Selamat Datang Usia Baru
…
Puisi PencilSpirit bergambar di atas berjudul Selamat Datang Usia Baru karya PencilSpirit
Ingatkah kau saat kita bersama
Terbang menembus ganasnya kesendirian
Bersama berlari gapai cahaya masa depan
Walau arahmu kebarat dan aku ketimur
Ingatkah kau senyum lebar kita
Selalu kaburkan kesepian cinta
Tepiskan tangis penyesalan semu
Jauh rasa ketakmampuan ruang hati
Rangkulan tanganmu redam amarahku
...
Ketulusan, tak selalu mendapat balasan sepadan,
Keramahan tak pasti menghindarkan akhir penindasan,
Dahulu rakyat kami menyambutmu,
Saudara jauh yg lari dari belenggu,
Mengapa kini kalian buat negara ?,
Atas tanah hak kami dari Sang Pencipta ?,
Pantaskah kalian ambil wilayah kami atas nama Yahudi ?,
Kadangkala kata-kata bagai hujan peluru,
Dalam pertempuran dikepalaku,
Jangan kau mendengarku,
Karena mereka pasti menyasar menembus jantungmu.
Kadangkala imaji terperangkap kebekuan,
Bisu dan kaku hingga kedinginan,
Dekati aku pada saat itu,
Karena dia akan selalu mengagumimu.
Jalan itu menghitam,
basah oleh hujan.
Namun aku, muram,
Kering oleh kerinduan.
Gerimis ini menghapus jejak apapun,
Namun kasihmu tak hilang dalam hitungan tahun.
Puisi bahasa inggris dari puisi diatas artinya :
“Me and Rain”
The road was blackened,
soaked by rain.
But I,...
Waktu kecil aku sering bermimpi,
Bersanding dengan titisan dewi atau seorang putri,
Bahkan kuyakin seseorang tercipta dari tulang rusuk sebelah kiri,
Bagian yang hilang dan akan kutemukan nanti.
Namun sayangnya hidup bukanlah dongeng peri,
Tak pernah terwujud hanya dengan imajinasi,
Sosok yang hanya sebatas ruang...
Pemuda itu gontai didepn mimbar,
Seorang diri menghadap Al-Akbar,
Tenggelam dalam dua rakaat,
Berharap kasih pintu taubat.
Kudengar takbir lirihnya gemetar,
Karena hatinya telah bergetar,
Kantung matanya penuh oleh peluh,
Susah payahnya berdiri atas segala keluh.
Tuhan tundukkan lah kerasnya hati,
Khusnul khatimah...
Aku punya puisi,
Yang terkumpul dari tangga nada bahagia,
Terurai udara menjadi sinyal-sinyal suara,
Getaran telinga yang dirangkum rapuhnya jiwa,
Ingin sekali kutuliskan semua cerita,
Keindahan langka baris kata darimu, apaaa saja.
Walau ku tau tak kan pernah bisa membuatnya,
Karena bagaimana mungkin aku...
Seringkali “sendiri” memanggilku untuk kembali menelusuri rasa dalam hati.
Aku adalah bias penuh warna,
Dari serpihan kristal kaca.
Tak perduli bagaimana mencoba menyusunnya,
Tetap saja makin berhamburan tak terhingga.
(lebih…)
Jika aku tahu itu akan menjadi yang terakhir kalinya…
ketika melihatmu pergi berlalu kuakan erat memelukmu
Jika aku tahu itu akan menjadi yang terakhir kalinya…
Aku ingin menyisihkan beberapa menit untukmu
Berhenti lantas katakan Aku mencintaimu
Tapi mungkin aku salah…
dan hari ini adalah semua...
Kau telah jatuhkan pilihan,
Menurutmu kalung lebih menyilaukan,
Bandingkan punyaku yang hanya terbungkus koran,
Yang harganya diantara ribuan.
Ketika cinta memberi makna,
Pada apa yang kau beri untuknya.
Semurah apapun itu, rasanya akan sama,
Sama sakitnya.
Padahal…
Apalah arti coklat ini,
Cuma bikin...
Jika muara adalah pertemuan,
Maka aku rela melewati pipa-pipa toilet,
Untuk mencapai lautan bebas bersamamu.
Sering ku ucap “aku mencintaimu” bukan mksdku mengobral kata itu,
Melainkan hanya itu logika yg mampu kupikir menterjemahkan rasa ini padamu
Kupacu motor tuaku bukan karna terburu,
Melainkan ingin cepat menuju...
Disuatu sore disebuah bangku didepan rumah,
Seorang ayah duduk memandang langit yang menguning,
Kedua telapak tangannya tengadah dan basah,
Basah oleh air mata yang tak kunjung mengering,
“Wahai ayah, apa gerangan yang membuatmu bersedih?”
Tanya seorang pemuda dengan nada lirih
“Bukankah kita telah berkumpul kembali?”
I know my english wasnt really good,
it is better than to flood,
it may far from it should,
but this love is my actually truth.
Loving you whole heart are glow,
a nice topic above my pillow,
although dreams could only feel like snow,
Mentari terbit diujung japan
menyinari pagi dengan senyumnya
membinasakan semua mata
tatkala ia menjelajah negeri fana
Aku melihat..
sesosok wanita tua yang rapuh
duduk bersimpuh ditepi adimarga
membalik punggung tangan menghadap buntala
Mata yang lalu begitu syahdu
tangan yang amat lembut nan elok
Adalah kamu bunyi bait-baitku,
Kamulah warna syairku,
Ruh semua puisiku,
Piranti inspirasiku,
Kaulah kesadaran limpahan karunia Allah padaku,
Tiupan iman makin kencang menerpa kalbu,
Hadirmu sulut tekad dunia akhiratku,
Bidadari surgaku.
By. Pencilspirit
Suatu taman hati dibukit mimpi,
Bertebaran wangi koloni melati,
Tinggal lah disini gadis tanah tepi,
Meski rindu memaksa bebas dari ruang dan dimensi.
Setapak lagi berlalu,
Beranjak dari tangisan menderu,
Barisan angka bertambah satu,
Karunia terpenting Penciptamu,
Alam berpesta pora,
Pohon berjoget salsa,
Burung bernyanyi seriosa,
Matahari bermain cahaya,
Diseberang sana karib berbisik,
Kata mutiara untuk jiwa,
Bersahutan tanpa berisik,
Uluran tangan menuju cita,
Hebatnya terik 12 pas
Kabut jadi kepulan panas
Lembut berubah cadas
3 jam tak jua puas,
Apalah aku hanya penikmat
Segala benda cair dan padat
Terang warna semakin pekat
Diatas bumi menjelang tamat,
Terik pun tak surutkan langkah
Berpadu berlari ke segala arah
Kata orang serangga menjijikkan,
Muncul ditempat pembuangan,
Melata dalam gelap,
Bermukim dalam pengap.
Kecoa binatang paling tangguh,
Bertahan sekalipun peradaban bumi runtuh,
Spesies hewan paling tua,
Berkembang biak puluhan abad lamanya.
Jangan kau menginjaknya,
Karena jutaan bakteri ada di perutnya,
Bunuh dengan...
Jariku bergerak cepat
Seiring degub jantung yang melambat
Diantara waktu yang merambat
Katakan hatiku telah terpikat
Layang pandang pada keindahan
Gapai pijar bintang kesayangan
Mandi hangat terang cahaya bulan
Disuatu malam sebuah negeri khayalan
Istanaku dari lontar emas
Yang kurajut ketika pekerja pulas
Cukup aku mencintaimu saja dalam diam,
Lalu mematikan seluruh harap dalam dada,
Lantas sebait tanya mengusik benakku,
Pernahkah aku terlintas di pikiranmu saat kau tak rindu aku?
kau lihat jendela yang basah itu,
Manakah yang lebih tabah,
‘Hujan Bulan Juni’ tuan Sapardi,
Ataukah Hujan Rinduku...
Veronika, keindahan senja
Merah merona basuh semua luka
Menari ragamu dalam ingatanku
Meronta hati suci yang terberkahi
Veronika, pernah jadi bejana
Seluruh ceria dan tanya
Bersama bunga-bunga dan kupu-kupu
Taburan bintang kemilau dan rembulan sendu
Tak kukira kau juga kelelahan
Sesakkan nafas dalam...
Aku tak takut siluman,
Hanya karena disini sendirian,
Bukan karena malangnya kesepian,
Atau kakunya kebosanan.
Aku gelisah akan senyuman,
Tapi bukan tentang keramahan,
Kekaguman, harapan dalam perasaan,
Tepat diujung sebuah kerinduan.
Layaknya bola kristal kaca,
Yang indah kau bentuk dari cinta,
Kumohon jagalah sekuat tenaga,
Karena pecahnya selalu bersama bahagia,
Seumur hidup tak kan mampu kau susun,
Mengumpulkan serpihan yang terlanjur berhamburan.