmu berubah indah,
aku hanya pemerhati dari jauh,
tersenyum,
kau bukan milikku,
tapi tak salah aku mencintaimu,
sehingga akhir hayatku,
Indah alunan nada menyerkam jiwa
Tentang rasa yang dulu sempat terkubur
Kini kembali mengisi hati
Menjamah seluruh sukmaku
Sekian lama berada dalam kehampaan
Termenung dalam kesunyian
Berbalut dengan rindu dan pedih
Rangkaian rasapun menyatu
Tapi….
Sebilah cinta menghujam hatiku
Manancap bagi...
si fasik malu untuk meluahkan cinta pada si abid,
ingin saja dibuang perasaan cinta hingga gila,
si fasik tidak reti adab berdoa,
yang dilakukannya hanya kemungkaran,
sedang hatinya sentiasa gundah gulana,
yang dilihat pada si abid adalah syurga,
sedang mimpi-mimpi malamnya adalah azab nereka,
Cukup aku mencintaimu saja dalam diam,
Lalu mematikan seluruh harap dalam dada,
Lantas sebait tanya mengusik benakku,
Pernahkah aku terlintas di pikiranmu saat kau tak rindu aku?
kau lihat jendela yang basah itu,
Manakah yang lebih tabah,
‘Hujan Bulan Juni’ tuan Sapardi,
Ataukah Hujan Rinduku...
Kita pernah melihat hal yang sama meski tak saling melihat.
Tiga tahun hati melunak keringat berdarah.
Untuk likunya kita perjuangkan, berpaut mesrah.
Melawan waktu, melawan dunia.
Pun baranya bersama kita kibas pada mereka (keluarga).
Akan cinta belaka.
Dikau lembut benih denyut sugmaku. Akalmu laksana bulan.
Memelas mungkin membuatmu merasa pantas
Tiada dibenakmu betapa takdir begitu culas
Tinggal menunggu kala
Sehingga ia disapa jengah
Dengan menangis kau pikir akan muncul gerimis di matanya
Lalu kemudian tercipta pelangi
Mengusir dukamu pergi
Tetapi sampai bila masa tiada akan cukup deras
untuk...
Kerja seharian bukan untuk kejar Wang,
Hanya untuk jadi manusia,
Bukan untuk Hilang kemanusiaan,
Hanya mahu mengenal apa itu dunia,
Adakah manis akan keindahan yang sementara,
Walaupun terdapat banyaknya penipuan,
Jagaan keselamatan kita bukan pada sistem yang mengawal kehidupan kita,
Makhluk dan ciptaan...
Hujan menabur kesunyian malam ini
Jemari menari menderas pada getar kata
Kotori lembaran kertas nan putih
Tak kala lirih ia mengikuti perasaan.
Katamu ini akan sebentar saja ?
Tak lebih lama dari tuhan pertemukan kita.
Tapi aku sudah bosan melahap rindu
Melayani bayang...
Goresan luka pedih sekali,
Dibancuh air perih terasa,
Tak kau bawakan pemanis?
Tapi ku takut malah menjadi komplikasi.
Seru ku anggap panggilan,
Dirimu yang terindah katanya,
Cinta yang kau ucap terasa indah pada masanya,
ku disini bersedia menompang cinta.
Tiba-tiba engkau bawa luka,
...
Ibu..
Engkaulah pahlawan tanpa jasa bagiku
Engkau mengandungku selama 9 bulan
Engkau melahirkanku dengan menahan rasa sakit
Ibu..
Engkau juga rela mempertaruhkan nyawamu demi melahirkanku
Engkau juga menyayangi dan merawatku dengan setulus hatimu
Ibu..
Maafkan anakmu yang belum bisa membahagiakanmu
Maafkan segala dosa anakmu ini yang selalu...
menyaksikan engkau, senja
lamat-lamat kusaksikan senja yang mulai bernari di tepian patah hari
tak ingin kulewatkan senja yang kan tampil menawan di hadapku
apalagi suntingan awan-awan putih, semakin buatku takjub
sorai gemulai angin, mengalunkan syahdu simponi pun juga
dedaunan melambai-lambai sorak ikut menyapa kehadiran engkau,...
semoga cuma sekedar balasan
supaya tak ada pada diri kita hutang
tapi kalaupun itu adalah harapan
apakah yang harus ku katakan padamu
ku ingin bayangan itu yang bingungkan mu
kenapa kini ada padaku itu bingung
semoga hanya sekedar balasan
supaya tak ada diantara kita hutang
malam semakin dingin dan angin mulai memburu
dentuman suara itu mendayu dan menderu
ku heran kau tetap suka dan tetap mau berseru
padahal kaca jendelaku terus-terusan berguncang pilu
korban berjatuhan kerugian bukan ratusan beribu
semua mengumpat meski di belakang seraya menggerutu
katamu itu indah tapi...
Perempuan berkacamata yang cantik jelita
Menjelma menjadi cahaya diujung senja
Indah dilihat
Tak sabar dinanti
Ku ingin menatap lembayung senja
Tanpa menunggu akhir siang sang mentari
Meski dengan sekilas perjumpaan
Bersyukur, karna tak terlewatkan.
Kulihat wajah, mata memikat
Kulihat senyum, manis memukau
...
Aku pernah merasa
Menjadi insan paling bingung disemesta
Karena ku merasa punya segalanya
Tapi di saat yang sama
Aku juga merasa tak punya apa apa
Akhirnya tanyaku dijawab dunia
Dunia berkata kamu punya segalanya
Karena kamu rasa cukup dengan apa yang kamu punya
datanglah sahabat jiwaku
dapatkah kau lihat mendung menyelimuti wajahku?
apakah kau tahu apa yang membuat hatiku bergemuruh?
lihatlah mataku
dan akan ku bagi ceritaku
datanglah sahabat jiwaku
ketika satu persatu jalinan kawan mulai menjauh
saat batinku merintih
jangan biarkan aku sendiri
disaat...
Bantu aku dari diri sendiri,
Apa yang diingini dan apa yang dilakukan,
Fitrah kembalikan aku pada ketundukan jiwa,
Dunia makin ditakuti,
Dunia itu adalah diri sendiri,
Ya Allah bantu aku,
Aku hilang, aku lemas,
Yang didambakan jiwa sejernih embun,
Yang didambakan kemanisan...
Detik sang waktu mulai menggenit
Menyeka hening yg menguntit
Dan engkau masih menjerit
Mengolah keluh
Menurut yang tak tentu
Apa kau sadar akan itu?
Tidak kah?
Rautmu payah, Kau lemah
Bangkitlah!
Tunjukan bahwa kau mampu
Kau kuat, Kau bisa
Kau itu bukan...
Pengecut !!!
Ujarku dalam hati…
Karena aku berani mencintai tapi begitu takut akan kehilangan…
Dan sekarang musim makin susah untuk dieja,
Seperti rindu yang terkadang jenuh lantas diam” meraja…
Dan sepasang sepatu usang itu aku,
Yang tak lelah selalu mengejar bayangmu…
(lebih…)