Kado Sang Ibunda di Surga
…
Puisi 11 Baris bergambar di atas berjudul Kado Sang Ibunda di Surga karya Mochammad Ronaldy Aji Saputra
Kau telah jatuhkan pilihan,
Menurutmu kalung lebih menyilaukan,
Bandingkan punyaku yang hanya terbungkus koran,
Yang harganya diantara ribuan.
Ketika cinta memberi makna,
Pada apa yang kau beri untuknya.
Semurah apapun itu, rasanya akan sama,
Sama sakitnya.
Padahal…
Apalah arti coklat ini,
Cuma bikin...
Kau tidak punya alasan lain, selain berada di rumah.
Begini juga aku.
Mendengarkan musik masing-masing dan
menyalakan lilin pada petang.
Bangsa kita sudah sakit dari awal. Memakamkan koruptor dengan uang. Memenjarakan lansia tanp gigi.
Tapi, itu tidak menjadi alasan untuk pasrah, bukan ?
Kembali ke...
Meski pijakan ini tiada lagi berirama
Sengau dan terbata-bata
Denyut ini berantakan
Urat nadi semakin melemah
pikiran mulai resah diliputi kebuntuan.
Harapan dan tenaga jangan sampai mati
itulah seninya hidup
suatu kewajiban yang harus ditempuh dan dijalani
meski harus bertatih
diiringi seuntaian...
Gelap
Tak dapat kupungkiri
Membahana di setiap hati
Saat aku bertemu
Pada tetes hujan yang kelabu
Gelap
Haruskah aku kembali
Untuk menerangimu
Di setiap malam
Gelap
Harusnya aku disini
Mendung tak selamanya,
Biar aku menjadi payung untuk lindungi kamu dari hujan,
Atau kita basah lenjan bersama,
Ketawa daripada berduka,
Syurga duniaku daripada kasih,
Memberi dan menerima,
Meskipun tak selalu bersama,
Semat dihatiku,
Aku perlu ada disisi kamu,
Saat kau perlu...
Tatapan ku mulai menerawang
Memandang bintang….
Tanyaku tanpa jawab
Tuhan disanakah Singgasana
Senyumku terasa getir
Bahkan beraroma perih
Haah….mengapa semua hanya imajinasi
Kalau boleh kupinta Tuhan….
Beri aku kesempatan….
Ijinkan aku mencintai….
Ijinkan aku dicintai
Ayah…
Aku rindu akan Kehadiranmu,
Rindu Suara Lantangmu.
Ayah…
Kehidupan Terlalu Pahit Untuk Dilalui tanpamu.
Perasaan tidak tenang yang menghampiri ketika malam.
ayah….
Kapan lagi Kita akan Berjumpa.
Kapan Lagi Kita Akan saling tegur sapa
Ayah…
Aku rindu Akn Hadirmu...
Ibu engkau melahirkanku
dengan kasih sayang…
Ibu kau selalu ada
disampingku maupun
dimanapun..
ibu kau berjanji
akan menemaniku
Ibu kau telah
melahirkanku
dengan taruh nyawa
Terimakasih Ibu
Matahari menyapa lautan berkilauan
Pertanda nelayan tua akan pulang dari peraduan
Menghantarkan sejaring kebahagiaan
Demi sehelai rajutan harapan
dekat tanjung itu ada dermaga
Tak elok namun berharga
tempat dimana kutambatkan nasibku
sejauh mata memandang luasnya biru
Duhai tanjung mebulu
Kasihilah daku yang merindu
Hari ini tetap sama, tidak ada yang berbeda.
Kata orang..ini hari kasih sayang
Tapi heran nya tetap saja tidak ada berbeda
Sebuah ongkaran kata yang mengerang luka direlung hati.
Dia seperti Fatamorgana, tetap hayalan saja. Dan aku berpikir kamu seperti kamuflase yang tak dapat kutebak perubahan...
ibu
dadaku sesak
rindu ini menghujam hati
air mata terus berderai
aku hanya ingin bertemu
memelukmu sepajang waktu
ibu
hadir mu selalu ku nanti
meskipun lewat mimpi
aku hanya ingin bercerita
setelah kau pergi aku tak lagi ceria.
Melangkahlah penuh kepastian berlarilah meninggalkan kesendirian.
Bersama derap langkah mereka yang berani bangkit melawan keterpurukan.
Melangkahlah biarpun hari ini tidak secerah kemarin,
Bergeraklah hingga mentari merasa malu dengan ambisimu.
Menyatulah sejenak dengan alam dan pemilik semesta hari ini.
Biarlah Langit hari ini muram, pertanda hujan...
“JALAN KEHIDUPAN”
HIDUP UMPAMA MIMPI,
MIMPI YANG BERBAGAI-BAGAI,
INDAH, SERAM ITU PASTI,
ADAKAH DIRI MAMPU MENGHADAPI.
KESAKITAN MENGAJARKU,
ERTI KESABARAN DAN,
KETABAHAN UNTUKKU,
MENJALANI KEHIDUPAN.
“TERIMA KASIH YA ALLAH”
“TERIMA KASIH IBU AYAH”
Engkau dibisiki bahwa hidup adalah kegelapan
Dan dengan penuh ketakutan
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu penuh kebimbangan
Kutawarkan padamu bahwa hidup adalah kegelapan jika tidak diselimuti oleh kehendak
Dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan
Dan segala macam pengetahuan akan kosong...
kau bisikan kata cinta,,
setiap waktu,,
kau ajarkan kasih sayang,,
hingga detik ini,,
mungkinkah aku bisa mencintaimu,,
selamanya,,
hingga maut kata pujangga,,
bukan berarti aku tak yakin,,
tapi sungguh entah,,
bila hasrat telah usai,,
mungkin ini semua akan selesai
Jangan berdebat dengan rindu
Karna hanya bertemu itu yang ku mau
Jangan tanya betapa ku rindu
Karna hanya dirimu obat rindu ku
Semua terhempas terbawa angin
Hanya rindu yang tak ikut pergi
Rindu bukan hanya jarak
Tapi rasa yang tak terukur dalam nya
Obat...
Pak..
Walaupun kata-katamu kasar
Ku tau kau berhati besar
Pak..
Aku janji padamu
Peluh keringatmu
Akan ku balas dengan semangatku
Air matamu
Akan kubayar dengan prestasiku
Tak berani ku janjikan gunung padamu
Tapi ku pastikan, ku takkan buatmu malu
dunia yg tak perna mengerti
apa aku yg tak perna membuka mata
smua terasa menyedihkan
saat aku membuka mata dan menutup mata
adakala smua org berkata
smua indah pada waktu nya
tp pada nyata nya
indah itu tak seindah pada waktu ny
...
Demi sang bendera merah
Kau rela korbankan nyawamu, ragamu, keluargamu..
Demi berkibarnya bendera merah putih, demi bangsa ini
Demi kemerdekaan ini…
Kaurela bertumpah darah, keringat mencucur ditubuhmu
Semangat yang membara dijiwamu
Taklukan mereka pejajah negeri
Tak sedikit pun rasa takut
Bambu runcing...
Saat ini aku tak tahu arahku,,
Perasaanku,,,
Aneh,, taak nyata,, namun nyata,,
Iya,, nyata,, itu aku rasakan,,
Tapi aku tak dapat melihatnya,,
Berarti tak nyata namun nyata,,
Namun aku dapat merasakanya,,
Hingga saat ini,,
Apa aku harus terus sama dia,,,
Apa...
akulah peziarah sunyiyang berlutut di pusara senja
meletakan seikat kamboja di atas makam kenangan
bertuliskan rindu di lusuhnya punggung nisan
“bisikmu cinta…”
aku tak benar” meninggalkanmu
semayamkanlah aku di hatimu
agar kau tau rasa yang berpendar hangat dalam qalbuku
kala pawana berdesir melampaui wajahmu
Kala sang surya kembali menyuar.
Pertengahan tahunku telah usai.
Diksi ku kembali terbentuk.
Tapi tak tau bagi siapa teruntuk.
Aku kini berada dibulanmu, Juli.
Biarkan aku sejenak terbaring disini.
Tak mau kubuka hati.
Ada yang masih bersikeras abadi.
Aku masih disini, Juli.
Ketika...
Ditempat ini aku mengenal kalian
Ditempat ini kita mengukir cerita bersama,
suka, duka kita lalui bersama
Kenggembiraan, kesedihan, dan keegoisan
Semua itu menjadi bukti kebersamaan kita.
Dan ditempat ini pula kita berpisah,
Mengejar mimpi-mimpi kita,
Tapi, aku yakin
Suatu saat kita akan...
Semua itu cetusan qolbu,,
atau cetusan sanubari,,
walau hanya sepintas,,
itu cetusan yang berharga,,
ternyata sang waktu memaksa berjumpa,,
berjumpa denganmu,,
senang rasanya alam mendukungku,,
seketika aku senang dan memelukmu,,
eraaaat,, lalu melihat senyum mu,,
indah,,sungguh indaah,,
terima kasih bidadariku.