Sejak Rindu
…
Puisi 11 Baris bergambar di atas berjudul Sejak Rindu karya Anonym
Bila sampai waktu ku tiba tak jua kau temukan bahagia…
Pilih lah jalan yg lebih indah untukmu..
Karna ku bukan lah yg sempurna
Dan jangan pernah kau bersedih karnanya
Tapi,,
Tersenyumlah saat ku tak lagi bisa bersama mu
Karna kan selalu kutitipkan rindu untukmu dalam...
Pada bukit kami merangkak tanya
Tentang persoalan yang terus mengeras
Melihat tanda sapa menegur
Merenggut setiap tanya
Tanyaku adalah janjiku
Yang kini tertidur melampaui usiamu
Bukan aku menolak janjimu
Tapi getah resah menegur kebosananku
Oktober kembali mengatup
Memungut tanya menanam jawaban
Pada...
Ibarat mercusuar
cinta adalah sinar terang
yang menyinari hati setiap insan manusia,
dan mata
adalah alat untuk mendistribusikan cinta
melalui tatapan mata
antar kedua insan manusia
cuma mata yang tidak menua
jernihnya sama
dari kita lahir
sampai menutup mata.
Kini langit kembali menangis…
Kulihat dirimu menangis…
Hati ini rasa ter- iris…
Ku tak kuasa melihat mu terpuruk…
Senyum yg hilang membuat ku seperti tertusuk…
Takkan kubiarkan keadaan kembali memburuk…
Kupastikan jika badai berani melanda…
Ia akan memberikan pelangi setelahnya…
Dirimu tak pantas untuk...
Hey kemarilah sebentar aku ingin bermain denganmu berlarian memutari edelweis basah dipagi ini.
Temani aku setidaknya sebelum kabut itu datang dan menenggelamkanku lagi.
Aku ingin menghilang dengan atau tanpa dirimu,
Diantara dingin dan nyanyian bisu tempat ini.
Aku ingin berjalan menyusuri keabadian yang sunyi
Membawa...
Tuhanku
Aku Kau rangkai untuk-Mu
Dan hatiku gelisah
Dikala malam kian panjang
Jua tampa secercah cahaya
Kau taburi bintang gemintang,
Awan pekat menyembunyikanya.
Kau hembusi semilir bayu
Manusia-manusia pongah tak menghirupnya
Kau membiarkanya?
/Anak Pertiwi, 16 Mei 2017/
Ku pandangi langit,tanpa bintang
Hanya purnama yang terang
Sendiri diatap bumi
Purnama pandangi bumi,hampa penuh sunyi
Hanya aku diam sepi
Sendiri didasar bumi
Aku menatap purnama
Purnama menatap aku
Aku,
Purnama,
Terdiam
Kau telah jatuhkan pilihan,
Menurutmu kalung lebih menyilaukan,
Bandingkan punyaku yang hanya terbungkus koran,
Yang harganya diantara ribuan.
Ketika cinta memberi makna,
Pada apa yang kau beri untuknya.
Semurah apapun itu, rasanya akan sama,
Sama sakitnya.
Padahal…
Apalah arti coklat ini,
Cuma bikin...
ijinkan sekali lagi aku
menghela nafas yang kian tersengal
nafas yang hampir mencapai akhir,
lalu ruhku akan menghambur keluar
menyapa tiap nanar mata yang mengalirkan
sepasang sungai kecil yang hangat
yang pernah kurindukan dalam timang
peluk hangat seorang perempuan
hingga jemariku beranjak...
Jangan kau tanya tanah airku, karena telah ku letakkan di hadapanmu..
jangan kau tanya namaku, karena aku telah lupa sejak mencintaimu.
Aku mencintaimu..
maka berapa banyak harus kuhabiskan umurku agar bisa hidup mencintaimu.
Berapa banyak malam yang kulewati agar dapat memimpikanmu?.
Berapa tahun ku harus...
Matahari menyapa lautan berkilauan
Pertanda nelayan tua akan pulang dari peraduan
Menghantarkan sejaring kebahagiaan
Demi sehelai rajutan harapan
dekat tanjung itu ada dermaga
Tak elok namun berharga
tempat dimana kutambatkan nasibku
sejauh mata memandang luasnya biru
Duhai tanjung mebulu
Kasihilah daku yang merindu
Wahai perempuan senja,
Pada sepi aku hanya memiliki harap yang kugenggam erat,
Itupun jauh dari garis takdir yang senantiasa selalu kudekap rapat dan pada Akhirnya mencintaimu dengan do’alah yang selalu ku panjat… (lebih…)
Hembusannya menyerulung ke dalam relungan sukma.
Hembusannya menyapu daun yang berguguran di jalanan.
Kini, jalanan yang biasa kau pijaki, menjadi jalanan yang tak pernah kuinginkan tuk kulewati lagi.
Jalanan itu sudah berbeda.
Jalan yang biasanya, kita lewati.
Dimana tempat itu, menjadi awal cerita kita, pun...
Jarak..
Tanpamu rindu takan menyapu
Rasa takan menggebu
Pertemuan takan jadi syahdu
Entah pada siapa diri ini mengadu
Hanya doa yang selalu ku sanjung setiap waktu
Kapan? Ya pertanyaan yang selalu ku pinta untuk bertemu
Kenangan,Yang selalu ku peluk
Meneteskan deraian air...
Kupikir kau sudah jera,,
dan melupakanku,,
dan menghina ku,,
ternyata masih ada,,
membara dan berkobar,,
tapi tidak untukku,,
aku telah bingung,,
capek,,dan tak tau arah,,
tapi nanti bila aku pergi,,
dan kau bahagia,,
aku akan ikut senang melihatmu,,
Sabtu pagi,, hujan turun,,
berebut dengan senja,, dan matahari sedang beristirahat,,
awan selubungi kita disaat tak terlupakan,,
namun segala sesuatunya mulai menggila,,
hidup mulai sulit dijalani,,
dan aku tetap bersantai,,
bangkit dan pergi,,
bahwa suatu hari nanti,,
jalan ini kan membawaku kembali padamu,,
Kecil mungil…
Terlihat lembut saat kau mengusapnya,,,
Jemari-jemari yang lembut,,,
Mulai menampakan keceriaannya dikala matahari tersenyum,,,
Memandang jauh disana terlihat terang,tak seperti gelap gulita lagi,,,
Kini mulai tampak mengucapkan kata-kata,,,
Si mungil mulai memanggilnya,,
Yang pertama dan terutama di lantunkan
Lantunan untuk...
Pernah kau merasa hancur?
pernah kau merasa canggung?
seolah kau tak ditempat seharusnya,,
dan tak ada yang memahamimu,,
tidak,,
kau tak tahu rasanya,,
saat semua tak beres,,
kau tak pernah jadi diriku,,
dicampakan,,dibiarkan,,
kau benar-benar tak tahu rasanya,,
menjadi aku
Rintik hujan kala itu tak hanya membasahi sekujur tubuh
Tapi, tetesannya jatuh tepat di relung hati
Seakan tak berdaya, ku terbuai kenangan lama
Mengingat perjalanan karir yang direnggut masa
Bertahan dengan segala caci maki
Tak tumbang saat dicurangi
Silahkan kalian tertawa puas dengan sombong
...
Aku mencari aku didalam aku
Dalam rahasia yang aku tak tahu
Dalam jiwa yang berdebu
Lama aku terlena
Ilusi khayalan penuh warna
Bahagia dunia tidak lama
Mungkin juga tidak bermakna
Tidak aku bersedia
Andai esok aku menghadap cahaya
Aku ingin pulang disambut pencipta
Candu aku pada bibirmu
Gila aku pada aromamu
Batari, itulah dirimu
Nirmala menggambarkanmu
Cendayam parasmu
Candu aku mencintaimu
Bayangmu saja membuatku gila
Bertekuk lutut aku dihadapanmu adinda
Kan aku lukis tentang kita
sepasang insan bercumbu mesra dibawah cakrawala
Aku dimabuk...
Hujan membawa angan kearahmu
Jauh bertahun lalu penuh luka
Sayatan dihati takkan pernah sembuh
Karena setitik air hujan
Tangispun tak akan bisa menyembuhkan
Di depan tampak baik
Lain di hati bicara apa
Selalu saja tak mampu ku sembuh
Dengan sapamu yang malah...
Wahai bidadariku..
Niat menyakitimu tak pernah tersirat..
Salah paham pun tak pernah ingin ku ikat..
Terimalah maaf yang tulus ku semat..
Dari hati yang kini tengah bermunajat..
Duhai bulan purnama..
Jangan biarkan ikrar cinta kita rusak..
Karena ego yang kian sesak..
Lepaskan...
Masa itu, aku suka sekali melihat kamu.
Hari itu, aku kagum pada paras dirimu.
Setelah itu, Rindu pula yang hadir rasa ingin selalu menguasai menjadi egois.
Kamu ilusi, yang aku ciptakan antara kenyamanan dan harapan.
Sempat tersirat, kamu akan jadi milikku.
Ingin ku genggam tapi sangat...