Kategori Kemerdekaan

19 Puisi Tentang Kemerdekaan 17 Agustsus Menyentuh Hati

Selamat datang di daftar puisi kemerdekaan 17 Agustus! Dalam momen yang penuh makna ini, kita menghadirkan kumpulan puisi yang menggambarkan semangat dan kebanggaan kita sebagai bangsa yang merdeka. Puisi-puisi ini menggugah jiwa dan mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

Daftar Isi 19 Puisi Tentang Kemerdekaan 17 Agustsus Menyentuh Hati :
  1. Kumpulan Puisi Bertema Kemerdekaan
  2. Gambar Quote Puisi Kemerdekaan
  3. Kutipan Puisi Kemerdekaan Terbaik
  4. Kutipan Puisi Kemerdekaan Terpopuler
  5. Kumpulan Semua Puisi Kemerdekaan Terbaru
  6. Puisi Kehidupan
  7. Puisi Love

Gambar Quote Puisi Kemerdekaan

Puisi Kemerdekaan

Puisi Kemerdekaan bergambar di atas berjudul Guru: Pelita Di Jalan Gelap Penuh Kebodohan karya Ida I Dewa Agung Tirtayasa

Kumpulan Puisi Dengan Tema Kemerdekaan

BERILAH MEREKA SEDETIK RUANG

Pencerdasan
Satu dari cita cita luhur Bangsa.
Mereka,
Leluhur kita,
Para pejuang kita,
Dengan peluh dan darah,
Dengan jerit dan air mata,
Mereka telah berjuang mendirikan Negri ini
Untuk cita cita luhur dan mulia.

Mimpi mereka,
Cita mereka,
Angan mereka,

Bung Fakha Tel

Manusia Khatulistiwa

Tergelar di khatulistiwa
Bahasa dari ratusan budaya bertebar
Tak tau apa di kata
Tapi tau apa di rasa

Ada apa diantaranya?
Kenapa bisa bersatu jua?
Adakah tau apa sebabnya?
Kata gadis kecil penuh tanya

Guru bercerita menunjuk pada garuda
Diceritakan setiap langkah perjuangan,...

Laura Addin S

Kidung pepeling

Duh cah bagus.. Anakku lanang
Duh cah bagus.. Anakku lanang
Do podo pintero ngaji
Suk nek gede dadi wali
Ditresnani para nabi
Ditresnani marang Gusti

Duh cah bagus… Anakku lanang
Duh cah bagus.. Anakku lanang
Jolali ngibadah limo
Munggah kaji, ngaji poso

Dewi sekar arum rengganis

Telah Renggut

Masa pertama kali
Hebat dirobek murni
Tumpah darah negeri
Fase saat diuji
Pudar?Tak akan terjadi
Biar merebak biak meniti
Tetap nyala kobaran api
Semangat!!!Empat puluh lima
Dirgahayu Indonesia
Lekas sembuh negeriku tercinta

Nurhasesi

Guru: Pelita Di Jalan Gelap Penuh Kebodohan

Guru
Dalam kelas yang riuh hening bertasbih,
Engkau hadir membimbing dengan penuh tulus,
Memandu insan di jalan berkabut
Guru
Engkau ajarkan akal dan budi
Agar kami menjadi manusia yang berpekerti
Goresan tintamu membuka cakrawala kami
Setiap katamu penuh akan makna dan arti,

Ida I Dewa Agung Tirtayasa

Darah Sang Perwira

Suara ricuh mulai bergemuruh
Dimanakah badan ini akan berlabuh
Menapaki jalan yang penuh lumpur
Darah yang terus bercucur

Sang perwira bersenjata
Menebas kaum yang durja
Melawan perusak Negara
Dialah sang perwira bijaksana

Trenggalek,1 Oktober 2021

Faridatus Zulfa

Bendera Berdarah

Dua bulan tampaknya telah berbeda
Setelah manisnya kebebasan kita genggam,
di atas tiang penghormatan
Bapak proklamator berpidato di atas dunia,
kita bangga melihat berita

Hingga serdadu mengepung simpang lima,
dendam berkobar dalam panasnya surya mendidih
Lima hari terasa lumpuh, pertempuran masih belum usai
...

Agus Sanjaya

Vibrolis Pejuang

Dia yang tertuang dalam filsuf Malware
Ketika spekulatif menayangkan aktor
Di masa perang buta
Yang menewaskan dua puluh ribu rakyat proletar

Ia tergambar jelas ketika itu
Pasukan peta 15.30 berdiri diantara kesemrawutan karma
Tak berkutik sama sekali
Kala gerilya bertuan dalam sela-sela rampasan perang

...

Inez Syawalytrie Favourita

Terlanjur Basah

Aku dan kamu sempat menjadi “kita”
Pada waktu yang sementara
Bahkan belum ada kata pisah
Belum tersampaikan kasih dan kisah
Pisau cinta tumpul, tak diasah
Kamu pergi : aku terlanjur basah

Denpasar, 10 Januari 2021

Pramita Widya

Seutuhnya Menjelma Digdaya

Rimba raya zaman menempa peradaban
Menyisihkan lawan, menyisakan yang bertahan
Namun, konon kita adalah bangsa yang berkawan
Mengusung perdamaian, merangkul yang membutuhkan
Hanya saja, kita belum seutuhnya menjadi bangsa pemenang

Bangsa besar ini telah lama menanggalkan hakikat berdikari
Sangsi pada potensi anak negeri
Terlena...

Wahyu Eka Nurisdiyanto

Pahlawanku

Terima kasih untuk pahlawan-pahlawan Indonesia
Engkau rela berkorban demi mempertahankan negeri tercinta
Untuk negeri kau berani mati
Tubuhmu berlumuran darah
Engkau tidak pantang menyerah
Ketika engkau jatuh engkau bangkit lagi
Engkau berjuang demi kemerdekaan Indonesia
Dan sekarang engkau dikenang sebagai pahlawan
Pengorbananmu...

Nor azizah

Pinta Negeri

izinkan fakir ini bersimpuh menengadah
harapkan ampun atas segala salah
dari belasan purnama yang berlalu sudah

tidak sebagaimana kemarin
kenduri kumpul kekraban baik terjalin
beberapa dewasa dan anak kecil berlarian
berdoa datang dan melawan diam
merendah meronta dan meminta

tetaplah tangguh tumpah darahku
...

abudalta

Kebebasan

jika merdeka adalah kebebasan
mengapa masih ada merasa terpasung?
ada ketakutan bersuara
ada kecemasan berekspresi
bersembunyi dibalik tembok kokoh
mereka butuh jembatan untuk mengetuk hati para penguasa
berharap bukan pahlawan kesiangan
namun dia berani ambil risiko demi arti kebebasan

Cikini, 27/11/2023

Dewi Rejeki

Negeri Pertiwi

Negeriku negeri yang besar
Disusu, ditimang sang ibu pertiwi
Negeri berjuluk gemah ripah lohjinawi
Hingga tuai decak kagum mata dunia.
Namun ibu pertiwi kini dirundung duka
Kian banyak insan lupa dengan budaya
Lengah, hingga harta dicuri tetangga
Seolah tak lagi tajam mata sang...

Rhido Sahputra Azhari

Kemerdekaan

Kemerdekaan itu tentang persatuan, bukan perpecahan
Kemerdekaan itu tentang daya upaya sebagai pemersatu, bukan daya upaya sebagai yang nomor satu
Kemerdekaan itu tentang komitmen saling menjaga, bukan saling menjegal
Kemerdekaan itu tentang saling menghormati dan menghargai, bukan menghina dan mencaci
Kemerdekaan itu tentang sikap-sikap dewasa, bukan...

Irma Arifah

Perjuangan kemerdekaan

Demi sang bendera merah
Kau rela korbankan nyawamu, ragamu, keluargamu..
Demi berkibarnya bendera merah putih, demi bangsa ini
Demi kemerdekaan ini…
Kaurela bertumpah darah, keringat mencucur ditubuhmu
Semangat yang membara dijiwamu
Taklukan mereka pejajah negeri
Tak sedikit pun rasa takut
Bambu runcing...

Sutiyawan

Oh Tuan Mulia

: Untuk Pangeran Diponegoro

aku tahu namamu
hanya dari jantung sejarah
itu membuatku jadi panas
dan mencoba untuk terbakar

Oh Tuan mulia
kau tampak gagah menyerang
kau selalu gigih berperang
dengan berselempang kemanusiaan

keris di tanganmu
melumat musuh di hadapan
merendahkan semua...

Agus Sanjaya

Rindu di ujung Senja

Ribuan hari telah terlewati Namun merelakan dan mengikhlaskanmu Masih saja kucoba.
Lihatlah, ribuan lembaran rindu yang telah usang
Namun penaku tak pernah lelah Tak berhenti menulis segala rindu untukmu Tak mengeluh menulis segala rasa untukmu.
Tahukah Ibu?
Senja selalu kuharap berlalu cepat Agar terganti malam Kupinta...

Sarlota Yuspin Lolo

Perihal Skenario Terbaik-Nya

Senja akhir Juli telah berpamit, namun asa kembali memutar jejak langkah yang sudah terlewati
Jejak langkah yang tak mudah untuk dilalui
Jejak langkah yang tak semua berujung bahagia
Jejak langkah yang hampir berujung menyerah
Saat kaki tak lagi mampu melanjutkan langkah mendatangkan kecewa dan luka

Namun...

Sarlota Yuspin Lolo

Tepat pada tanggal 17 Agustus, kita merayakan hari kemerdekaan yang menjadi tonggak bersejarah bagi negara kita. Melalui kemerdekaan ini, Indonesia terlahir sebagai negara yang merdeka, berdaulat, dan memiliki kebebasan dalam menggapai cita-cita.

Daftar puisi ini mencerminkan beragam sudut pandang dan pengalaman hidup dari para penyair yang mengabadikan semangat perjuangan dan keindahan negeri ini. Dalam puisi-puisi ini, kita akan menemukan ungkapan tentang semangat kebangkitan, cinta tanah air, semangat persatuan, dan cita-cita luhur untuk masa depan yang lebih baik.

Melalui keindahan kata-kata dan imaji yang dihadirkan dalam puisi-puisi ini, kita diingatkan akan pentingnya menjaga dan menghargai kebebasan yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu kita. Puisi-puisi ini juga menjadi ungkapan rasa syukur kita kepada para pahlawan yang telah berjuang dengan segala pengorbanan untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Semoga daftar puisi kemerdekaan 17 Agustus ini menginspirasi dan menggerakkan hati kita semua, membangkitkan semangat patriotisme, dan memperkokoh rasa persatuan sebagai bangsa. Mari kita sambut hari kemerdekaan dengan merenungkan makna dalam puisi-puisi ini, dan terus menjaga dan mewujudkan nilai-nilai kebangsaan yang telah diperjuangkan begitu gigih oleh para pahlawan kita.

Selamat membaca dan merayakan kemerdekaan Indonesia yang kekal dalam jiwa kita!

Puisi tentang Kemerdekaan

Kemerdekaan berasal dari kata merdeka yang berarti bebas; berdiri sendiri; tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; dan leluasa. Lalu, kata kemerdekaan berarti keadaan atau hal berdiri sendiri. Dengan kata lain, kemerdekaan bisa berarti sebuah keadaan bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dan sebagainya.

Selain itu, bebas dan tidak terikat dalam aspek bentuk maupun isi merupakan ciri khas puisi modern. Maka, di sini kamu bisa meluapkan kebebasanmu dalam berpikir, berpendapat, dan lain sebagainya. Namun, kamu juga harus mengingat bahwasanya kebebasan atau kemerdekaan itu bukanlah tanpa batas. Kita harus mengiringi kebebasan dan kemerdekaan itu dengan tanggung jawab.

Puisi Tema Kebangsaan

Kita perlu mengetahui bahwa negeri ini mengalami penjajahan bukan karena tertinggal dalam hal intelektual, melainkan karena memiliki kekayaan yang berlimpah ruah. Hal itulah yang membuat para penjajah menghalalkan segala cara demi menguasai tanah air kita tercinta.

Ketika itu, para penjajah memanfaatkan corak perjuangan kita yang masih bersifat kedaerahan. Para penjajah itu membujuk setiap kerajaan yang tersebar di seantero Nusantara. Mereka menggunakan politik adu domba. Kita mengenal politik tersebut dengan nama devide at impera atau politik pecah belah.

Kombinasi politik, strategi, dan militer tersebut membuat para penjajah berhasil memecah belah potensi kekuatan besar yang ada di negeri ini. Mereka menjadikannya kelompok-kelompok kecil. Oleh karena itu, mereka lebih mudah menaklukkan setiap perlawanan dan mendapatkan kekuasaan atas tanah air kita ini.

Masa-masa menghadapi penjajah dengan cara yang masih bercorak kedaerahan tersebut tetap menjadi sebuah momentum awal perebutan kemerdekaan yang bersifat kebangsaan. Dengan demikian, kamu bisa menjadikan peristiwa atau momen-momen kebangsaan tersebut sebagai ide atau tema dalam puisi ciptaanmu.

Puisi Kemerdekaan Chairil Anwar

Selama ini, kita mengenal sosok Chairil Anwar sebagai salah satu penyair legendaris asal Indonesia. Ia tela menulis puisi dengan berbagai tema, seperti cinta, kebebasan, hingga kemerdekaan. Salah satu di antaranya, adalah puisi yang berjudul Diponegoro. Puisi ini juga dapat menjadi contoh puisi kemerdekaan sekaligus puisi tema kebangsaan.

Diponegoro

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas

Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai.

Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.

Diponegoro atau Pangeran Diponegoro, salah satu pahlawan bangsa yang pernah membuat pasukan penjajah kocar-kacir saat berusaha merebut wilayah di Jawa. Beliau dan para prajurit telah menewaskan 8.000 tentara penjajah dengan persenjataan yang jauh dari modern. Dalam puisi tersebut, kita melihat bagaimana Chairil menggambarkan figur salah satu pahlawan kemerdekaan Indonesia itu.

Puisi Perjuangan Kemerdekaan

Sebuah perjuangan selalu mengandung nilai patriotisme, selama perjuangan itu memiliki tujuan untuk menegakkan keadilan. Oleh karena itu, tidak jarang kita akan merasa ikut bersemangat ketika membaca sebuah puisi yang berisi tentang kisah-kisah perjuangan. Hal itulah yang akan kita temukan dalam puisi perjuangan kemerdekaan karya Wiji Thukul berikut ini.

SUKMAKU MERDEKA
Karya: Wiji Thukul

Tidak tergantung kepada Departemen Tenaga Kerja
Semakin hari semakin nyata nasib di tanganku
Tidak diubah oleh siapapun
Tidak juga akan dirubah oleh Tuhan Pemilik Surga
Apakah ini menyakitkan? entahlah !
Aku tak menyumpahi rahim ibuku lagi
Sebab pasti malam tidak akan berubah menjadi pagi
Hanya dengan memaki-maki

Waktu yang diisi keluh akan berisi keluh
Waktu yang berkeringat karena kerja akan melahirkan
Serdadu-serdadu kebijaksanaan
Biar perang meletus kapan saja
Itu bukan apa-apa
Masalah nomer satu adalah hari ini
Jangan mati sebelum dimampus takdir

Sebelum malam mengucap selamat malam
Sebelum kubur mengucapkan selamat datang
Aku mengucap kepada hidup yang jelata
M E R D E K A ! !

Tema Puisi tentang Hari Kemerdekaan

Kita tidak bisa memungkiri bahwa dunia tempat kita hidup ini memiliki beragam suku dan bangsa. Semuanya hidup berdampingan. Namun, setiap suku dan bangsa tersebut pasti pernah mengalami masa-masa di mana mereka harus memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasannya.

Bahkan, hingga saat ini, mungkin saja sakah satu di antara sekian banyak suku atau bangsa tersebut masih berjuang demi mewujudkan atau mempertahankan kemerdekaan dan kebebasan mereka.

Dengan demikian, kamu bisa menggunakan kisah-kisah kemerdekaan suku atau bangsa tersebut sebagai tema dalam puisimu. Kisah-kisah itu pastinya berada dalam sejarah atau sedang menjadi bagian dari sejarah kehidupan suku dan bangsa tersebut.

Untuk itu, kamu bisa mempelajari bagaimana awal mula dan perjuangan mereka hingga meraih kemerdekaan dan mengabadikannya dalam satu hari yang mereka sebut sebagai hari kemerdekaan. Contohnya, mengapa Brazil menetapkan tanggal 7 September untuk memperingati hari kemerdekaannya? Bagaimana cerita yang ada di baliknya?

Puisi Kemerdekaan 17 Agustus

Nah, kamu semua pasti tidak akan melupakan hari kemerdekaan Indonesia kan? Hari itu jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak tanggal 17 Agustus 1945 itu, bangsa Indonesia telah resmi membebaskan diri dari penjajahan. Maka, tidak mengherankan bila banyak sekali puisi yang mengabadikan momen tersebut.

Tentunya, puisi-puisi tersebut telah menjadi persembahan yang berharga bagi kemerdekaan yang telah kita dapatkan. Bahkan, hingga saat ini, upaya untuk memperingati tanggal 17 Agustus itu selalu menghidupkan semangat kemerdekaan Indonesia di berbagai wilayah.

Biasanya, sebuah Upacara Bendera akan mengawali sakralnya momen pada tanggal 17 Agustus. Kemudian, Masyarakat Indonesia, dari berbagai kalangan, mengadakan banyak lomba untuk mengisi momen bersejarah  itu. Mulai dari warga-warga di setiap permukiman, hingga instansi-instansi, tidak ingin ketinggalan untuk memeriahkan tanggal 17 Agustus tersebut dengan berbagai kegiatan.

Puisi Proklamasi

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan momen monumental yang tidak boleh kita abaikan. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta membacakan proklamasi di sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Lalu, apakah perjuangan bangsa Indonesia selesai setelah itu? Tentu saja tidak.

Proklamasi justru merupakan sebuah tanda bahwa Indonesia memulai perlawanan terhadap penjajahan. Berbeda dengan perjuangan sebelumnya yang masih terpisah-pisah, perlawanan setelah proklamasi bersifat nasional, baik dalam bentuk perang bersenjata maupun diplomatik.

Para pejuang muda memiliki andil besar dalam mewujudkan peristiwa pembacaan naskah proklamasi tersebut. Para pemuda yang di antaranya adalah Chaerul Saleh, Sukarni, dan Achmad Soebardjo, dengan jeli melihat peluang berdasarkan kondisi yang dialami penjajah saat itu. Kontribusi pejuang golongan muda saat itu membuahkan hasil yang manis, yaitu cikal-bakal kemerdekaan yang kita rasakan kini.

Maka, sebagai generasi muda, apakah kita hanya akan berdiam diri dalam kemerdekaan ini?

Puisi Kemerdekaan Menyentuh Hati

Menyuarakan kemerdekaan tidak selalu dalam bentuk teriakan-teriakan, yel-yel, atau slogan-slogan. Kita bisa menyuarakan kemerdekaan dengan menceritakan sisi yang mungkin jarang terlihat. Contohnya, sisi kesedihan dan kehilangan yang dirasakan saat memperjuangkan kemerdekaan tersebut. Dengan demikian, kita dapat menciptakan puisi kemerdekaan menyentuh hati yang akan membuat kita lebih merasakan betapa beratnya pengorbanan demi sebuah kemerdekaan.

Mari kita menyimak contoh puisi kemerdekaan dari Sapardi Djoko Damono berikut ini.

HARI KEMERDEKAAN
Karya: Sapardi Djoko Damono

Akhirnya tak terlawan olehku
tumpah dimataku, dimata sahabat-sahabatku
ke hati kita semua
bendera-bendera dan bendera-bendera
bendera kebangsaanku
aku menyerah kepada kebanggan lembut
tergenggam satu hal dan kukenal

tanah dimana kuberpijak berderak
awan bertebaran saling memburu
angin meniupkan kehangatan bertanah air
semat getir yang menikam berkali
makin samar
mencapai puncak kepecahnya bunga api
pecahnya kehidupan kegirangan

menjelang subuh aku sendiri
jauh dari tumpahan keriangan dilembah
memandangi tepian laut
tetapi aku menggengam yang lebih berharga
dalam kelam kulihat wajah kebangsaanku
makin bercahaya makin bercahaya
dan fajar mulai kemerahan

Puisi tentang Kemerdekaan Singkat dan Bagus

Mungkin, masih banyak di antara kamu semua yang memikirkan bahwa sebuah puisi yang bagus itu harus panjang. Namun, sebuah puisi tidak memiliki batasan panjang atau singkat untuk menjadikannya bagus atau tidak. Contohnya, puisi dari Taufik Ismail berikut ini.

LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK
Karya: Taufiq Ismail

Sebuah Lasykar truk
Masuk kota Salatiga
Mereka menyanyikan lagu
‘Sudah Bebas Negeri Kita’
Di jalan Tuntang seorang anak kecil
Empat tahun terjaga :
‘Ibu, akan pulangkah Bapa,
dan membawakan pestol buat saya ?

Puisi Pendek Kemerdekaan 17 Agustus

Oke, setelah mengetahui bahwa puisi yang bagus tidak harus panjang, kami berharap kamu bisa lebih tenang saat membuat puisi. Bahkan, dalam puisipendek,net, kamu dapat mengekspresikan puisimu dengan bebas, tanpa harus terbelenggu dengan ukuran panjang, pendek, atau bagaimana sebuah karya yang bagus.

Agar kamu lebih merasa yakin, mari kita menyimak sebuah puisi berikut ini.

Darah Sang Perwira
karya: Faridatus ulfa

Suara ricuh mulai bergemuruh
Dimanakah badan ini akan berlabuh
Menapaki jalan yang penuh lumpur
Darah yang terus bercucur

Sang perwira bersenjata
Menebas kaum yang durja
Melawan perusak Negara
Dialah sang perwira bijaksana

~Sumber : https://www.puisipendek.net/darah-sang-perwira 

Puiai karya faridatus ulfa tersebut adalah satu contoh yang menunjukkan bahwa membuat puisi yang bagus tidak harus panjang. Melalui dua bait puisi berjudul “Darah Sang Perwira”, Farida mengajak kamu semua menikmati keindahan rima sebagai salah satu unsur puisi.

Selain itu, setiap baris di dalam puisi tersebut bukan kalimat yang panjang. Namun, kamu bisa melihat bagaimana baris-baris itu memiliki diksi yang padat dengan makna.

Puisi Kemerdekaan di Masa Pandemi

Pandemi, covid-19 yang melanda seluruh dunia masih membayang-bayangi kita hingga saat ini. Sejak sekitar tiga tahun lalu, virus bernama corona itu telah menebar kematian dan ketakutan kepada kita semua. Kita mengingat bagaimana saat itu kita harus membatasi hampir semua aktivitas kita demi mencegah penularan si virus. Saat itu, rasa kemanusiaan dan nasionalisme kita mengalami ujian yang sangat berat.

Setiap orang bisa saja menjadi takut saat harus melakukan aktivitas di luar rumah. Atau, seseorang akan merasa ketakutan jika beraktivitas di sekitar orang lain. Dengan demikian, secara langsung maupun tidak, corona telah menekan, bahkan merampas sebagian kemerdekaan dan kebebasan kita. Namun, satu hal yang tetap bertahan adalah kreativitas.

Pandemi corona yang luar biasa itu tidak mampu menekan dan membunuh kreativitas kita sebagai manusia. Buktinya, kamu akan menemukan berbagai karya yang justru menjadikan pandemi sebagai tema, seperti seni rupa dan seni sastra, termasuk tentu saja puisi. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika kami mengatakan bahwa masa pandemi bukan halangan bagi rasa dan kreativitas kita untuk menghormati momen-momen kemanusiaan dan kemerdekaan.

Demikianlah pembicaraan mengenai kategori puisi kemerdekaan ini. Melalui tulisan ini, PuisiPendek.net mengajak kamu semua untuk lebih giat dalam mengapresiasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Inilah yang akan menjadi bukti nyata kepedulian dan peran aktif kita demi membuat semangat kemerdekaan senantiasa menyala dalam hati kita semua. Oleh karena itu, di sini kami telah menyusun kumpulan puisi tentang kemerdekaan karya para kontributor hingga tahun 2022.

Terkait puisi kemerdekaan adalah Puisi tentang pahlawan dan puisi tentang guru

Puisi Kemerdekaan Dengan Rating Terbaik

Bendera BerdarahBendera Berdarah
Oleh : Agus Sanjaya
⭐️ 10
Seutuhnya Menjelma DigdayaSeutuhnya Menjelma Digdaya
Oleh : Wahyu Eka Nurisdiyanto
⭐️ 9.7
Perjuangan kemerdekaanPerjuangan kemerdekaan
Oleh : Sutiyawan
⭐️ 8.7

Puisi Kemerdekaan Paling Populer

Guru: Pelita Di Jalan Gelap Penuh KebodohanGuru: Pelita Di Jalan Gelap Penuh Kebodohan
Oleh : Ida I Dewa Agung Tirtayasa
👀 110
KebebasanKebebasan
Oleh : Dewi Rejeki
👀 120
Perihal Skenario Terbaik-NyaPerihal Skenario Terbaik-Nya
Oleh : Sarlota Yuspin Lolo
👀 313
KemerdekaanKemerdekaan
Oleh : Irma Arifah
👀 181
Rindu di ujung SenjaRindu di ujung Senja
Oleh : Sarlota Yuspin Lolo
👀 253
Kidung pepelingKidung pepeling
Oleh : Dewi sekar arum rengganis
👀 232
Oh Tuan MuliaOh Tuan Mulia
Oleh : Agus Sanjaya
👀 174
Bendera BerdarahBendera Berdarah
Oleh : Agus Sanjaya
👀 214
PahlawankuPahlawanku
Oleh : Nor azizah
👀 1133
Darah Sang PerwiraDarah Sang Perwira
Oleh : Faridatus Zulfa
👀 1774
Pinta NegeriPinta Negeri
Oleh : abudalta
👀 1378
Terlanjur BasahTerlanjur Basah
Oleh : Pramita Widya
👀 2211

Kumpulan Puisi Kemerdekaan Terbaru Hingga 2024