karya puisi pendek

BENIH HARAPAN Oleh Khusni Mubarok

K

BENIH HARAPAN

© Khusni Mubarok

Sayup suara daunan dihelai angin pagi
Menemani senja tersenyum merangkul hati
Tumbuh benih harapan sungguh tak kusangka
Kau rawat dan kau jaga
Tak jarang hama rindu menerpa
Namun kau sirami dengan canda dan tawa
Kau pupuki dengan penuh rasa
Kau ukir senyum di atas dagu
Tuk hangatkan seraksa jiwa
Hingga pesat tumbuh
Dan berkembang mencakar awan

Yah, Begitu tinggi anganku
Akan hal yang kutunggu tunggu
Akan setiap tetes peluh yang menggebu
Mengalir di seperempat malamku

Tapi, Kusangka senja tak kan tinggalkan
Belumpun sempat berbunga
Benih harapan layu, kering, kemudian jatuh lalu dihempas oleh angin dan menghilang begitu saja

Mengapa ?
Apa waktu malu enggan memberi tahu sedari dulu
Ataukah waktu tahu agar hukum penyesalan tetap berlaku

Aku termenung sembilang puluh derajat di atas teriknya sang surya
Memang tak kan nampak bayangku
Namun bayangmu, senyummu, terukir abadi
Walau hanya dalam anganku


Berapa nilai untuk puisi ini ?

Beri nilai dengan tap jumlah bintang dibawah ini. Dari kiri ke kanan 1 sampai 10

Average rating 6.7 / 10. Vote count: 9

Belum ada yang memberi nilai, jadilah yang pertama!

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *