Pukul Dua
…
Puisi 10 Baris bergambar di atas berjudul Pukul Dua karya Aviv Jalali
Dengan selembar kertas origami biru
Kutuliskan selarik namamu
Kujadikan sebuah perahu
Perahu biru kulayarkan menuju tempatmu
Yang kusengaja untuk menyentuh hatimu
Tetapi untuk menjelajah hatimu
Aku tak pernah mampu
Hatimu adalah lautan luas
Sedang aku hanyalah perahu kertas
Di samuderamu aku terhempas
Jika cinta adalah burung,,
maka kita tidak akan memiliki sayap,,
jika cinta adalah langit,,
kami akan berwarna biru,,
jika cinta adalah paduan suara,,
kau dan aku tidak pernah bisa bernyanyi,,
penyebab cinta bukan untuk aku dan kamu,,
dan sekar cinta adalah laskar,,
hingga...
aku menetap
dinelangsa yang meletihkan raga
menyayat-nyayat jiwa
membangun duka dan derita .
Sajak singkat diatas coba kami buat versi bahasa inggris, yang artinya :
“Pain With Me”
I settled
In the grueling miserable body
slicing soul
build sorrow and anguish.
Aku sendiri disini melihati mu,,
Tanpa sadar aku memikirkanmu,,
Hingga saat itu tiba,,,
Aku bingung,, dan bingung,,
Saat itu mungkin kamu tidak ada,,
Saat aku merindukanmu,,
Seperti jelaga-jelaga yang ada di bulan itu,,,
Hitam,,hingga pekat,,
Tak kunjung terang,,,
Seperti kamu yang...
WAktu yang telah tebina
Menghantarkan pada rasa yang tak terterka
Mungkin itu cinta?
Atau hanya biasa saja
Perhatian selalu diberikan
Berharap kau mampu mengartikan
Atas semua pengorbanan yang ku lakukan
Segala hal adalah sebuah kesalahan
Berbicara takut menghancurkan
Diam ternyata malah menyakitkan
“ciluuuuuuuk baaa”
“Jangan lelarian, ntar jatuh”
“Jangan jajan sembarangan, ditabung ya”
“Udah makan?”
“Jangan lupa sholat”
“Tolong anterin belanja”
“Semoga semua sehat selalu”
Kata-kata mencerminkan segalanya,
Dari masa… ke masa
Aku juga menyayangimu Bu
Pikiran ku melayang ntah apa yg terjadi d dalam haty ku
Di sudut keramaian bibir tak dapat tersenyum manis
Aku merasakan sedih yg tak berujung
Di haty ku masi terasa perih yg tak dapat ku ungkap kan
Aku ingin berteriak pada dunia yg kelam
Aku...
in the end, I am still an ant
You would step on my chance
Turn on music and dance
show me your hand,
and I will lend you a bunch of love
that I know you would never spread it of
wish you’ve been satisfied
...
Bayanganmu, selalu hadir setiap malamku
saat suasana menjadi horor
dan mencekam
Bayanganmu selalu datang di setiap mimpiku
saat aku mimpi buruk
Bayanganmu, selalu menemani dalam sepiku
saat aku merasa sendiri
dan ketakutan
aku pun tak kuasa menyimpan tanya
Kamu itu pacarku...
Untaian waktu terus menjulur
Membawa detik yang telah kau atur
Biasa , semua tenang sesuai alur
Hingga tiba kecewa sampai hati hancur
Kemana?
Dimana?
Aku bersembunyi dalam ketakutan
Semua menghilang saat bunga butuh harapan
Dimana mereka? Aku sunyi dalam kesepian
Hanya kehancuran...
Detik waktu melukis sejarah
beragam cerita telah kita lalui
suka maupun duka
tersimpan dalam memori
Sahabat…
genggam tanganku
aku hadir di hatimu
walau terpisah dimensi dan waktu
aku selalu di sisimu
Oleh: Farah Adibah Kamilia, 11 Februari 2014
Aku hanya ingin bertemu
Mencari waktu sambil berkaca
Membelah dunia hingga pecah
Memburu kaki-kaki sang penjelajah
Aku hanya ingin melihat
Membuka kamera layar lintas saja
Membuang rindu yang tak beraturan
Haus, lapar, dan kenyang sudah di rasa
Namun hanya satu yang belum...
Hingga saat ini perasaanku tak pasti,,
Sungguh bimbang,,
Sungguh gamang,,
Saat perahu itu berlayar,,
Saat ikan itu terapung mencari makan,,
Mungkin aku seperti itu,,
Bingung,,, entah kemana,,
Dapat atau tidak,,
Sampai atau tidak,,
Apa yang harus kulakukan??
Aku merenung
Merenung di samping kucing
Mendengkur menghela hening
Sapu kaku di pojok
Terpaku bersandar tembok
Menatap kertas di dinding
Kertas tertiup angin
Angin memukul sapu
Tertimpa kepala kucing
Kini aku berteman hening
Banyak yang mengaku berilmu,,
Banyak juga yang mengaku tak berilmu,,
Banyak yang berebut karenanya,,
ribuan mil pun ditempuh untuk bergumul denganya,,
Gedung menjulang,,tanah yang bernilai,,mesin yang bersolek,,
Mulai pujian,,kekakuan,,hingga makian,,
Ada karenanya,,
Sungguh kami memang membutuhkanmu,,
Namun,,lebih baik kami hati-hati terhadapmu,,
Lebih baik lagi ,,kami harus mengendalikanmu,,
Senja menghilang,
Melebur luka yang amat panjang.
Bak genangan,
Kau meninggalkan sejuta angan.
Melebur fajar,
Dan kau gantikan gelapnya malam.
Suram,
Namun tiada ku berkutik.
Ini takdir,tak pantas bila ku kritik.
Jadi,kutegaskan,kehilanganmu sangat tidak asik.
Di persimpangan ini aku berdiri
Menatap jauh ke ujung aspal
Menelusuri lorong hatimu
Menapak got kalbumu
Dalam mencari rambu cintamu
Walau kerikil kerikil menghadangku
Tikungan tajam menghalangiku
Rasaku takkan pernah membelok
Asaku kan terus melaju
Dalam menjembatani cinta kita
Tetaplah jadi elegi segala musim
Teriring dalam majas tak berkesudahan
Cukuplah jadi bayang
Jangan bergerak lebih jauh
Akan kuceritakan kau dalam galur
Hingga lelah segala nuansa
Karena kepergianmu adalah keindahanmu
Dan diam
Jadi saduran yang ternyaman saat ini
Dan mungkin juga nanti
Ada mega merah dadu di halaman mushola.
Bulan sipit mengernyit.
Anak-anak TPA mengayuh angin, mengejar Alif ba ta.
Ada mega merah dadu di halaman mushola.
Bulan jelalatan, matanya mengerling nakal.
Anak-anak TPA berlari riang, sebentar lagi petang datang.
Ada mega merah dadu di halaman mushola.
...
Mak..
Kau peri dunia terindah
Cintamu tercurah..
Kasih sayangmu melimpah..
Pak..
Kau satria berkuda paling sakti..
Pengorbananmu terperi
Seluruh tenaga kau beri
Demi cemerlangnya masa depanku nanti
Terima kasih mak..Terima kasih pak..
Sekian lamanya aku menunggu…
Tak sedikit pun kau melihatku…
Siapa aku???
Mungkin bagaikan DAUN yg sudah gugur dan di sapuh oleh angin…
Atau…
Selembar kertas yg kau coret oleh kemarahanmu…
Dan penantian ku hanya sia-sia terhadapmu…
aku sadar…
Dengan kekurangan yg aku...
Jika suatu hari nanti, aku tak sanggup lagi.
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau telah hembuskan nafas imagi
Jika suatu hari nanti, aksaraku tak terbaca lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau masih tetap sebuah inspirasi
Kelak, jika suatu hari nanti, impianku tak kekal abadi
Berbicaralah pada langit nan sunyi,
Tentang hikayat malam kita meritma bingkai puisi,
Dan dengar, tanpa harus kau mengerti..
Berbicaralah pada angin yang menyepi,
Bahwa ada arkib simpati tersimpan dihujung laci,
Dan ingat, tak ku pinta kau akui..
Berbicaralah pada gelapnya sendiri,
Akan hilangnya mimpi-mimpi tadi...
Kujelajahi sejarah kenangan
kuputar rekaman masalalu
menghadirkan kembali masa itu
masa-masa putih-biru
Walau terombak waktu
potret wajahmu melintas
seketika teringat sosokmu
sosok sahabat putih-biru
Karya Nia Pertiwi
Desa Andir, Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat