Puisi Pendek - Singkat kumpulan sajak kiriman netizen, update tiap hari.
Anda bisa simak, bacain, voting, komen atau download sebagai gambar story/status. Lihat Daftar Puisi.
Wahai,,,lautan dan angin
Janganlah kalian mengamuk di pagi buta.
Wajah kalian muram dan masam.
Apa gerangan?
Aku tiada paham, apa kalian marah dengan tingkah para nelayan.
Wahai lautan dan angin.
Janganlah engkau merajuk dengan kami.
Aku dan para nelayan kebingungan, apa yang harus kami kerjakan, daratan kini corona menutup lapangan kerja.
Dapur kami engan berasap, mulut kami jua tiada berasap.
Beras kami kini bisa di hutung butir.
Wahai lautan dan angin.
Tenanglah kalian, agar kami tiada risau.
Click "Allow" in the permission dialog. It usually appears under the address bar in the upper left side of the window. We respect your privacy.
It seems your microphone is disabled in the browser settings. Please go to your browser settings and enable access to your microphone.
00:00
Are you sure you want to start a new recording? Your current recording will be deleted.
Error occurred during uploading your audio. Please click the Retry button to try again.
Puisi sebelumnya berjudul Cinta palsu kiriman Tutythecengkih .
Cinta palsu
Cinta kau janji banya ilusi
Cinta kau tepati hanya mengiri
Takkala rindu aku menanti
Takkala malam aku menangisManis kenangan bila bersamamu
Tapi bila di ingat fikiran ku masih terbuntu
Rindukan >>…
Puisi Alam, Puisi Corona, Puisi Kehidupan
Selanjutnya Puisi Alam berjudul Hidup Untuk Berjuang dari Eden Jessica.
Hidup Untuk Berjuang
Hidup…..
Hidup bukan sekedar hidup
Namun hidup untuk berjuang
Melawan hebatnya duniaHidup selalu berselingan dengan masalah
Hidup selalu berdampingan dengan tantangan
Hidup tanpa masalah tidaklah menarik
Hidup tanpa tantangan tidaklah >>…
Terima kasih Eden Jessica, Singa jantan, Tutythecengkih atas kirimannya.
Detik per detik…
Hari per hari…
Tempat ini semakin mengecil…
Sambil beranjak diusia akhir…
Berada disisi yang tak berujung ini…
Berlari mengikuti petunjuk…
Bayangan kecil kini mendatang…
Semua tempat tinggal >>…
Detik sang waktu mulai menggenit
Menyeka hening yg menguntit
Dan engkau masih menjerit
Mengolah keluh
Menurut yang tak tentu
Apa kau sadar akan itu?
Tidak kah?
Rautmu payah, Kau lemah
Bangkitlah!
Tunjukan >>…
Apa yang engkau harapkan lagi kawan..
ketika semuanya tidak lagi sesuai keadaan..
Cita-cita yang dibuntu..
Harapan yang ditinding batu..
Dan hanya bisa menulis dikertas putih yang membisu..
Versi puisi diatas dalam >>…