Puisi Pendek - Singkat kumpulan sajak kiriman netizen, update tiap hari.
Anda bisa simak, bacain, voting, komen atau download sebagai gambar story/status. Lihat Daftar Puisi.
Kita kerap terlalu naif untuk menyadari adanya kesempatan mempersiapkan diri
dari apa yang akan terjadi
dan lebih suka menimpakan kesalahan
atas apa yang kita dapatkan
pada keadaan.
Seperti pagi yang tiba-tiba,
siang yang melenggang,
atau malam yang diam-diam
meminta kita pulang,
kita pun alpa pada pertanda senja
bahwa apa saja yang terpahat di cakrawala hanyalah saujana mata.
Seperti demikian,
kita lalai memperhitungkan
bahwa yang kita ucapkan
apakah akan menjelma harapan
atau hanya jadi kenangan.
Click "Allow" in the permission dialog. It usually appears under the address bar in the upper left side of the window. We respect your privacy.
It seems your microphone is disabled in the browser settings. Please go to your browser settings and enable access to your microphone.
00:00
Are you sure you want to start a new recording? Your current recording will be deleted.
Error occurred during uploading your audio. Please click the Retry button to try again.
Puisi sebelumnya berjudul Temui Aku, Walau Sebatas Mimpi kiriman Okta Ajah.
Temui Aku, Walau Sebatas Mimpi
Dingin malam menghampiri
Menyusup mengintervensi
Batas ruang elegi
Memaksa otak dan hati
Untuk tidak bersinergiYa, otak ingin berjalan sesuai realiti
Namun hati
Sedikitpun tak mau berkompromiHati ini berpegang teguh pada >>…
Selanjutnya Puisi Rindu berjudul Selamat Sore Kawan dari Rimbapena.
Selamat Sore Kawan
Pada satu arah,
pada celah antara langit yang merekah
dan bumi yang tengah sumringah,
ada sebuah petualangan
mengarungi keabadian.Pada arah lainnya,
melalui halaman dan pintu rumah
dengan riasan sederhana,
>…
Terima kasih Rimbapena, Rimbapena, Okta Ajah atas kirimannya.
tersebab apa jemari-jemari kerap mengaksarakan rasa melalui puisi,
berharap kelak sajaklah yang akan mengekalkan rahasia-rahasianya,
segala rahasia-rahasia hati di luasnya semesta kata-kata,
ketika waktu perlahan-lahan akan menuakan dan membunuh rindu
Pahitnya merindukanmu ibarat kopi robusta,
yang tidak tahu kapan ia berbunga,
seperti dirimu yang entah kapan ku harus melupakan, namun hanya diberikan kepahitan tanpa kemanisan.
senyumanmu ibarat sebuah creamer pekat, menenggelamkan >>…
Dan pada akhirnya,
Takkan ada lagi sajak-sajak rindu,
Menyadari kenyataan;
jika selama ini ternyata hanya hidup dalam mimpi-mimpinya,
seseorang itu berlalu menutup masa lalu,
separuh tubuhnya kini terbalut debu-debu kenangan,
>…