Rindu di ujung Senja
…
Puisi 6 Baris bergambar di atas berjudul Rindu di ujung Senja karya Sarlota Yuspin Lolo
lihat payoda itu
terlihat akara-akara afsun darimu
hai sarayu
jangan pilon kau
sampaikan dengan tegas
aku rindu.
Dan kamu adalah sebuah nama yang selalu kutuliskan
Sedang aku hanyalah sebuah nama yang tak kunjung kau baca
…
Bait puisi diatas bila diterjemahkan dalam puisi bahasa inggris menjadi :
And you are a name that always been written by me,
While me is just a name...
Melipat jarak
Memang dahulu kita pernah dekat?
Kata siapa kita dekat?
Bahkan kita ragu untuk bersapa hangat
Lantas untuk apa melipat jarak?
Jika dari awal kita sudah bersekat.
Tidurlah dengan nyenyak malam ini
Aku tak bisa menjaga mu selalu
Namun yakinlah cinta dan harapan ini
Hanya untuk mu
Akan ku sampai kan kepada sang malaikat
Agar menemani mu malam ini
Untukmu kekasih yang selalu menyebutku pecinta terbaik
Jika nanti aku datang dengan segenggam cinta yang manis, percayalah itu bukan untukmu.
Untukmu kekasih yang selalu menyebutku kopi pagimu
Jika nanti aku datang dengan segelas kopi pahit, percayalah itu bukan untukku.
Nuansa hati yang selalu hingar bingar dengan...
Aku memiliki empat musim, kekasih.
Musim pertama selalu ada hujan yang menemani sepi.
Di musim kedua selalu ada kemarau yang menghapus air mata di lereng pipumu.
Lalu, di musim-musim berikutnya aku mulai lupa, kekasih.
Karna seluruh sisa-sisa musim hanya aku pergunakan untuk merindukanmu.
@Laron’s
Jika waktu dapat mundur beberapa tahun lama ny
Mau kah kau menjadi bagian terindah di dalam hidup ku
Jika waktu dapat maju dn menjawab setiap do’a ku
Sudih kah kau menjadi separuh jiwa ku dan hidup bersamaku
Melewati keras ny hidup
Dan kejam ny dunia
Pagi itu ku tersudut
Bertanya tentang aq dan dia
Tak terkira terluka parah
Lelah.. dan lelah bertanya
Dimana cinta…?
Aq masih lelah tp ya sudah la..
Kata hati terperangkap jiwa
Kala jiwa merasa hiba
Jika hiba merasa duka
Saat duka menjadi luka
Dalam luka menjadi cinta
Karna cinta adalah penyembuh jiwa disaat luka maupun duka
Lusa, Matahari masih dipematang
‘ku doa teruntukmu yang tak tergenggam
dirimu yang tengah nestapa
kuiringi semesta cinta
harapku tak berpadang luas
segenap bahagia tuk ‘mu, semoga…
Aku hujan Yang akan terus membasahi bumiMu
Harapku agar kau melelehkan kebekuan rasaMu itu untuk hadir dalam carta cintaku
Rasa yang sama tapi mengapa tidak kita persatukan?
Ku mohon hadirlah sebagai pelangi terindahku
Buku nafasKu hanya tulisan tentang harapKu padaMu
Ujung doaKu tak pernah...
setiap awan yang menampung kenangan akan selalu bermurah hati untuk mencurahkannya saat musim hujan bertandang.
seperti hari ini, hujan di kotamu kembali menyaji alinea yang pernah kita tinggali dan setiap jalan akan menggenangkan ingatan yang pernah kulewati saat aku pulang sembari memutar kisah tentang hari yang kita lewati bersama senyuman...
Serupa rembulan yang gigih pancarkan sinar mentari, akupun pernah menjejalkan harapku pada diri sendiri.
Layaknya rembulan yang siap kejar pijar mentari tertutup awan hitam, akupun pernah menjadi yang tersesat karena khayalku yang kelam.
Harapku pada Najma yang terkandung bintang di dalamnya, dan harapku pada Soraya yang menggema matahari...
Seperti hembus angin
seperti embun rerumputan
bagaikan savana …
menetap aku ingin
atau kutinggalkan
begitu saja…
Potretmu masih terpampang nyata
Bahkan tak hanya di kamera, ada dimana-mana
Ada di pelupuk mata, di dalam kepala, dada kiri bawah hingga sekujur vena juga aorta
Pun saat aku menutup mata
Kau potret berwarna, aku klisenya
Kau tercipta karena aku ada
Layaknya bola kristal kaca,
Yang indah kau bentuk dari cinta,
Kumohon jagalah sekuat tenaga,
Karena pecahnya selalu bersama bahagia,
Seumur hidup tak kan mampu kau susun,
Mengumpulkan serpihan yang terlanjur berhamburan.
Langit sangat merindukan senja, seperti aku merindukanmu
Langit sedang menunggu fajar, seperti aku menunggu mu
Langit sangat terlihat indah saat ada pelangi, akupun begitu terlihat indah saat ada kamu
Saat ini langit sedang bersedih, seperti aku yang kau tinggalkan
Adakalanya langit terlihat indah, karena ada bintang...
Aku suka syair
Namun membuatnya aku tak mahir
Aku mengagumi sajak
Namun membuatnya tak sedikit yang rusak
Aku menyayangi kamu
Namun membuatmu mencintaiku,lebih sulit daripada itu.
Anila malam menggenggam atma yang kian melemah
Lalu lalang di ujung kota yang temaram
Meniti lorong-lorong penuh kerinduan
Ambu-ambu kerinduan yang pekat, tercium lekat
Za, cinta kasih terabdi
Aksara luka, masih menerjemahkan dirimu sebagai cinta
Senja…
Kutitip sepenggal asa ini yg ternoda
kutitip luka ini dilangit yg menjingga
Kunikmati derita ini hingga malam tak mampu menerjemahkan kesunyian
Biarkan semuanya abadi
hingga mayapada berhenti digelar
Aku rela…
Jika harus memandangimu walau tak sedikitpun tersudut senyum di bibirmu.
Aku sanggup..
Jika harus berkali-kali di tampar oleh kata-kata mu yang tak pernah mau menerimaku..
Aku terima..
Jika kau terus-menerus menyuruh ku untuk pergi tinggalkan mu dan jangan pernah kembali.. katamu!
Apa salahku?
Kenapa kebersamaan kami selalu diganggu..
Kenapa masalah datang
Mencuri kebersamaan dalam waktu..
Jangan pergi bidadariku
Jangan biarkan ku sendiri tersedu..
Ketika ombak menghantam karang
Jangan larang batu akan rapuh
Ketika badai meniup Savana
Jangan larang tumbuhan akan goyang
Ketika bidadari di depan mata
Jangan larang aku mencintai dan memiliki
Menghinamu separau serak gelak gagak
Menyanjungmu semerdu syahdu lenguh lembu
Menentangku setegak runcing duri landak
Membelaiku sehalus sendu bulu bangau
Kau dan aku sama galak, sama lunak
Aku dan kau walau beradu, jua satu..