Benih
…
Puisi 9 Baris bergambar di atas berjudul Benih karya Andree Alphabet
jangan terkecoh diksiku, kasih
itu seperti racun candu yang kaunikmati
dengan segelas kopi
cobalah amati
setiap hisapan inti
mengepulkan asap arti
meleburkan diri
kembali ke sejati.
Agustus 2020
Pada saat nya datang,
Aku akan meningggalkan segalanya,
Mana mungkin untuk aku menolak takdir yang menjumputku,
Roh aku terlalu merindukan pemiliknya,
Hentikan segala kegilaan hidup ini,
Terima kasih untuk segala kesakitan,
Cinta Kau terlalu besar,
Aku bahagia dalam tangisan sakitnya dunia ini,
...
“I lose myself”…..
“I lost myself”……
“I lose myself”…..
“I lost myself”……
“Again, Im still find my self
“Again, i want to be like you
“Perhaps it will be true
If you dare to”.
4:13 Minggu, 18 april 2021
Aku ingin menerima mu,,
Menerima apa yang ada dirimu,,
Sita tak berkenan,,cela pun meluap,,
Ingin bahasa ini mewakili,,
Namun rasanya sulit,,
Sengau,,seperti air yang payau,,
Tak dapat bermanfaat,,
Selalu berdosa,,
Dan melayang dalam dosa.
Dalam kesunyian ini
Kucurahkan isi hati
Melalui syair puisi
Yang penuh arti
Kau bagaikan cahaya dikegelapan
Menerangiku yg tak tau jalan
Dan menemaniku yg sendirian.
Mendung yg menyelimutiku seakan hilang
Berganti pelangi yg indah saat kau datang
Hanya dengan tatapan mata
Dan gaya bicara
Yang lambat laun berubah menjadi rasa
Rasa yang memenuhi ruang hampa
Sebuah ruang yang tak pernah dibayangkan manusia
Sebuah ruangan berdebu
Yang hanya berisi pilu
Yang dulunya hanya hitam putih dan abu-abu
Kini telah berubah...
Sejelas-jelasnya ia
Ungkapan dari rasaku seterang izhar
Degubku bahkan lebih memantul tasydid dari tajibul ghunnah
Ia berdengung hanya untukmu saja-saja
Tiap kali tandangmu menyapa kesunyian ini
Hatiku terguncang hebat layaknya qalqalah kubra dan nafasku berhenti sejenak
Ketahuilah ….
Sesungguhnya cintaku bagaikan mad lazim yang bervariasi dengan...
Pada undakan anak tangga kelima
Seorang perindu duduk menatap awan senja
Ia tabah menunggu isyarat yang entah
Tapi kau salah puan…
Jika menganggapku setabah itu
Justru karena tak sanggup menahan rindu
Aku senantiasa mencurahkannya pada aksaraku
Dan sementara di keningnya
Waktu terus melukis kerut...
Kehidupanku sampai dititik ini,
Alhamdulillah, ..sementara ini.
Banyak hal masih misteri,
Tabir-tabir kekinian kian mengelabui.
Benarkah ini roda kendaraku ?,
Yang melesat tiap kupacu,
Atau roda penggilingan padi ?,
Yang walau tak berhenti dia tetap berdiam diri.
Dan kunamakan “Mandeg”
Selepas sepasang beradu cinta diantara kebahagiannya
Disuatu sisi ada yang terbunuh kecewa
Ia tersenyum sebelum menangis
Bersejadah kulit lembut calon ibunya
Ia memohon dihadapan kuasa Tuhannya
Sejatinya Ia fitrah yang lucu
Namun seringkali terjajah nafsu yang melukai tubuhnya
Ia diusap kain, tisu dan...
Kami masih disini
Menanti walau tak pasti
Berharap keajaiban datang menghampiri
Untuk hilang kan semua keraguan hati
Tuhan..
Kami mohon, redakanlah badai ini
Sirnakanlah segala kepiluan kami
Dan hadirkan lah senyum bahagia di wajah kami
Dan berkumpul dengan orang kami sayangi
Tonight I write one of the saddest lines of my poem :
“O.. Longing who blows in the breeze.
Your inexistence perforated through desolation.
Spending time with you was too short.
When oblivion takes a thousand years.
Letting you go was the saddest chapter for this...
Diantaranya
Kita hanya menjeda sejenak
Memilih mensaktahkan diri sesaat nafas
Dan setidaknya
Ghunnah ini terus menderu syahdu
Mendayu hingga pada waqaf yang lazim dan mutlak
;Berhenti
Di kemudiannya
Aceh, 11 November 2020
Kemerdekaan itu tentang persatuan, bukan perpecahan
Kemerdekaan itu tentang daya upaya sebagai pemersatu, bukan daya upaya sebagai yang nomor satu
Kemerdekaan itu tentang komitmen saling menjaga, bukan saling menjegal
Kemerdekaan itu tentang saling menghormati dan menghargai, bukan menghina dan mencaci
Kemerdekaan itu tentang sikap-sikap dewasa, bukan...
Hingga waktu membukakan mata kita,,
Bahwa makhluk memang harus berkembang,,
Bahwa makhluk memang harus belajar,,
Tentang dunia,,
Tentang agama,,
Tentang Tuhannya,,
Tentang akhirat,,
Hingga hidupmu yang hampir dewasa ini,,
Lengkap dengan bekal menuju surga,,
Hujan,
Kembali mengajak bercerita pada kertas,
Menggerakkan pena memuntahkan segala asa,
Riak sajak demi sajak lepas berhamburan,
Berbarengan dengan membenci sebuah rindu..
Ahh hujan,
Bisakah rintikmu saja itu yang jatuh,
Jangan kau ajak kenangan bersamamu,
Apalagi membawa sebuah nama..
Suara ricuh mulai bergemuruh
Dimanakah badan ini akan berlabuh
Menapaki jalan yang penuh lumpur
Darah yang terus bercucur
Sang perwira bersenjata
Menebas kaum yang durja
Melawan perusak Negara
Dialah sang perwira bijaksana
Trenggalek,1 Oktober 2021
dikala sepi melandaku
entah mengapa bayangmu selalu datang menyapaku
padahal aku tahu akan membuka kembali luka itu
namun tak bisa ku ingkari
jiwaku tak rela melepas segala mimpi
benakku bergemuruh mencari asa untuk kembali
dan hatiku ingin melukismu lagi
semoga masih ada hati saling bicara
Seperti pisau tajam yang menusuk hati
tak pernah bisa dilepas lagi
menusuk sampai nurani
tempat aku bingkai indah namamu
Aku hanyalah serpihan puing yang rapuh
ingin aku ceritakan kehancuran ini
tapi, kau seolah tak peduli
tak mampu kusatukan lagi kepingan hati
Oleh: Novi Andani,...
Embun pagi yang mengantarmu
Sinar matahari yang menemanimu
Tarian awan yang menghiburmu
Disela penat angin kau termenung
Renungkan tanaman hijaumu
Yang perlahan memulai menguning
Kau terawang jauh kelangit
Kau utarakan semua hasratmu
Hingga disaat senja kau tersenyum lega
Bila tak kau temukan jalan untuk kembali,
biar aku yang mencari untuk pergi.
Bila hatimu terlalu tinggi untuk kuraih,
beri tahu aku caranya mengakhiri sedih
Bila tak kau dapatkan alasan untuk mencintaiku lagi,
sadarkan aku agar aku berhenti untuk merasa memiliki.
Bila hatimu terlalu...
Pertama kali ku utarakan cinta
Disudut sekolah penuh taman bunga
Berharap kau tau aku ada rasa
Meski ku tau kau tak ada rasa
Tapi masih ku coba
Hasil akhirnya pun sudah ku duga
Jika itu terasa sulit kau dengarkan
Biar kupendam
Meski...
Masa tetap berlanjut
Rindu ini tebengkalai
Kepadanya yang teduh
Jauh dari risau
Aku disini rindu
Tak kuasa tahan bisu
Berucap tapi semu
Aku hanya ingin bersua dengan mu
Walau hanya khayalan semu
Kalau aku mencintai
Aku mau berguru pada matahari
Yang mencintai pohon dan seluruh alam
Menghidupi
Menumbuhkan
Tanpa harap apapun
Tetap hangat
Menyelimuti,
Sampai kapan pun