Pada Bait
…
Puisi 7 Baris bergambar di atas berjudul Pada Bait karya Zahra Faradiva
Bulan purnama..
Janganlah wajahmu muram..
Jangan biarkan sinarmu jadi temaram..
Kupastikan padamu aku baik-baik saja..
Luka ini bukanlah derita..
Karena nestapaku hanyalah satu kata..
Kehilanganmu
ku rangkai langkah hati seiring kerasnya dentuman nadi
ku gantungkan jiwa di pelukan hampa merangkai asa di kubangan dusta
walau terluka di sekujur asa tak ku menyerah di lingkaran masa
meski tak mungkin kutaklukkan seluruh tirani kan ku menangkan setitik asa dari sebuah...
Aku dan kamu ada di titik beda yang nyata
Tapi aku tau..
Kita bisa menyatukan rasa bersama..
Biarlah perbedaan itu ada..
Agar kita selalu bicara..
Bercerminlah pada pelangi..
Meskipun banyak warna tapi selalu bersama
Pada manik yang tak dapat lagi ku pandang
Pada paras yang kini menghilang
Seuntai kata kutitipkan rindu untukmu
Jangan tanya mengapa karena ia tak tadapat bersua
Hanya dentingan yang mengukur waktu
Bukan kepada rembulan atau mentari
Tetapi pada hati yang kau curi
Di serpihan waktu aku mengejamu
Tak kutemukan konsonan yang menjadikan vokal mati gaya
ketika jeda dan intonasi saling mengintai di antara frasa dan klausa
Namun, kutersandung mendung
di antara titik dan koma
yang sulit kuinterpretasi maksudnya.
(Tulungagung, 28 Juni 2021)
Setiap hendak menulis sajak
sketsa wajahmu itu selalu saja merebak
udara menjadi sesak
penaku henti mendadak
serangkaian kosakata di benakku pun luluh-lantak
setiap itu pula aku tak tahu harus apa selain menunda dan menyaksikan tiap imaji yang tersisa malihrupa jadi jelaga.
Ilham P. S.
Aku adalah detak detik jam yang semakin
bertambah nilainya dan kembali lagi ke satu
lalu dua dan berlanjut,
Dan engkau adalah angka fana tiga belas
yang tak kunjung ada dalam perjalananku,
Seberapa banyak ku berputar,
Tak ada engkau bukan ?
Yang ku tahu aku cinta..
Tapi kau anggap teman saja..
Yang ku rasa ada getar jiwa..
Tapi kenapa kau tak merasa..
Haruskah aku teriakan rasa..
Ataukah..
Aku harus memendam selamanya..
siapa yang mengelus wajahmu yang berlumuran darah dan penuh keputusasaan dengan aliran yang mengalir kecil
dengan batu besar yang berdiri Kokoh
Siapakah yang merangkul jiwamu yang lelah namun mulia
dalam mimpi yang dalam
di langit membumbung tinggi
Kawan, akan aku tuntun tanganmu ke dalam cahaya...
Kau adalah tempatku bersandar ketika penat melanda
Kau jadi mentari disaat hariku gelap gulita
Kau jadi pelangi setelah mendung melanda
Kau jadi langit dimana ku gantungkan semua mimpi dan asa
Kau adalah harsa
Kau juga kanigara dalam taman asmaraloka kita
Singkat saja, kau dunia...
Merindukanmu dengan caraku
Ternyata lebih kelu
Dari cinta yang bisu
Begitu biru,
Begitu pilu
Aku rindu,
Sangat rindu
Binar bola matamu menyilaukan mataku
Hangatnya tatapanmu menghantui malam panjangku
Anggun parasmu membekas di relung hatiku
Cantik hatimu tak kan ternoda hingga berakhirnya sang waktu
Tapi sayang……..
Senyum manismu membuyarkan lamunanku
menyadarkanku, kau hanya sebatas angan-anganku
Cinta adalah anugerah tapi cinta juga bisa menjadi musibah,,
Cinta bagaikan api kecil, yang slalu menghangatkan tapi cinta terkadang juga seperti api besar yg membakar segalanya,,
saat pertama kali cinta menghampiri, semuanya terasa manis. Saat waktu tlah berlalu cinta seperti makanan tanpa rasa, Hambar.
Cinta adalah...
OMBAK YANG DERAS DAPAT…?
MENGHILANGKAN BENIH-BENIH CINTA DAN SERPIHAN RINDUNYA….
TETAPI TIDAK DENGANKU
AKU DISINI MERINDUKANMU YANG DISANA
KU YAKIN OMBAK YANG DERAS
ITU TAK AKAN BISA MENGHILANGKAN BENIH-BENIH CINTA DAN SERPIHAN RINDUKU
UNTUKMU
Jadilah hebat,,jadilah indah,,
Teruslah berkarya,,teruslah bekerja,,
Seperti singa yang tak pernah berhenti memangsa mangsanya,,
Seperti elang yang selalu tajam,,
Seperti burung yang selalu membuat sangkar,,
Fokus,,bekerja,,dan terus berkembang,,
Jadikan sekelilingmu untuk selalu menjadi yang terbaik.
pada bait-bait ku tertawa
kenapa melihatmu seperti,
bunga-bunga indah bermekaran?
pada diam ku berkata,
“mengapa bahagia sederhana?”
hanya denganmu,
hanya dengan hadir senyummu.
Pak, harusnya kau kukagumi..
Sepatutnya kau kuidolakan..
Tapi justru kau hujani kami dengan pukulan..
Kau rampas senyum menjadi tangisan..
Pak, kau imam dalam rumah tangga..
Tapi kenapa kau harus membuat kami
Tak berdaya..
Hening malam kerinduan yg basah oleh embun …
Kini kian melebur di terpa angin semampai ..
Adakah seorang insan yg menjawab kesunyian ku
Mendengar bisikan hati kecil ku …
Entah lah .. biarlah ombak bertatih ke pantai menjadi alas sang bidadari datang Menghampiriku disini..
Hanya Padamu...
Lantas, biarlah sementara begini
Tepatnya kan kubiarkan seperti ini
Mungkin hati ini perlu waktu tuk menghapusnya
Karena sesungguhnya aku telah terbiasa oleh keberadaanmu
Dan sesungguhnya ada rindu yang mulai tertata
Karenamupun, kini aku benar-benar tak sanggup mengelabui rasa
…
katanya
bulan Februari, bulan cinta, katanya
aku tidak percaya
hanya saja di bulan Februari terlahir
sosok penakluk kuda raja, pada puing puing kehancuran hati
sosok penyembuh luka, yang tergores oleh kekejian sang Duka
dan yang aku percaya, cinta yang dia beri tak hanya di...
Ran ..
Aku sudah tua renta sebetulnya
Ketika semua bertanya kelahiranku
Adalah ketika pertama aku mencintaimu
Bagimu mungkin baru berjumpa
Sialnya aku sudah mencintaimu
Sebelum kehidupan ini benar – benar ada.
Gemerlap bintang turut menyaksikan
Uluran tangan itu memecahkan suara hujan
Nadiku berdetak tak beraturan
Apakah dia seorang utusan?
Wajahnya begitu menawan
Aku menatap, memastikan
Nayanika melelapkanku dalam dekapan karya Tuhan
aku menunggumu di kota tua mimpi
sekedar mencari penghiburan yang asing
tentang serasau cerita yang kuanggap selalu ada
tanpa jeda dan muncul begitu saja, di hadapanku;
kau yang membawa bibir rekah
tempat seluruh resah yang ingin kau tumpahkan
sekuruhnya kusesap menjelma anak danau kerinduan.
Senyum, tadi mawar seolah tidak ingin indah
mawar mungkin lupa caranya merekah
Senyum, tadi bulan seakan enggan
mungkin dia lelah akan hina’an
Senyum, hariku hari ini kurang cantik
Tapi mungkin hidupku film terbaik
JIKA SENYUM TETAP TERSENYUM :)