IBU
…
Puisi 23 Baris bergambar di atas berjudul IBU karya Eny Supriati Nur
izinkan fakir ini bersimpuh menengadah
harapkan ampun atas segala salah
dari belasan purnama yang berlalu sudah
tidak sebagaimana kemarin
kenduri kumpul kekraban baik terjalin
beberapa dewasa dan anak kecil berlarian
berdoa datang dan melawan diam
merendah meronta dan meminta
tetaplah tangguh tumpah darahku
...
Hampir 2 Tahun terasa pahit wabah ini menjelma
Mengorbankan banyak jiwa malang yang sakit atau bahkan Tiada
Memukul sendi2 Ekonomi Bernegara
Mengacaukan rencana atau bahkan membuatnya tinggal menjadi Nama
Dan pada akhirnya meninggalkan Luka yang pasti penyembuhanya lama
Banyak dari Jiwa tidak berdosa harus menjadi korban...
Aku,
Anak perempuannya.
Yang merindukan sosok lelaki cinta pertama.
Dimana saat kumelihat nya,
Rasa ingin memeluk melepas semua rasa rindu itu sangat lah besar.
Namun terhalang,
Karena waktu dan keadaan.
Kebersamaanku dengannya, tak pernah lebih dua jam apa lagi satu hari.
Rindu,
Ya...
PERGI KEMBALI
puisi
Jika kamu merasa sedih kembali
Pergilah kesini akanku siapkan suatu cerita
Agar kamu tersenyum.
Jika kamu merasa memikirkanku kembali,
Pergilah kesini akanku siapkan jawaban
Agar kamu merasa tak harus lama berpikir.
Jika kamu merasa salah kembali,
Pergilah kesini akanku...
pukul dua belas malam tadi
februari pulang dengan langkah gontai
memberikan tempatnya untuk maret
yang pandai merahasiakan perihnya sendiri
februari yang lapang dada
pernah berada dalam mimpimu
yang memejamkan cemas
merebahkan kekhawatiran
februari juga pernah menjadi bentuk peluk atau basah cium yang menghangatkan...
Hebatnya terik 12 pas
Kabut jadi kepulan panas
Lembut berubah cadas
3 jam tak jua puas,
Apalah aku hanya penikmat
Segala benda cair dan padat
Terang warna semakin pekat
Diatas bumi menjelang tamat,
Terik pun tak surutkan langkah
Berpadu berlari ke segala arah
Bertahan ‘tuk tertawan
Aku terperangkap oleh harapan
Khayalkan mustahil
Wujudkan nihil
Sayang aku terjebak
Kau memang sulit ditebak
Entah pada siapa kau labuhkan hati
Aku hanya cukup sadar diri
Bukan aku sang dambaan
Bukan aku yang dipikirkan
Bukan aku yang diharapkan
Terlambat...
Kamu adalah pelita hati ku
Saat ini pikiran ku sedang tertuju pada mu
Terbayang wajahmu di benak ku
Elok sekali paras mu
Fajar telah berlalu
Angin berhembus sangat kencang
Namun pikiran ku tetap terpaku pada mu
Kamu lah yang selalu aku bayangkan
ya itulah bisaku,
Merapalkan doa,
Karena bagiku jarak adalah rindu,
Menanti adalah setia dan pada akhirnya pertemuan adalah bahagia…
Memang,
Aku takkan pernah tau apa yang tersembunyi di situ?
di sudut hatimu,
Adakah degup rindu yang bergemuruh,
Seperti gemuruh rindu yang gaduh di...
Kala kata tak bisa dirangkai
Kala ungkap tak bisa lagi diurai
Kegundahan dari jiwa tak bisa direlai
Äda apa wahai jiwa yang tak bisa santai
Padahal tak ada satupun yang menimpa kecuali semua suratan dari Pencipta
Wahai jiwaku yang tertutup oleh hijab
Ketika otakmu tak...
Engkau tahu , aku dikeroyok sepi
dan hanyut bersama segugus harap
saat ku duduk sendiri di tepian tasik itu
melontar batu-batu kecil
dan merenung kocak air berbuih
di celah bukit sayup di ujung tasik
sinar jingga menyapa sayu
di kejauhan ku dengar riuh
Dia langitku
Langitku yang sempurna
Cerahnya mampu membawa bahagia
Memberi afeksi spontan dalam satu tarikan sudut labium arti gembira
Mentari sepertinya selalu berhasil membuatnya tersenyum
Dikala Hujannya hadir membawa luka
Sang Mentari lantas datang menawarkan cinta
Memberikan berjuta kupu-kupu dan semu malu pada Langitku...
Seperti mimpi
Saat rintikmu hinggapi pipi, menerpa pori
Bawa aku dalam sebuah elegi
Cerita tentang aku dan kamu saat menjadi kami
Diksiku mungkin hanya fiksi
Namun rasa di hati
Bergeming, melengking tinggi
Katakan aku hanyalah berimaji
Bilang padaku semua ini hanya ilusi
Atau...
sesuatu…
bermata akan matahari
bernafas akan badai
berair mata akan hujan
bersuara akan gemuruh
berhias akan nyawa
berhati akan batu
berjantung akan gunung
berotot akan terjal
bertulang akan pilar
berbulu akan duri
berjalan akan gempa
berkedip akan gerhana
Kemarin kita berjumpa
Tetapi sama-sama tak bersua..
Kemarin kita tersenyum bersama
Tetapi hal itu tak lama..
Kemarin kita juga bertatapan
Tetapi sama-sama memalingkan..
Kemarin kita duduk bersama
Tetapi terhalang jarak yang berirama..
Kau lihat? Mentari itu..
Dia menertawakan kita
Dan...
Percaya akan dimensi lain dibalik cermin ?
Anggap saja bila “kehidupan itu” ada
Saat berhadapan dengan sebuah cermin
Maka kita sedang melihat menembus dimensi lain
Dimensi berbeda dengan kesamaan identik
Lihat mata lalu saling bertatapan
Sentuhkan ujung jari dan lihat bagaimana ini tersambung
Namun, bersentuhan disini berarti semu
Karena pikiran...
Deru kuda besi
Tak lagi bernyanyi
Pagi memanggil
Seolah gantikan dirimu
Petangku sayu…
Petangku sendu…
Demi impianmu, panjatlah
Jangan tatap bawah
Jika lengah ataupun gerah
Ingatlah…
Ada aku, untukmu
Bagai angin sepoi-sepoi
Ingatlah…
Sepuntung kisah memberi arti
ketika niat hati terasa mustahil ditepati
hari-hari pun di lalui kosong tanpa arti
dunia berbondong-bondong memasuki ruas hati
memonopoli sukma yang tak berdaya seakan mati
Iya..Aku telah mati sebelum malakul maut bertamu
sebelum nafas yang di titipkan kembali bagai debu
bahkan sebelum cakrawala runtuh di...
Pikiranku sudah berumur 27 tahun
Ia seperti memasak tubuhnya sendiri
dalam kepala
matang ataupun mentah
tergantung hatimu pandai berubah
Doa yang kau bakar malam-malam
menjadi nyala paling tajam bagi
kakimu seharian
Begitu seterusnya
Sampai kau menemukan Cinta
yang dalam
tak dilihat bagai hantu
tak dipedulikan bagai debu
dia sudah terbiasa
diantara kerlap pijar cahaya
hanya dirinya yang gelap gulita
tiadakah seorang yang ingin mengulur tangan?
tiadakah yang datang untuk membawa harapan?
berteriak pun belum tentu didengar
sunyi
seorang diri
menahan benci
Lembayung pagi menyelimuti kalbu
Purnama pun sudah mulai malu dan berangsur angsur meninggalkanku
Terdengar sayup2 dari kejauhan lantunan syair rindu
Seolah iya memanggil ku dan memanggil mu untuk segera bertemu
Dengan menggunakan kain istimewa yang biasa kau gantung di belakang pintu
Kala itu masih banyak makhluk...
dalam hujan,
adakah rumah sederhana
yang bisa disinggahi
sekedar untuk berteduh, sesaat saja
bagi anak cintaku yang menggigil,
yang ditinggal ibunya?
bisa kau lihat matanya yang bening
air mukanya yang cerah dan menyenangkan
atau bisa kau dengar sendiri
suaranya yang menggemaskan
...
Rindu…..!
Rindu itu kembali menyapa
Mengisi relung hati
Ah, ingin menepis semua rasa itu
Hati berontak, jiwa menjerit
Dia, bukan lagi untuk dirindukan
Dia, bukan untuk dimiliki dalam dekapan
Dia, hanya menjadi cerita kelam dalam hidup
Kenangan pahit
Ya, amatlah pahit
Selama ini menunggu
Sejauh ini berkelana
Tanpa meragu
Hati ini temukan rumahnya
Dia,
Teman dari masa lalu
Dan teman menatap masa depan
Hilang dan hadir
Tak bisa merubah jalannya takdir
Jauhnya perbedaan
Tak bisa memisahkan tujuan
Hari ini aku melamarnya,
...