Dalam Diam
…
Puisi 6 Bait bergambar di atas berjudul Dalam Diam karya Rinda Sandria
Sahabat, Selamat
Ini bukan tentang apa yang kau jabat
Namun tentang suatu yang disebut amanat
kelola hati benahi niat
Segeralah menata barisan merapat
Kelola team solid terikat erat
Jalankan program terbaik yang tepat
Sumber info valid teliti cermat
Segala hasil raih dengan mufakat
...
Antara bintang siang dan mentari malam
kita selalu menduga apa kutuk katanya
antara sahabat, cinta dan musuh
sering tertanya fizikal hubungan itu
kelabu dalam definisi celaru
Sembilu lekat ngilu di hati
tercapai mentaliti untuk tafsir duniawi
terbantu hasrat ketika mengenal diri
lebih tepat,...
Hey kemarilah sebentar aku ingin bermain denganmu berlarian memutari edelweis basah dipagi ini.
Temani aku setidaknya sebelum kabut itu datang dan menenggelamkanku lagi.
Aku ingin menghilang dengan atau tanpa dirimu,
Diantara dingin dan nyanyian bisu tempat ini.
Aku ingin berjalan menyusuri keabadian yang sunyi
Membawa...
Sambil melolong keluarkan kata tanpa makna
bagai tanpa dosa kau muntahkan semua
jangan kau kira kepedulian adalah sebagian dari jalan
sedangkan kebencian menjadi rintangan dan lubang sebenarnya aku tak menyukai dan tak membenci
setiap orang
cuma saja aku sedikit menaruh hormat
hanya saja aku sedikit memimpikan...
Pagi ini, ketika matahari mulai meninggi dan lembah dingin mulai menjadi ramah aku kembali.
Turunlah duduk disampingku jangan kau sungkan, aku kini bukan musuhmu lagi.
Ini sudah ku siapkan secangkir hangat rindu yang bisa kita nikmati berdua.
Sembari ku benahi rambut cantikmu yang di goda oleh angin.
Jangan...
ragam agenda teruk menumpuk
beraneka bersama datang caruk maruk
Pusing…
Pening kepala atas belakangku
napas pendek tersengal berlalu
bukan busung lapar tapi terlalu
kembung…
sebah lemah pusar menggelembung
seperti angan angin melambung
sang kuat perkasa pun melemah
si angkuh durjana pun menyerah
...
Malam masih panjang
Ada derai air mata
Yang harus di pendam
Malam masih panjang
Sambil duduk kuhitung
Sudah banyak umpatan yang kau ucap
Malam masih panjang
Aku ingin tinggi tak sadarkan diri
Sampai pagi menjelang
Malam masih panjang
Tuhan, malam...
Seperti mimpi
Saat rintikmu hinggapi pipi, menerpa pori
Bawa aku dalam sebuah elegi
Cerita tentang aku dan kamu saat menjadi kami
Diksiku mungkin hanya fiksi
Namun rasa di hati
Bergeming, melengking tinggi
Katakan aku hanyalah berimaji
Bilang padaku semua ini hanya ilusi
Atau...
Jalan itu menghitam,
basah oleh hujan.
Namun aku, muram,
Kering oleh kerinduan.
Gerimis ini menghapus jejak apapun,
Namun kasihmu tak hilang dalam hitungan tahun.
Puisi bahasa inggris dari puisi diatas artinya :
“Me and Rain”
The road was blackened,
soaked by rain.
But I,...
Bagiku, raga layaknya telaga;
jiwa terbunuh
berlumur darah
bagai jubah
tenggelam sudah.
Bait diatas dalam bahasa inggris :
“Tomb”
For me, the body like a lake,
soul killed
bloodstained
like robes
drowned.
Hening malam kerinduan yg basah oleh embun …
Kini kian melebur di terpa angin semampai ..
Adakah seorang insan yg menjawab kesunyian ku Mendengar bisikan hati kecil ku …
Entah lah ..
biarlah ombak bertatih ke pantai menjadi alas sang bidadari datang Menghampiriku disini
-Dhii SilentLy-
usai duri bunga layu terpetik perihnya sisa peluh
iringi sekilas ratapan tangis yang damba lelap mata
akal tak lagi beri buramnya petuah yang bijaksana
haruskah ku ingkari wangi gejolak rencana dini
mungkinkah aku tanggalkan lusuhnya riak janji hakiki
dapatkah aku endapkan legitnya laras cita nurani
sengaja...
Impianku tinggallah puing-puing
melihat desir sayap-sayap lembut
mengepak di antara tulang-tulang rusuk yang meradang ataukah seberkas cahaya yang disembunyikan
kabut tipis
koyaklah tirai yang melingkupi diriku
terbang berputar-putar di langit perenungan
atau lawatlah aku dalam tidurku
nafasku bergemuruh bersama desau sang angin
berkali-kali aku...
Kala kata tak bisa dirangkai
Kala ungkap tak bisa lagi diurai
Kegundahan dari jiwa tak bisa direlai
Äda apa wahai jiwa yang tak bisa santai
Padahal tak ada satupun yang menimpa kecuali semua suratan dari Pencipta
Wahai jiwaku yang tertutup oleh hijab
Ketika otakmu tak...
I close my eyes
So then they told me about all the memories behind
All the traces of journey
And the sentence residue that sticks to the wind along with verses
Leave your ego behind
Along with the thought,
you will feel them speak
...
Ketika fajar mulai menyingsing
Gerimis menggelitik debu-debu jalan
Hembusan lembut angin pagi buta
Menuai rindu melaju
Sinaran tatapan mata terpacu atas bayangan
Seakan nyata di atas ufuk pandangan
Simanis mata berkaca
Rindu melaju tanpa menuai kata
Aku terbungkam dalam sunyi
Menuai mimpi diatas angan
Hati ini tersabik pedih
Raga ini terhempas,
Curahan air mata, tiada terbendung
Meratapi diri, tiada lagi kokoh
Tak seindah pelangi yang penuh warna
Tak seterang mentari, menyinari bumi
Kau hadir bawa bahagia
Dan pergi tinggalkan duka
Duka lara,membekas pilu
Secarik kertas kau tinggalkan
IBU
Tiga rangkaian 3 huruf sederhana namun mendunia…
Begitu sederhananya sehingga terlupa akan luka…
Hangat kasih sayangnya melampui sinaran pagi sang surya…
IBU
Begitu tahkluk aku di pangkuamu.
Waktu tak pernah bisa menghitung detik demi detik pengorbamu…
IBU
Tak ada kata kata ataupun...
Dia langitku
Langitku yang sempurna
Cerahnya mampu membawa bahagia
Memberi afeksi spontan dalam satu tarikan sudut labium arti gembira
Mentari sepertinya selalu berhasil membuatnya tersenyum
Dikala Hujannya hadir membawa luka
Sang Mentari lantas datang menawarkan cinta
Memberikan berjuta kupu-kupu dan semu malu pada Langitku...
Pernahkah kau tau,
Rasa yang berpendar hangat dalam hatiku saat merindukanmu…
Saat aku hanya dapat mengecup bayangmu,
Yang hanya bisa kucumbui dengan rakus,
Namun kerinduan tetap tak terhapus…
(lebih…)
Bias jingga di ujung cakrawala
Terlukis indah hiasi nabastala
Sebersit senyuman mulai tercipta
Tatkala aksa menatap nabastala senja
Entah mengapa?
Hati ini kembali terluka
Membentuk aliran sungai di pipi
Yang sudah tak dapat ku bendung lagi
Tak ku sadari betapa indah hari itu
Tolong aku…
Walau sesaat saja ingin ku bertemu
Bersandar di pundakmu seperti dulu
Menatap matamu terpana oleh senyummu
Bayangmu tak pernah berhenti mengikutiku
Tolong aku…
Menahan rindu yang tiada habisnya
Terbunuh sepi, mengiris luka jiwa
Andai tak ada rasa antara kita
Tak mungkin kini...
Sepi menyeruak,
dari raga yang t’lah lama tak sudah semarak
Kelam datang pula tak lantas lalu,
pada angin terhempas nan bisu
Malam sudah menggelayut,
tapi bintang tak juga kerlip, pekat tak surut
Ombak berdebut, menderu mengharu
Menyadar ‘kan jarak Bima yang bertuba, meragu
Ragukan hangat...
sebuah sudut kamar hijau
sebuah pantulan cahaya mentari singgah melalui
lorong kotak penuh kaca bening
menunggu tenggelam untuk pamit di akhir hari
mengakhiri keseruan godaan sunyi yang memenuhi kening
di sudut ini
hadap wajah arah timur bumi
menunggu nasib mengakhiri penderitaan
menyongsong harap...