menerkam asa
…
Puisi 6 Baris bergambar di atas berjudul menerkam asa karya Nur Rahmawati
Hening malam kerinduan yg basah oleh embun …
Kini kian melebur di terpa angin semampai ..
Adakah seorang insan yg menjawab kesunyian ku Mendengar bisikan hati kecil ku …
Entah lah ..
biarlah ombak bertatih ke pantai menjadi alas sang bidadari datang Menghampiriku disini
-Dhii SilentLy-
Potretmu masih terpampang nyata
Bahkan tak hanya di kamera, ada dimana-mana
Ada di pelupuk mata, di dalam kepala, dada kiri bawah hingga sekujur vena juga aorta
Pun saat aku menutup mata
Kau potret berwarna, aku klisenya
Kau tercipta karena aku ada
Apa salahku?
Kenapa kebersamaan kami selalu diganggu..
Kenapa masalah datang
Mencuri kebersamaan dalam waktu..
Jangan pergi bidadariku
Jangan biarkan ku sendiri tersedu..
Aku hujan Yang akan terus membasahi bumiMu
Harapku agar kau melelehkan kebekuan rasaMu itu untuk hadir dalam carta cintaku
Rasa yang sama tapi mengapa tidak kita persatukan?
Ku mohon hadirlah sebagai pelangi terindahku
Buku nafasKu hanya tulisan tentang harapKu padaMu
Ujung doaKu tak pernah...
Seperti hembus angin
seperti embun rerumputan
bagaikan savana …
menetap aku ingin
atau kutinggalkan
begitu saja…
setiap awan yang menampung kenangan akan selalu bermurah hati untuk mencurahkannya saat musim hujan bertandang.
seperti hari ini, hujan di kotamu kembali menyaji alinea yang pernah kita tinggali dan setiap jalan akan menggenangkan ingatan yang pernah kulewati saat aku pulang sembari memutar kisah tentang hari yang kita lewati bersama senyuman...
Tidurlah dengan nyenyak malam ini
Aku tak bisa menjaga mu selalu
Namun yakinlah cinta dan harapan ini
Hanya untuk mu
Akan ku sampai kan kepada sang malaikat
Agar menemani mu malam ini
Dan kamu adalah sebuah nama yang selalu kutuliskan
Sedang aku hanyalah sebuah nama yang tak kunjung kau baca
…
Bait puisi diatas bila diterjemahkan dalam puisi bahasa inggris menjadi :
And you are a name that always been written by me,
While me is just a name...
Pagi itu ku tersudut
Bertanya tentang aq dan dia
Tak terkira terluka parah
Lelah.. dan lelah bertanya
Dimana cinta…?
Aq masih lelah tp ya sudah la..
Anila malam menggenggam atma yang kian melemah
Lalu lalang di ujung kota yang temaram
Meniti lorong-lorong penuh kerinduan
Ambu-ambu kerinduan yang pekat, tercium lekat
Za, cinta kasih terabdi
Aksara luka, masih menerjemahkan dirimu sebagai cinta
Hai, puan.
Nampaknya kau cukup sibuk belakangan ini.
Di tengah banyaknya hal yang harus diselesaikan hari ini, coba ambil waktu berhenti sebelum memulai lagi.
Bukankah kita pernah memimpikan berdiri bersama di atas ancala sambil menikmati swastamita?
Kemari, akan kubisikkan.
“Apa yang di depan mata, tidak serumit isi...
kau tersenyum
dengan tak mudah
inilah sisi lengah kita
yang tak pernah sirna
meski dihujani
ribuan kecup dari bebunga cinta
Di beranda rumah sore ini
Senandika kata memperdengarkan kembali
Impresi diksi pada bait sajak bulan Juni
Dihapusnya delusi rasa dari lini masa
Biar tak lagi beranjak leluasa
Menerka tanya tanpa berujung fatwa
Melipat jarak
Memang dahulu kita pernah dekat?
Kata siapa kita dekat?
Bahkan kita ragu untuk bersapa hangat
Lantas untuk apa melipat jarak?
Jika dari awal kita sudah bersekat.
lihat payoda itu
terlihat akara-akara afsun darimu
hai sarayu
jangan pilon kau
sampaikan dengan tegas
aku rindu.
Ribuan hari telah terlewati Namun merelakan dan mengikhlaskanmu Masih saja kucoba.
Lihatlah, ribuan lembaran rindu yang telah usang
Namun penaku tak pernah lelah Tak berhenti menulis segala rindu untukmu Tak mengeluh menulis segala rasa untukmu.
Tahukah Ibu?
Senja selalu kuharap berlalu cepat Agar terganti malam Kupinta...
Aku rela…
Jika harus memandangimu walau tak sedikitpun tersudut senyum di bibirmu.
Aku sanggup..
Jika harus berkali-kali di tampar oleh kata-kata mu yang tak pernah mau menerimaku..
Aku terima..
Jika kau terus-menerus menyuruh ku untuk pergi tinggalkan mu dan jangan pernah kembali.. katamu!
Langit sangat merindukan senja, seperti aku merindukanmu
Langit sedang menunggu fajar, seperti aku menunggu mu
Langit sangat terlihat indah saat ada pelangi, akupun begitu terlihat indah saat ada kamu
Saat ini langit sedang bersedih, seperti aku yang kau tinggalkan
Adakalanya langit terlihat indah, karena ada bintang...
Masa seolah-oleh telah berakhir,
Aku tahu akhirnya,
Aku duduk pada masa yang telah dilalui,
Melaluinya dengan merindui masa yang dah berlalu,
Untuk menghargainya berjumpa dengan orang yang paling aku sayang,
Akan merinduinya dipersimpangan masa saat jalan sendirian..
Kulihat bendera ini
Tiba tiba Aku ingat semua peristiwa
Petistiwa saat pemuda-pemuda berjanji
Demi negeri ini
Terimakasih wahai pemuda negeri
Berkatmu kami bebas dari jajahan ini
Layaknya bola kristal kaca,
Yang indah kau bentuk dari cinta,
Kumohon jagalah sekuat tenaga,
Karena pecahnya selalu bersama bahagia,
Seumur hidup tak kan mampu kau susun,
Mengumpulkan serpihan yang terlanjur berhamburan.
Sajakmu meninggalkan jejak.
Tawa dan senyummu tak kunjung beranjak.
Soal keputusanmu,itu adalah dilemaku.
Merindu adalah keseharianku
Tuhan tolong izinkanku untuk mematahkan jarak.
Agar rinduku tak lagi memberontak.
Apabila mendung sudah di atas kepala
jangan larang hujan turun kebumi
apabila angin bertiup dengan kencangnya
jangan larang daun daun kering berguguran
apabila senyummu selalu mekar di hatiku
jangan larang jika aku selalu rindu Dan mencintaimu
Jika waktu dapat mundur beberapa tahun lama ny
Mau kah kau menjadi bagian terindah di dalam hidup ku
Jika waktu dapat maju dn menjawab setiap do’a ku
Sudih kah kau menjadi separuh jiwa ku dan hidup bersamaku
Melewati keras ny hidup
Dan kejam ny dunia