Kado Sang Ibunda di Surga
…
Puisi 11 Baris bergambar di atas berjudul Kado Sang Ibunda di Surga karya Mochammad Ronaldy Aji Saputra
Senyap malam meraba
Tak ada suara lokomotif di luar sana
Hanya nuansa terang gelap di mata
Tapi denting hati serasa diraba
Pada sebaris notif dari dunia maya
‘Ahh, perasaan ku saja’
…
‘Ping’
…
Aku tak bisa ber paling
Blitar, 24...
ijinkan sekali lagi aku
menghela nafas yang kian tersengal
nafas yang hampir mencapai akhir,
lalu ruhku akan menghambur keluar
menyapa tiap nanar mata yang mengalirkan
sepasang sungai kecil yang hangat
yang pernah kurindukan dalam timang
peluk hangat seorang perempuan
hingga jemariku beranjak...
kemana saja kamu hingga kotor mukamu,,
kesayanganku dengan muka yang kotor,,
aku mencarimu sampai ikut kotor,,
dan mencuci semua bajumu,,
aku menemukan permen karet di sepatumu,,
aku tahu itu permen karetmu,,
dan aku tahu kamu bermain di tempat sampah,,
aduuh,, pusing rasanya,,
...
Tatkala hati risau akan keras nya dentuman cobaan, pair jantungku terisak.
Kukuh aku menyakini diri akan teguhnya hati.
Namun, lontaran konyol selaksa, hingga muak dibuatnya.
Kalimat-kalimat bohong untuk berteguh hanya akan menikam perlahan demi waktu.
Dapatkah risau terobati oleh lelap abadi?
Menghilang seolah-olah agar terhindar...
Sahabat
Ternyata sajakmu juga teramat dahsyat
Bak pemuda berpedang siap menyayat
Tetap patuhi ayah-bunda keramat
Tak perlu ketentuan apalagi syarat
Diri ini hanya mampu bermunajat
Semoga semuanya berkah manfaat
Di di fana dunia dan kekal akhirat
Cepatlah berlari menuju taubat
Daripada berjelaga terburu kiamat
Bila sampai waktu ku tiba tak jua kau temukan bahagia…
Pilih lah jalan yg lebih indah untukmu..
Karna ku bukan lah yg sempurna
Dan jangan pernah kau bersedih karnanya
Tapi,,
Tersenyumlah saat ku tak lagi bisa bersama mu
Karna kan selalu kutitipkan rindu untukmu dalam...
Ia duduk bersimpuh di atas bukit
Memandangi sekitar, dari luasnya savana
Ia rebahkan badannya, diatas rumput-rumput
Hingga tak terlihat oleh ilalang yang menjulang
Ia terpejam,
Oleh hembusan angin
Matahari yang bersinar muram
Dan siulan burung-burung di atas dahan
Ia benar-benar terpejam
Ketika...
Ibu engkau melahirkanku
dengan kasih sayang…
Ibu kau selalu ada
disampingku maupun
dimanapun..
ibu kau berjanji
akan menemaniku
Ibu kau telah
melahirkanku
dengan taruh nyawa
Terimakasih Ibu
Melangkahlah penuh kepastian berlarilah meninggalkan kesendirian.
Bersama derap langkah mereka yang berani bangkit melawan keterpurukan.
Melangkahlah biarpun hari ini tidak secerah kemarin,
Bergeraklah hingga mentari merasa malu dengan ambisimu.
Menyatulah sejenak dengan alam dan pemilik semesta hari ini.
Biarlah Langit hari ini muram, pertanda hujan...
Senja merona
Menandakan petang datang
Hewan malam pun mulai menyanyikan lagu
Kala temaram mulai menyeruak
Sunyi mulai senyap
Ditemani lentera temaram
Aku terbujur dalam kesunyian
Lamunan menerawang
Ke kerinduan yang mendalam
Rindu yang tak kunjung tersampaikan
Semakin dalam
Kini langit kembali menangis…
Kulihat dirimu menangis…
Hati ini rasa ter- iris…
Ku tak kuasa melihat mu terpuruk…
Senyum yg hilang membuat ku seperti tertusuk…
Takkan kubiarkan keadaan kembali memburuk…
Kupastikan jika badai berani melanda…
Ia akan memberikan pelangi setelahnya…
Dirimu tak pantas untuk...
❤️”Rinduku Untuk Ayah”❤️
Ayah…
dimana engkau berada
Disini aku merindukan mu
Menginginkanmu untuk berjumpa
Merindukan akan belaian kasih dan sayang mu
Ayah…
Aku rindu akan kasih sayang mu
Aku rindu akan nasihat-nasihat mu
Aku rindu akan canda dan tawamu
Aku merindukan ayah...
Kala sang surya kembali menyuar.
Pertengahan tahunku telah usai.
Diksi ku kembali terbentuk.
Tapi tak tau bagi siapa teruntuk.
Aku kini berada dibulanmu, Juli.
Biarkan aku sejenak terbaring disini.
Tak mau kubuka hati.
Ada yang masih bersikeras abadi.
Aku masih disini, Juli.
Ketika...
Pak..
Walaupun kata-katamu kasar
Ku tau kau berhati besar
Pak..
Aku janji padamu
Peluh keringatmu
Akan ku balas dengan semangatku
Air matamu
Akan kubayar dengan prestasiku
Tak berani ku janjikan gunung padamu
Tapi ku pastikan, ku takkan buatmu malu
Semua itu cetusan qolbu,,
atau cetusan sanubari,,
walau hanya sepintas,,
itu cetusan yang berharga,,
ternyata sang waktu memaksa berjumpa,,
berjumpa denganmu,,
senang rasanya alam mendukungku,,
seketika aku senang dan memelukmu,,
eraaaat,, lalu melihat senyum mu,,
indah,,sungguh indaah,,
terima kasih bidadariku.
Bahkan waktu singgah di sana
Saat penghujan kembali turun ke bumi
Menunggu, terus menerus, berderai, basah
Merangkumi kita bagai cerita
Yang telah lalu dan tak berkesudahan
Waktu tak terbantahkan di antara usiamu
Tak terbedakan di antara kedua telapak tanganku
Semuanya begitu tersirat, seperti puisi
Saat ini aku tak tahu arahku,,
Perasaanku,,,
Aneh,, taak nyata,, namun nyata,,
Iya,, nyata,, itu aku rasakan,,
Tapi aku tak dapat melihatnya,,
Berarti tak nyata namun nyata,,
Namun aku dapat merasakanya,,
Hingga saat ini,,
Apa aku harus terus sama dia,,,
Apa...
Terhimpit sang waktu
Diselah meriah pesta
Seribu gadis ikut menari
Seribu periang terus bernyanyi
Keras melebihi lagu
Keras melebihi gema petir
Yang ganas menyambar
Kuyakin pasti terlihat
Kuyakin pasti terdengar
Rasa ini terus menyeruak
Walaupun terhimpit sang waktu
Tentang rasa bagian rindu..
Yang disebut dengan rindu yang tak bertepi..
Bercengkrama dengan langit senja, masih berjibaku menatap asa..
Masih bermain dengan bait-bait sederhana ini..
Sungguh, dengan apa lagi aku menyapa rindu ini?..
Terdiam, merenungi tiap khayal di penjuru pintu-pintu ini..
Kuncinya masih kupegang...
Ibarat mercusuar
cinta adalah sinar terang
yang menyinari hati setiap insan manusia,
dan mata
adalah alat untuk mendistribusikan cinta
melalui tatapan mata
antar kedua insan manusia
cuma mata yang tidak menua
jernihnya sama
dari kita lahir
sampai menutup mata.
Sabtu pagi,, hujan turun,,
berebut dengan senja,, dan matahari sedang beristirahat,,
awan selubungi kita disaat tak terlupakan,,
namun segala sesuatunya mulai menggila,,
hidup mulai sulit dijalani,,
dan aku tetap bersantai,,
bangkit dan pergi,,
bahwa suatu hari nanti,,
jalan ini kan membawaku kembali padamu,,
Sebelum angin berhasil membekukan rindu…
Merusuklah engkau ditubuhku,
Selamanya cinta mendenyut dinadiku,…
Untukmu…
By: dee
Versi bahasa inggris puisi diatas :
“Miss”
Before the wind managed to freeze miss …
Pervasive was thee into my body,
Forever love throbbing in my veins, …
For...
Senja telah berakhir ketika gelap perlahan menyapa
Kulanjutkan langkah yang terhadang nostalgia
Hingga bayangmu menjelma pesona
Dan melutku celoteh tentang rindu
Mengajakku berkelana diantara belukar lebat
Yang buatku keringat untuk sesaat terasa nikmat
Pelukmu yang berat hilangkan segala sesak
Senyummu merambat mengoyak bilik...
Kau tidak punya alasan lain, selain berada di rumah.
Begini juga aku.
Mendengarkan musik masing-masing dan
menyalakan lilin pada petang.
Bangsa kita sudah sakit dari awal. Memakamkan koruptor dengan uang. Memenjarakan lansia tanp gigi.
Tapi, itu tidak menjadi alasan untuk pasrah, bukan ?
Kembali ke...