Ayah
…
Puisi 1 Bait bergambar di atas berjudul Ayah karya Sarpiah
Sore itu terasa mendung,,,
Sore itu terasa sangat sepi,,
Sore itu bagai pohon kaktus yang sendiri,,
Sepi,,panas,,mendung,,sengau,,
Saat telepon berdering,,
Tanda ada yang bertemu,,
Seperti singa yang melihat tanda mangsa,,
Namun tetap terasa malas,,
Dan bosan..
Aku ingin menerima mu,,
Menerima apa yang ada dirimu,,
Sita tak berkenan,,cela pun meluap,,
Ingin bahasa ini mewakili,,
Namun rasanya sulit,,
Sengau,,seperti air yang payau,,
Tak dapat bermanfaat,,
Selalu berdosa,,
Dan melayang dalam dosa.
mencintamu….
itu keinginanku……
memilikimu…..
itu tujuanku……
bersamamu…
itu anugerah,
yang terindah dalam
hidupku.
Kau bawa ikatan setumpuk bunga di tangan
Menyebarkannya pada langit senja
Berharap ia akan menyampaikannya pada sang waktu
Sebuah goresan sarat akan makna kau lukiskan
Sebuah kata “ya” yang kemungkinan akan menjadi nyata
Dan sebuah kata “mungkin” yang harus tersemogakan
Seakan engkau berharap
...
Pikiran ku malam ini mengulang masa lalu
Dari kejauhan suara mu hangat menyapa tenangkan jiwa…
Kita tak bertatap muka berbincang luapkan asa…
Tawa kecil hangatkan cerita abaikan dunia…
Apakah kita bisa bertemu satu pertanyaan tak khawatikan kita….
Hai sahabat semua telah berbeda
Hangat Sapamu...
Bantu aku dari diri sendiri,
Apa yang diingini dan apa yang dilakukan,
Fitrah kembalikan aku pada ketundukan jiwa,
Dunia makin ditakuti,
Dunia itu adalah diri sendiri,
Ya Allah bantu aku,
Aku hilang, aku lemas,
Yang didambakan jiwa sejernih embun,
Yang didambakan kemanisan...
Seribu cahaya menerangimu,,
Seperti seribu matahri ada disampingmu,,
Silau,,kagum,,hingga pujianpun tak dapat kuhentikan,,
Sehelai daun dan setetes embun,,
Pujian itu membuatku tersenyum,,
Seperti itu kah namanya rindu,,
Rindu akan kebaikan,,
Rindu akan belaian kebaikan yang tak kunjung ada,
Untuk kamu yang lelah
Sedang menari dengan indah
Lekukan kakimu yang menyusur tanah
Di bawah rintik hujan yang terpanah
Sungai mengalir di pipi tak terasa jatuh ke bawah
Tanganmu yang sedang menari tak menadah
Kau sibuk dunia tanpa berfikir dirimu yang lelah
Maaf...
Senja…
Kutitip sepenggal asa ini yg ternoda
kutitip luka ini dilangit yg menjingga
Kunikmati derita ini hingga malam tak mampu menerjemahkan kesunyian
Biarkan semuanya abadi
hingga mayapada berhenti digelar
Hingga hari ini,,aku terdiam menunggu mu,,
Hingga detik ini,, aku melamun karenamu,,,
Hingga sore ini,, aku pun menemani senja untukmu,,
Kenapa kamu tak kunjung datang..
Hingga aku dapat bersenang denganmu,,
Dan dapat bersamamu,,
Kenapa kamu tak kelihatan,,,
Cuma ada di anganku,,
Aku...
Putih kulitmu
Wangi harum itu
Membuat semua orang terpanah dan membisu
Rambut panjang dan lurus
Tidak menghalangi wajah cantik mu
Jika benar warna kulit tidak bisa mempersatukan kita
Apakah cinta bisa menghapus itu
Tuhan..
Pedih ini mengoyak hati
Karena kurobohkan kebanggaan bapak
Menjadi luluh lantak
Bulan purnamaku pun
Di balik awan tak nampak
Tuhan..
Teguhkan hati ini
Agar ku raih lagi senyuman
Di wajah bapakku
Dan tetap jalani romansa
Dengan bidadariku
Mana mungkin si miskin mampu memberi,
Jangan cuba meminta padanya,
Memberi menyebabkan jiwanya semakin kontang,
Dia hanya mampu meminta-minta,
Lebih baik menyendiri daripada dihina,
Jiwanya sudah hancur pada pencinta dunia,
Masakan lagi memberi,
Minta saja pada Yang Maha kaya,
Untuk dijadikan dirinya...
Amarah …..
Tangisan…..
Kesedihan …..
Layaknya ditelan bumi
Luapan itu tak pernah keluar
Tak pernah terdengar
Dibalik senyuman
Ia bersembunyi
Semakin dalam
Semakin terpendam
Dalam ruang yang gelap
Namun…..
Entah sampai kapan
Demi sang bendera merah
Kau rela korbankan nyawamu, ragamu, keluargamu..
Demi berkibarnya bendera merah putih, demi bangsa ini
Demi kemerdekaan ini…
Kaurela bertumpah darah, keringat mencucur ditubuhmu
Semangat yang membara dijiwamu
Taklukan mereka pejajah negeri
Tak sedikit pun rasa takut
Bambu runcing...
Hingga saat ini perasaanku tak pasti,,
Sungguh bimbang,,
Sungguh gamang,,
Saat perahu itu berlayar,,
Saat ikan itu terapung mencari makan,,
Mungkin aku seperti itu,,
Bingung,,, entah kemana,,
Dapat atau tidak,,
Sampai atau tidak,,
Apa yang harus kulakukan??
Aku tahu…
Kita diciptakan tuk melawan dunia
Dengan keindahannya
Dengan ujian dari-Nya.
Tapi aku tak tahu…
Bagaimana menghadapi
Jika kebahagiaan sudah tak ada lagi
Bila harapan habis tak ada arti.
Ku tahu…
Ku hanya bisa menjalani
Melakukan sebaik mungkin
...
Galar-galar indurasmi
Mempunyai getaran yang haki
Asmaraloka membayangi
Renjana semakin membiru
Membiru bak birunya samudera pasai
Abhipraya mengangkasa
Antara anala dan anila
Jika keduanya bersatu tanpa simpul
Gemuruh topan baskara akan murka
Abhipraya mengangkasa
Demi hilangnya candramawa dewana
Pair...
Aku harus lebih cepat lagi,,
Hingga dapat yang lebih baik lagi,,,
Namun bingung masih menyelimuti,,,
Apakah Tuhan meridhoiku,,,
Dengan dosa yang sedemikian banyak,,,
Apakah iya,,?
Takut hingga tak percaya diri meliputiku,,
Semoga aku dapat yakin kembali,,
Kepadamu pemilik debar dan berlaksa rasa..
Layaknya gelegar di siang terang..
Kehadiranmu dahulu yang datang temani sepiku..
Tawa sendu mu yang telah lama tak kudengar..
Masih ku ingat walau kian lama kian pudar..
Tak sanggup rasanya ku pendam terlalu lama..
Rindu yang kian hari...
Malam ini begitu hening dan sepi
Terbayang dikau jauh di tepi
Merenung di dalam kalbu
Ku tambatkan harapku kepadamu
Mungkin ini hanya masalah waktu
Terbentur ruang yang rimpuh
Di sinilah aku berteduh
Setiap langkah tanpa mengeluh
Ku terbangun…
Menatap indahnya fajar
Menyingsing pagi yang bening
Merah, kuning, jingga terlihat di ufuk timur
Tak ingin ku berpaling menatap senyum mu
Sang raja cahaya…
Sekilas,…
Terlintas dibenakku kenangan yang dulu pernah kita isi dalam memori otak kita masing-masing
Begitu indahnya,
Dunia anak…..
Dimana dunia telah Dihadirkan
Bagi mereka yang merasakan
Begitupun kebahagiaan mereka
Suatu kebahagiaan utama yang diidamkan
Terlihat jelas tak hanya mereka saja
Namun beberapa dari mereka
Sedikitpun tak merasakannya
Dimanakah dunia mereka
Apa yang dirasakan ?
Baikkah
...
Ketika ombak menghantam karang
Jangan larang batu akan rapuh
Ketika badai meniup Savana
Jangan larang tumbuhan akan goyang
Ketika bidadari di depan mata
Jangan larang aku mencintai dan memiliki