Cerita Kita
…
Puisi 12 Baris bergambar di atas berjudul Cerita Kita karya Arbani Yasiz
Bebunyian kini kerontang
di tengah cuaca terik
tak ada lagi benua
yang tengahnya ada danau
bernama cinta.
setiap siluet lagu
memburu si pendiam
agar bersuara dengan apa saja
tentang yang tak bisa
di jangkau nalar.
dan saat kau membaca ini
maaf,...
Hanya kesunyian yang mendera,
hanya bayangan hitam yang menyala.
Aku serupa bayangan dalam hidupmu,
ada tapi tak pernah nyata,
tampak tapi tak pernah di anggap.
hanya luka yang kubiarkan terus terbenam.
untuk menjadi pengajar dari setiap kisah perih yang tertanam amat dalam
aku...
Pada malam sebelumnya
Dia datang berlumuran duka
Membawakan puisi dalam keadaan terluka
Menangis sejadi-jadinya
Doa-doa terpatahkan
Sebelum menuju Amin,dialah pata hati paling pata
Pada malam berikutnya
Dia datang lagi
Mengajak aku, ketempat yang belum aku kunjungi
Katanya, perjalanan ini harus dilakukan...
Padamu selalu ada kerinduan
Yang menyisa pada sepenggal senja
Dan aku mulai gelisah
Tersebab tak ingin malam cepat menyapa
Padamu selalu ada khayalan
Di saat aku meraba bayangmu
Hingga aku kehilangan
Sebelum dapat memelukmu
Padamu selalu ada cerita
Ketika jemari saling bertaut
...
sisa yang masih ku miliki
kini berkecamuk dengan perihnya dengki
aksara yang terus kudaki
mengusik untuk segera mengisi
tapak kaki yang tertinggal dalam jejak
pandangan ku abstrak
aku tak bisa untuk kembali beranjak
segala akhlak kini teracak
desak dalam sesaknya napas merombak
menuju...
Ketika terjatuh saat berlari
Luka hinggap di kelopak mata yang sendu
hingga tetesan keruh cumbui hati
Siapa yg akan membasuh peluh??
Saat lelah melumuri jiwa
Dalam lintas waktu dan sepenggal kisah
berdirilah… seimbangkan agar tak jatuh
Bergegas kembali tanpa terburu
Rangkumlah tanya dan peluh...
Takut, rasa itu menghantuiku
Setelah perlahan aku lupa tentang kesukaanmu
Wajahmu, tawamu
Dan terlebih, suaramu
Seperti akar yang menjalar lalu mencekik
Aku seperti tercekik
Dalam bingung dan gundah
Aku hanya bisa pasrah
Mungkin memang sudah waktunya
perlahan aku tinggalkan semuanya
Tentang kita...
disana aku akan menemukan warna
yang kucintai sampai mati
sembari memetik gitar yang dulu
pernah membuat hatimu mendekat
dan kunyanyikan lagu yang kau ikat
pada sebuah hakekat.
duhai adinda,
cinta memang sebuah pekerjaan sederhana
yang tak pernah selesai
dan para penyair...
Terik hujan menjebak karsa
Terikat hening melahap rasa
Terbakar menjadi jelaga
Tersirat melewati masa
Kini masih terasa
Kini menjadi bejana
Sebab lisan tiada berdaya
Sebab melihatmu menjadi sebuah upaya
Tentang mu masih bernyawa
Tentang mu yang tiada di dunia maya
Tentang...
Musim dingin yang beku
Kepingan salju pun turun
Inginkan raga ini dekat selalu
Mendamba hangatnya dekapmu
Namun, duniaku terlalu kelabu
Untukmu yang hanya ilusi
Hatiku selalu sendu
Sewaktu rindu datang kembali
Dan di sinilah akhirnya
Aku menepiskan segalanya
Ingi hati ini memiliki
Ketika rindu menyapa
Mulut pun tak bisa berkata
Hanya dengan tetesan air mata
Aku mengungkap rasa
Disepanjang heningnya malam
Ditengah kesendirian
Jiwaku terasa tenggelam
Didalam lautan kerinduan
Mungkin jarak memisahkan
Namun mencintaimu bukan halangan
Karna cinta mempersatukan
Bukan memisahkan
Keemasan cahaya di cakrawala
Di ufuk barat saat hari mulai senja
Terbelalak mata saat memandangnya
Keindahan dari sang maha pencipta
Sang surya bersiap untuk tenggelam
Menjemput mesra ketenangan malam
Meneguk cahaya dalam-dalam
Menyempurnakan keindahan malam
Lembayung indah tampak kekuningan
Gradasi warna bagaikan lukisan
Sendiri beralas sedu
Jalan senada riak air mendayu
Tunjuk langit pandang seribu
Kisah lampau kembali ke panca ibu
Rumpai daun genggam tangan
Langkah kaki terdengar tetes garam
Peluk hangat di jutawan rasa
Melesat pandangan dua insan
Genang kota adipura
Renang mentari ke pangkuan
Rayap-rayap menetap,
Tinggal disudut-sudut gelap,
Kerajaan kecil yang lembab,
Ruang yang jarang tersingkap.
Rayap-rayap tak punya mata,
Mereka tak suka cahaya,
Capitnya tajam menggerus kayu,
Bahkan mampu melubangi tembokmu.
Makhluk dengan kemampuan sosial tinggi,
Tak pernah bisa sendiri-sendiri,
Hidup bagi mereka adalah...
Aku tidak pernah tau
Rasa yang berawal sempurna
Menjadi tidak sempurna
Karna adanya keraguan
Aku tidak pernah tau
Hubungan yang berawal nyata
Menjadi tidak nyata
karna adanya ketidakpercayaan
Aku tidak pernah tau
Pilihan yang berawal tetap
Menjadi tidak tetap
Karna adanya...
Saat ku sendiri di kesunyian malam,
ku berharap ada seseorang yang menemaniku,
mengajakku bercanda tawa sampai ku lupa dengan kerasnya kehidupan ini,
menyentuh jemariku agar ku bisa berbagi rasa dingin yang menyerangku malam ini.
Namun ku tak ingin larut dalam khayalan ini,
ku ambil sebatang rokok...
Dua belas malam berdetak risau
Suara jangkrik dan lolongan anjing menghiasi malam
Kepala tanpa badan bersuka ria
Diujung jalan setapak langkah menggebu
Malam Jumat kliwon mengeluarkan auranya
Membekukan darah si penyintas malam
Menjentikkan jari menunjuk sang mangsa
Penanda engkau si penguasa malam
Muka beringas...
Petikan doa seirama dengan denting jam
Merenda serat-serat hidup yang suram
Tertuang pada gelapnya suasana malam
Inilah duniaku: akar dari lelakon kejam
Kupandangi tasbih; ku mainkan sejenak
Barangkali, tasbih itu enggan beranak-pinak
Lalu aku tersenyum sembari memutar otak
Kembali melafadzkan doa yang terdengar serak
di kelam yang mengikat pekat
ada pinta yang kian penat
tarikan napas sesak
ingat segala hal yang tlah rusak
senyumnya lenyap
tergantikan sendu sembab
lubang di dada kian melebar
sakit mengikisnya besar besar
jiwanya hilang
pandangnya kosong
tak lagi ia jeritkan tolong
Malam ini bercerita
Tentang gadis naungan semesta
Berparas indah bak putri raja
Yang terbalut luka dan airmata
Kisahnya sangat sulit dijelaskan
Hanya semesta yang mampu menuliskan
Lantaran hanya ia yang mendengarkan keluh
kesah pilunya
Bertopeng cinta, realita penuh lara
Penuh canda tawa, namun...
ingin kudekap tanganmu dengan erat,,
hingga darah itu mungkin berhenti,,
mungkin aku juga masih belum puas,,
ingin selalu mendekap apapun yang kau punya,,
aku sendiri tak tahu,,
dan tak dapat pula kujelaskan mengapa,,
mungkin memang ini lelaki,,
yang selalu haus akan nafsu,,
aku ingin...
Desahkan yang tak terbilang jumlahnya
Menggoncangkan hidupku untuk masa yang akan datang
Belahan jiwamu yang mengindahkan hidupku
Bagaikan setetes air yang jatuh ke tanah
Tiada kasih yang seindah kasihmu
Kasihmu mengalir bagaikan sungai yang deras
Membisik ke telingaku
Bangun……bangunlah
Surat suaramu bergemah di telingaku
Bukan kita yang buta
Mereka memang tak kasat mata
Mengusik riuh dunia
Merampas damai jiwa
Mereka musuh tak bersenjata
Menyebar menduduki jagad raya
Bukan lemah jikalau mendekam
Yang lengah yang diterkam
Dunia sudah kehilangan gemerlapnya
Pergilah tanpa mengenal kembali
Biarkan kami terbebas dari senyap
Cukuplah mencipta resah dan perih
Kau
Bicara dengan jemari
Lantang
Berapi-api
Menggemakan cinta
Di setiap relung hari
Kau
Bicara dengan jemari
Tutur tanpa jeda
Dan artikulasi menggema
Di kesunyian ini
171219