Untuk Keluargaku
…
Puisi 8 Baris bergambar di atas berjudul Untuk Keluargaku karya anonym
Samudra ombang-ambingkan perahu biru
Kulihat dua kelopak netra milikmu
Teduh kulayari bersama asa
Buih beriringan berebut bawaku kembali
Berjalan susur dada pantai
Kubenamkan kaki pada pasir sedalam ingatan
Desah nyiur memanggilku pulang untukmu
Surabaya, 21 November 2023
Aku selalu ada bersamamu,,
Didepan maupun di belakang,,
Selalu dapat membantumu,,
Aku tabah jika hujan datang,,
Aku ingatkan kamu jika pnas ini terik,,
Tak peduli dengan siapa kamu akan pergi,,
Aku selalu ada bersamamu,,
Karena akulah ransel sejatimu..
Kalau kau katakan kita pernah bertemu,
Aku katakan ya,
Tapi aku kenali kau yang dahulu bukan yang sekarang,
Sekarang yang menjadi begitu asing,
Kita telah terpisah daripada penjara kesibukan masing-masing,
Entah apa menyebabkan badai berubah,
Asing terlalu asing,
Dari jauh muka buku yang...
Kurasa suka ku telah berganti
Rasa ku juga mendadak mati
Kau menjadi sosok misteri
Bak teka teki
Tidak seperti awal berjumpa
Kini perjalanan menjadi hampa
Kasih tak lagi ada
Antara kita sudah hilang asa
Kamu sejuk,tapi menujam rasuk
Memberiku harapan,setelahnya kamu hempaskan
Ada kalanya aku harus berfikir
Hidup tak harus sejalan dengan takdir
Tanganmu yang kupegang erat
Ternyata bukan ramalan yang akurat
Semoga aku tidak menyesal
Meninggalkanmu dalam bebal
Tuhan menciptakan ibu yang hebat,,
ibu yang ngga pernah menua,,
Dia membuat senyumannya seperti cahaya ,,
dan Dia menjaga hatinya seperti emas,,
dalam matanya terpancar sinar bintang yang berkilau,,
dalam wajahnya terdapat banyak bunga yang indah,,
Tuhan menciptakan ibu yang hebat,,
dan Dia memberi ibu itu...
Jangan tanya kenapa kami bersembunyi..
Kami pun tak ingin begini..
Jangan mencemooh kenapa kami berlari..
Sebenarnya kami ingin tampilkan diri..
Kami terpaksa..
Kami pun terluka..
Tapi kami tak lupa berdo’a..
Agar hubungan ini bisa nyata..
Untuk bisa menginjakkan kaki ke bulan,
Aku harus jadi astronot
Untuk bisa mengeliling dunia,
aku harus jadi pilot
untuk menjadi orng sukses,
aku harus jadi orang yang rajin
Namun untuk mendapatkan mu,
aku harus jadi diriku sendiri
Sisa lingkar obat nyamuk mewiridkan nubuat sepi nan dingin
Berlarik ke dusun tubuh tak terjangkau suara
Dijaga ujung pena tanpa nama
Asap melinting jejak hibrid dari suhu dan waktu
Dalam sekutu jarum merah
Yang berputar di palung dada
Mirip hialin tanpa sedikit beling
...
Dan pada akhirnya,
Takkan ada lagi sajak-sajak rindu,
Menyadari kenyataan;
jika selama ini ternyata hanya hidup dalam mimpi-mimpinya,
seseorang itu berlalu menutup masa lalu,
separuh tubuhnya kini terbalut debu-debu kenangan,
dan separuhnya lagi merangkul kenyataan.
Aku adalah pemimpi dan kau hanyalah bayangan
terlelap oleh gelap nya hitam
terdiam tampa ada seorang menemani
terhanyut tertarik pada kelam
kegelapan pun datang menghampiri
bercerita tentang diri hitam tak pernah lari
keinginan tak terpenuhi hitam langsung memberi
membunuh menyiksa diri hitam datang menyudahi
kini hitam bagian diri menjadi teman hingga mati
Terimakasih pahlawan tanpa takut
Kau bertaruh melawan maut
Tetap siaga pantang berlutut
Berperang tiada takut
Untuk mereka yang ingin direnggut
Tanpa menuntut
Kau tolong semua yang mulai redup
Agar kembali untuk hidup
Langit telah menutup tirai
Kehidupan mulai bersahut ramai
Miliaran manusia banjir terurai
Menyambut sang rembulan yang gemulai
Hati tak sanggup menyuplai
Akal mulai bersiasat lihai
Tatapan rayu menyeringai
Luluhkan hati nona manis aduhai
Mekar mawar yg kau tanam di hatiku, tercium wangi semerbak. Lambangkan segalah sayang dan cintamu, namun mengapa hanya sesa’at, cintamu hanya seperti embun pagi yang mudah hilang di serap matahari,,
bukankah engkau sudah berjanji akan sehidup semati denganku, kenapa engkau masih menyebut dan menawarkn aku cinta yang lain.. cuman...
Dulu..
Waktu kau anggap musuh
Karna berputar teramat lambat
Namun sejak mengenalmu
Waktu berputar kian cepat
Bagai melayang
Seperti hatiku yang bahagia
Hingga ku merasa seakan terbang
Terkadang dengan hanya rintik hujan baru ku sadar pentingnya arti hadirnya payung kecilku
Terkadang ku tau indahnya bintang jika malam tlah menjemput hariku
Terkadang ku sadari hadirnya matahari ketika terik menyapa hari-hariku
Tetapi…ku tak butuh itu semua tuk mengingatmu….
Hujan takkan lunturkan rinduku..
Malampun takkam redupkan arti dirimu…
Dan teriknya...
Ku kira kau meramu hujan
Menata angan
Menoreh hendak
Ku kira hujanmu imajiku
Anganmu diriku
Handakmu hatiku
Ku kira
Aku,kau lalu KITA
Apa itu dirinya panca indra keharmonisan kesan kekuasaan serta merta cerita dalam derita.
Cerpen tulisan singkat kutuliskan didirinya bahkan naskahpun tak terbaca.
Adakah ilalang yang masih tumbuh menjulang hadirlah sang pemenang.
–
Pemenang yang menenang bukan pemenang yang menantang tetapi lebih kepenyayang.
Dirinya ada dan sosok jiwanya dilatih apakah...
Hai manisku..
Pagi ini aku terbangun dibelaian lembut kabut tebal yang turun dari puncak gunung itu.
Apa kabar dirimu sayangku?
Apakah kau merasakan rindu yang perlahan menusuk kedalam sumsum tulang belakang seperti dinginnya pagi hari ini yang kurasakan?
Bisakah kau datang sejenak memberikanku sentuhan hangat meskipun itu...
Terkadang..Hati ini rindu pada seseorang yang mau mengisinya.
Selalu setia merawat dan menjaganya.
Terkadang rasa cmburu ada,
ketika melihat orang lain yang dapat menikmati indah cinta mereka.
Sebersit tanya terkadang muncul menggoda.
Kapan ku bisa dapat cinta seperti mereka.
Ini hanya kejujuran yang coba menafikan...
Madah rasa rindumu
Sudahku siap puisi-nya
Dimana kalam rasa memggebu
nak dibaca bersama cerita lara
Minggu berlalu senin meratap hari
Asa larang aku merindu-nya
Tak tahan aku lena menunggu rindu datang menjenguku
Acik telok lekop,30 juli 2019
Rona lembayung senja keindahan
semburat jinggaMu menoreh rindu
pada bulan di lenganMu
di mana kan kurebahkan jiwa lelahku
Di pelukMu kutemukan cinta
di matamu memancar kasih
Rindu ini tak tertahan lagi
untuk luruh dalam genggamanMu
Pada mimpi yang telah pergi
Kau lipat janji
Pada hati yang menanti
Kau hapus jejak kaki
Dan di jalan-jalan kerinduan melegam kenangan
Tak ada harus dipertanyakan
Karena kita telah terbiasa menelan kepahitan
Karena sakit hari ini adalah katarsis sunyi esok hari.
Keangkuhan yang tiada berakhir,,
Kesalahan yang tiada perbaikan,,
Hingga perkataan melaju kencang mendahului pemiliknya,,
Itukah kau?
Kau yang katanya pesuruh Tuhan yang maha mulia,,
Kau yang katanya menjadi khalifah di bumi,,
Kau yang selalu dibilang penciptaanNya yang sempurna,,
Nyatanya kau hanyalah makhluk sempurna...