Gila
โฆ
Puisi 18 Baris bergambar di atas berjudul Gila karya Isidora Galuh Parahita
kepada Pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
Cahayamu panas suci
tinggal kerdip lilin dikelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara dinegeri asing
Tuhanku
dipintuMu...
We are different ages
We have different views
We like different people
We always have news
She made a decision
And now she has me
I give her a vision
Of what used to be
We love, we hate
We disrespect, we appreciate
~~~~
๐๐ช๐ฌ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ณ๐ข๐ฑ ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฌ๐ช ๐ฃ๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ฌ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ต๐ข
๐๐ข๐ฌ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฃ๐ฆ๐ฌ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข..
๐๐ช๐ฌ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ณ๐ข๐ฑ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฌ๐ช ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐จ๐ข๐ฉ
๐๐ข๐ฌ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ถ๐ด๐ข๐ฉ๐ข ๐ต๐ข๐ฏ๐ฑ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ญ ๐ญ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ..
๐๐ข๐ฎ๐ถ๐ฏ, ๐ด๐ฆ๐ซ๐ข๐ต๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฉ๐ข๐ณ๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ด๐ฆ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ช ๐ช๐ต๐ถ
๐๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฑ๐ช๐ฏ๐ต๐ข ๐ฉ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ข๐ฉ ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ
๐ ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ฆ๐ต๐ช๐ฌ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ข๐ต๐ช, ๐๐ข๐ถ...
Waktu itu seperti badai,
Terkadang kita terhenyak dibuatnya,
Dan seraya berkata,
Bergegaslah,dan bersiaplah,
Entah apa yang akan datang.
Aku hanya bisa berdiam,
Menantikan apa yang akan terjadi,
Namun apa daya,
Kita tak bisa berbuat banyak.
Terserahlah,
Engkau memang membuat rusuh,
Dan...
Setapak lagi berlalu,
Beranjak dari tangisan menderu,
Barisan angka bertambah satu,
Karunia terpenting Penciptamu,
Alam berpesta pora,
Pohon berjoget salsa,
Burung bernyanyi seriosa,
Matahari bermain cahaya,
Diseberang sana karib berbisik,
Kata mutiara untuk jiwa,
Bersahutan tanpa berisik,
Uluran tangan menuju cita,
Diantara gemuruhnya guntur
Dan derasnya hujan
Dimana kau tujukan aksara yang terpendam?
Apakah pada daun bergoyang
Yang diterpa angin sore?
Atau pada batu berlubang
Yang diterpa derasnya hujan?
Aksaraku kelu menatap rindu
Yang tak pernah bertemu
Untuk kamu yang sudah menutup...
Negara darurat
Polisi merapat
Melindungi sang konglomerat
Sedangkan rakyat merapat
Negara bersandang demokrasi
Namun tuli akan aspirasi
Keadilan hengkang
Rakyat membangkang
Tak ada lagi negara damai
Negara yang permai
Bangsa ini kaya
Indah bagai surga
Sungguh tak adil rasanya
Bila...
Malam Pertama
Hitam pekat selimuti jagat
Awan berarak membumi berderai lebat
Aku dan dirimu berpadu dalam rindu nan hebat
Saling dekap luapkan segala rasa menjerat
Dua insan telah dilanda cinta
Tengah terbakar api asmara nan membara
Seakan ia melupakan segalanya
Hanya gejolak menggelora dalam...
Malam masih panjang
Ada derai air mata
Yang harus di pendam
Malam masih panjang
Sambil duduk kuhitung
Sudah banyak umpatan yang kau ucap
Malam masih panjang
Aku ingin tinggi tak sadarkan diri
Sampai pagi menjelang
Malam masih panjang
Tuhan, malam...
: Untuk Pangeran Diponegoro
aku tahu namamu
hanya dari jantung sejarah
itu membuatku jadi panas
dan mencoba untuk terbakar
Oh Tuan mulia
kau tampak gagah menyerang
kau selalu gigih berperang
dengan berselempang kemanusiaan
keris di tanganmu
melumat musuh di hadapan
merendahkan semua...
Dear Kholifah
Ada kisah yang kusampaikan padamu
Tentang sebuah perasaan kaku
Yang bermetamorfosa seperti kupu-kupu
Dia sering bungkam bila ditanya cinta,
Sering malu bila ditanya rindu,
Karena dunianya cuma mengenal hitam, putih, dan abu-abu
Sampai warna warni itu datang dengan liar
Hidupnya...
ku sangka cerah hingga ke petang
hujan renyai di siang hari
ibarat hati ku yang yak pernah tenang
walau kebahagiaan di depan mata
Aku menangis
seakan ingin menjerit
agar seisi dunia tahu
betapa tersiksanya aku
mencintai insan yang tak dapat
ku miliki…
engkau bukanlah hujan
tetapi engkau selalu menarik air hujan
menjadi mata air hujan di mataku
keberadaanmulah yang menjadi alasan
mengapa awan mendung muncul pagi ini, dan
memaksaku menumpahkan hujan
untuk kesekian kalinya, dari
kelopak yang sudah dengan susah payah kukeringkan.
Aku hanya tidak menyangka...
pulanglah sayang
hati yang mencintamu menunggumu
bagaimana harus kujelaskan rasanya terbelenggu rindu
jangan tersesat sayang
cinta akan membawamu pulang
tidaklah hatimu merasa sendirian
selalu ada rindu bersamamu
hari-hari tanpamu
separuh aku lepas
memburumu kian kemari
hingga negeri-negeri jauh
beri aku...
Aku bertanya disebulir air
Tentang harap yang sungkan kukecap
Tentang asa yang mulai merenta
Adakah alasan untuk ku mencandu gebu?
Hening,
Hanya hening diantara bening yang sayup-sayup memeluk dalam gigil
Dalam tengadahku,
Kurajut selimut dari sisa-sisa lentiknya dunia
Dunia yang merenta merentan murka
Makes you my 911
Cause you’re the only one
Put my arms around you
I know you need me too
Slowly dancing under the moonlight
Tells the stars what we like
Just don’t hide your feeling
I will never be lying
It might be...
I want to live in my biggest dreams
I want to live with my fullest heart
Create every steps by myself
Save every hopes in my shelf
As the moon ready to set down
Even once, I want to feel like i wasn’t on my own
Patahkan saja sayap rapuh hitamku
bila mengepak saja tak mampu
semua akan datang
Kan menghilang terbang tinggalkan sarang
tak ku harap kau kan tinggalkan ku
ranting yang akan tumbang pun
tak mau lagi
ku hinggapi oleh makhluk dengan kebiadaban
ataukah aku harus memilih
terbang...
Aku mungkin bisa untuk mengikhlaskan
Namun, aku takkan bisa melupakan.
Aku mungkin bisa menyampingkan sejenak
Namun, aku mungkin takkan bisa tidur nyenyak.
Kebahagiaan …
Satu kata yang dulu ku inginkan,
Satu kata yang dulu ku tinggikan,
Satu kata yang tak pasti ku wujudkan.
Guru
Dalam kelas yang riuh hening bertasbih,
Engkau hadir membimbing dengan penuh tulus,
Memandu insan di jalan berkabut
Guru
Engkau ajarkan akal dan budi
Agar kami menjadi manusia yang berpekerti
Goresan tintamu membuka cakrawala kami
Setiap katamu penuh akan makna dan arti,
dear masa lalu..
Kini aku sudah terbiasa…
Saat membuka bola mata dipagi hari tanpa pesan singkat darimu..
Saat notif ponselku tak lagi terpenuhi oleh perhatianmu..
Ya,kini aku sudah terbiasa..
Tak ada lagi kata selamat pagi sampai semoga mimpi indah..
Atau hanya sekedar menanyakan sudah makan..?
Disudut kota ini
Langit kembali memerah
Mengiringi gelap yg melangkah
Awan semakin kelabu
Sementara jiwa ini masih beradu
Bukan asumsi
Akupun tau ini semua tk pasti
Hanya membunuh waktu saja
Lalu
Berhasilkah kau melupakanku?
Kau tau,
Mengingatmu itu sakit
Mengenangmu itu...
tiba masamu bisa proklamirkan
syak wasangka tercurahkan dalam selaksa ocehan
di antara potensi dan debu belenggu persuasi
entah mengganggu ataupun menggurui
nyata menyembunyikan sengketa diupakara dan dirudapaksa
wacana si topeng mengucur saja
di balik tirai fenomena segalanya seolah tiada apa
ada yang setuju membiru
Dari kaki bumi aku berseru
menyeruakan ratap tangis para dina
biar raga sepu
bukan berarti meminta
apalah daya hamba sahaya
melihat gelap tanpa cahaya
hanya modal berani
kami gigih teruji
selayang pandang aku maju
menghentak para penindas
mencabit-cabit ragu
tanpa peluru...