Jalan Berliku
…
Puisi 7 Baris bergambar di atas berjudul Jalan Berliku karya Rompis
Senyum, tadi mawar seolah tidak ingin indah
mawar mungkin lupa caranya merekah
Senyum, tadi bulan seakan enggan
mungkin dia lelah akan hina’an
Senyum, hariku hari ini kurang cantik
Tapi mungkin hidupku film terbaik
JIKA SENYUM TETAP TERSENYUM :)
Merindukanmu dengan caraku
Ternyata lebih kelu
Dari cinta yang bisu
Begitu biru,
Begitu pilu
Aku rindu,
Sangat rindu
Pada manik yang tak dapat lagi ku pandang
Pada paras yang kini menghilang
Seuntai kata kutitipkan rindu untukmu
Jangan tanya mengapa karena ia tak tadapat bersua
Hanya dentingan yang mengukur waktu
Bukan kepada rembulan atau mentari
Tetapi pada hati yang kau curi
aku menunggumu di kota tua mimpi
sekedar mencari penghiburan yang asing
tentang serasau cerita yang kuanggap selalu ada
tanpa jeda dan muncul begitu saja, di hadapanku;
kau yang membawa bibir rekah
tempat seluruh resah yang ingin kau tumpahkan
sekuruhnya kusesap menjelma anak danau kerinduan.
Binar bola matamu menyilaukan mataku
Hangatnya tatapanmu menghantui malam panjangku
Anggun parasmu membekas di relung hatiku
Cantik hatimu tak kan ternoda hingga berakhirnya sang waktu
Tapi sayang……..
Senyum manismu membuyarkan lamunanku
menyadarkanku, kau hanya sebatas angan-anganku
Cinta adalah anugerah tapi cinta juga bisa menjadi musibah,,
Cinta bagaikan api kecil, yang slalu menghangatkan tapi cinta terkadang juga seperti api besar yg membakar segalanya,,
saat pertama kali cinta menghampiri, semuanya terasa manis. Saat waktu tlah berlalu cinta seperti makanan tanpa rasa, Hambar.
Cinta adalah...
Bulan purnama..
Janganlah wajahmu muram..
Jangan biarkan sinarmu jadi temaram..
Kupastikan padamu aku baik-baik saja..
Luka ini bukanlah derita..
Karena nestapaku hanyalah satu kata..
Kehilanganmu
Aku dan kamu ada di titik beda yang nyata
Tapi aku tau..
Kita bisa menyatukan rasa bersama..
Biarlah perbedaan itu ada..
Agar kita selalu bicara..
Bercerminlah pada pelangi..
Meskipun banyak warna tapi selalu bersama
Ran ..
Aku sudah tua renta sebetulnya
Ketika semua bertanya kelahiranku
Adalah ketika pertama aku mencintaimu
Bagimu mungkin baru berjumpa
Sialnya aku sudah mencintaimu
Sebelum kehidupan ini benar – benar ada.
Tuhan izinkan ku berteriak..
Karena kau berikanku keberhasilan mutlak.
Bulan purnama, terimalah kemenanganku..
Yang ku persembahkan hanya untukmu..
Ku percaya ini bukan hebatku..
Tapi karena pertolongan dari Tuhanku..
Tuhan kita..
suara-suara menggema di belakang
menguarkan aroma bengis
bagai kaki gerimis yang tajam.
tapi percayalah,
aku akan bertahan
terlebih aku teramat paham
dalam hidup tak selalu harus ada penjelasan.
Jangan minta ku ikat hatimu dengan benda
Karena ku ingin mengikatnya dengan cinta
Cincin itu memang menawan
Tapi cintaku lebih mendalam
Akan kuganti hikayat cintaku dengan umpama
Karena cintaku..
Jauh lebih sempurna
Aku menangis,
Anak-anakku pun menangis…
Tat kala perpisahan terjadi,
Tat kala kesedihan mendera…
Kami semua menangis…
Do’a dan harap pun menjemput rasa…
“Tuhan… Jarak dan waktu memanglah kan terasa lama… Namun begitu, tolong pertemukan dan satukan kembali rasa yang ada…” amiin…
Beberapa pergi tak mengenal pulang.
Beberapa salah tak mengenal maaf.
Beberapa belum tak mengenal sudah.
Beberapa lara tak mengenal rela.
Apa artinya pergi, jika engkau tak menjadi tempatku pulang?
Percayalah, pada akhirnya akan ada satu alasan yang membuatmu pulang.
Hingga akhirnya kamu merasa nyaman dan tidak...
Kau adalah tempatku bersandar ketika penat melanda
Kau jadi mentari disaat hariku gelap gulita
Kau jadi pelangi setelah mendung melanda
Kau jadi langit dimana ku gantungkan semua mimpi dan asa
Kau adalah harsa
Kau juga kanigara dalam taman asmaraloka kita
Singkat saja, kau dunia...
Kelabu tak kunjung biru
Bagai awan hitam tak jua hilang
Tenggelam di laut mati
Tercekat sebelum detaknya terhenti
Kamu merasa kuat, padahal sekarat
Memegang tali erat
Sebelum terjerat
Pak, harusnya kau kukagumi..
Sepatutnya kau kuidolakan..
Tapi justru kau hujani kami dengan pukulan..
Kau rampas senyum menjadi tangisan..
Pak, kau imam dalam rumah tangga..
Tapi kenapa kau harus membuat kami
Tak berdaya..
pada bait-bait ku tertawa
kenapa melihatmu seperti,
bunga-bunga indah bermekaran?
pada diam ku berkata,
“mengapa bahagia sederhana?”
hanya denganmu,
hanya dengan hadir senyummu.
Yang ku tahu aku cinta..
Tapi kau anggap teman saja..
Yang ku rasa ada getar jiwa..
Tapi kenapa kau tak merasa..
Haruskah aku teriakan rasa..
Ataukah..
Aku harus memendam selamanya..
katanya
bulan Februari, bulan cinta, katanya
aku tidak percaya
hanya saja di bulan Februari terlahir
sosok penakluk kuda raja, pada puing puing kehancuran hati
sosok penyembuh luka, yang tergores oleh kekejian sang Duka
dan yang aku percaya, cinta yang dia beri tak hanya di...
OMBAK YANG DERAS DAPAT…?
MENGHILANGKAN BENIH-BENIH CINTA DAN SERPIHAN RINDUNYA….
TETAPI TIDAK DENGANKU
AKU DISINI MERINDUKANMU YANG DISANA
KU YAKIN OMBAK YANG DERAS
ITU TAK AKAN BISA MENGHILANGKAN BENIH-BENIH CINTA DAN SERPIHAN RINDUKU
UNTUKMU
Engkau memang bukanlah mentari, tapi kau mampu menghangatkan hari…
Laksana bulan purnama di malam hari, engkau mampu menerangi masa lalu kelam…
Engkau bagaikan hujan yang mampu membasahi ketandusan hati…
Bagai debur ombak jantung ini ketika berada di dekatmu…
Andai saja engkau tahu, hati ini ingin memiliki…
Lantas, biarlah sementara begini
Tepatnya kan kubiarkan seperti ini
Mungkin hati ini perlu waktu tuk menghapusnya
Karena sesungguhnya aku telah terbiasa oleh keberadaanmu
Dan sesungguhnya ada rindu yang mulai tertata
Karenamupun, kini aku benar-benar tak sanggup mengelabui rasa
…
Kau dan aku menyusuri jalan berliku..
Kerikil tajam sakiti kedua kaki ku..
Angin dingin menusuk tubuhmu..
Akankah kita berhenti sampai disini..
Ataukah kita saling melengkapi..
Dimana aku ciptakan kehangatan api..
Dan kau menyemat kain menjadi alas kaki