Trilogi
…
Puisi 2 Bait bergambar di atas berjudul Trilogi karya Unni Erelef
Menerabas payoda putih
Larik jemari menari keluh
Bagai nabastala tak berarti
Kau tak mau mengambil arti
Seringai kecut aku haturkan
Pada buana menyebalkan
Anggak dimakan sendiri
Bengah, tak tahu diri
ijinkan sekali lagi aku
menghela nafas yang kian tersengal
nafas yang hampir mencapai akhir,
lalu ruhku akan menghambur keluar
menyapa tiap nanar mata yang mengalirkan
sepasang sungai kecil yang hangat
yang pernah kurindukan dalam timang
peluk hangat seorang perempuan
hingga jemariku beranjak...
Kapan kali terakhir kita merasakan mata yang memandangi sibuknya burung gereja,
hinggap diantara ruas pohon muda,
tarikan nafas lega sedalam dalamnya,
tak mendengar bunyi klakson dan getar motor menyala,
hanya bunyi ayam jantan dan burung gereja,
masihkah kita sempat menikmati dingin dan malasnya minggu pagi,
Tak ada yang bisa menandingi sebuah cerita darimu
Kau ibaratkan penawar segalanya
Lenyahkan asa nan duka demi suatu cita
Namun dibalik itu semua kau bisa berbuat sebaliknya
Kau datang saat kau butuh
Semuanya baik tanpa ada sebabnya
Kau menjelma bagai dewi
Namun kau...
suara-suara menggema di belakang
menguarkan aroma bengis
bagai kaki gerimis yang tajam.
tapi percayalah,
aku akan bertahan
terlebih aku teramat paham
dalam hidup tak selalu harus ada penjelasan.
jari-jari dirambut saya,,
itu tatapan licik datang kemari,,
hati nuraani tiada bergeming,,
meski alam luluh lantak,,
dan aku tidak tahan,,
panas terlalu tinggi,,
saat aku bersamamu,,
aku hina dan tidak berdaya
Perasaan apa yang kurasa
Berdetak detak hati tak menentu
Mungkinkah ku telah jatuh cinta
Apakah ku telah merasakannya
Kasih…
Cobalah mengerti tentang rasa ini
Tuhan…
Bantulah aku untuk meyakinkan hati ini
Diam kupandang kerutan wajah,
Tiap lipatannya adalah kasih,
Kau wanita paling sempurna,
Tenangkan buah rahim mu,
Dunia ini luas dan kasar ibu,
Aku butuh pintu buatku arahkan tujuan,
Aku butuh kelembutan yang berikan kedamaian,
Buatku memahami nilai, dan tebarkan kebaikan.
Aku menyayangimu bu...
Ada tenteram mengukir dalam, tatkala dua jasad berrengkuh bersuam.
Tidak menimbul menenggelam, melainkan memilih untuk bersemayam.
Menolak menjelma kelam, tegas bergemerlap lir pualam.
Ada nihil terpatri pada diri, hanya mengisi sekiranya kamu kembali.
Dan kerinduan menari-nari, lekaslah kasih bawa rindumu jua menemani.
Terpikul berat beban di pundak
Lelahnya kian menggelegak
Untaian keluhnya ramai
Syaratkan damai yang tak sampai
Kapankah terakhir kali ia bersuka cita
Penuhi inginnya atas dunia yang fana
Kapankah terakhir kali tergelak lepas
Penuhi harapnya yang teramat bebas
Hampir rampung
Luka lama kembali menganga
Bersorak girang dalam perjalanan pulang
Sebab Si penyembuh yang tak kunjung datang
Namun mengirim luka lebam yang bisu
Lalu ditengah riuhnya hari itu bersama ragu
Aku kembali merayu waktu
Berharap semua ini berlalu
Dan
Tidak menjadi...
Aku adalah orang pertama, kau kedua dan dia orang ketiga
Siapa yang salah ?
Coba kita kembali telaah Dan redam semua amarah
Ini bukan salahku, bukan salahmu juga bukan salah nya
Melainkan ini salah nya salah
Jika salah tidak salah maka tidak akan salah
Jika...
Jangan pernah takut jika hari ini air mata yang menemani hari kita,
Karena mungkin semua ini sebagian dari cara tuhan untuk kita,
Untuk membentuk pribadi kita,untuk jadi orang yang kuat di saat semua cobaan
Dan ke sedihan itu datang menghampiri kita,
Hidup itu misteri,terkadang apa yang...
Haruskah kau turun meluncur deras
Walau terpercik sakit jemari ini
Harusnya kau membeku diam diatas
Diam sunyi mencair bersama mentari
Benci t’lah terangkai jadi melodi
Membekukan setiap rasa kasih
Lirik t’lah terangkai dari tetes emosi
Hanya diam serasa teriris perih
dari awal aku ada
membawa segenggam padma bagimu
duhai dinda yang kelopaknya
memancarkan ingin setiap insan
memetiknya tapi kau tak pernah
rela memberikannya pada goda
yang kau seringkali sebut mereka luka.
maka belajarlah dari para sang pecinta
bagaimana caranya rindu yang ada
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan...
PERGI KEMBALI
puisi
Jika kamu merasa sedih kembali
Pergilah kesini akanku siapkan suatu cerita
Agar kamu tersenyum.
Jika kamu merasa memikirkanku kembali,
Pergilah kesini akanku siapkan jawaban
Agar kamu merasa tak harus lama berpikir.
Jika kamu merasa salah kembali,
Pergilah kesini akanku...
Cinta mulai memainkan not-not rindu,
Pada dawai senyum manismu,
Adakah kau lantunkan untukku ?,
Sebaris bait “aku mencintaimu” ?
Harmoni yang tercipta,
Bergema di dinding-dinding asa,
Mengikisnya menjadi air mata,
Hingga runtuh bersama usia.
Sang jiwa menjadi rindu
Sang raga menjadi layu
Buat engkau di seberang sana
Cinta ini bukanlah lilin biasa
Matahari tlah beranjak pergi
Namun cinta ini tak pernah larut dalm duka
Meski sang hati tak di cintai
Namun mencintai setulus hati
Perlu kau...
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku...
Hanya kesunyian yang mendera,
hanya bayangan hitam yang menyala.
Aku serupa bayangan dalam hidupmu,
ada tapi tak pernah nyata,
tampak tapi tak pernah di anggap.
hanya luka yang kubiarkan terus terbenam.
untuk menjadi pengajar dari setiap kisah perih yang tertanam amat dalam
aku...
Padamu cinta ini aku titipkan
Sebagai mahkota dalam kedamaian
Ragaku siap tuk dipersembahkan
Demi menjagamu wahai idaman
Dalam lembaran suci kehidupan
Bersama merenung doa penuh kesaksian
Memberi ruang kehidupan
Menjadi kekasih dimasa depan
Kau akan menjadi pendamping disetiap cerita
Menjadi kesan...
Suatu saat aku dan hujan menceritakan kisah sama
Ia tentang dirinya dan seseorang katanya.
Tentang daun dan hujan yang dijadikannya berpasangan
Bahwasanya semua diduna demikian.
Aku denganmu tanda Tanya
Apakah seperti kata hujan pada para pengagumnya ??
Mengaku aku ini para pencipta yang berpasangan.
Embun malam membangunkanku
Kicauan burung membuat risau hatiku
Aku telah terlumuri dosa-dosaku
Kegundahan terasa pada diriku
Tuhanku
Aku telah terlumuri dosaku
Aku ingin sepertiga malam untukmu
Mengampuniku
Atas dosaku
Merasakan maha pengampunmu
Demi menebus dosaku
Maafkanlah aku