Gambar Quote Puisi 7 Baris

Puisi 7 Baris bergambar diatas berjudul Tempat Bersua karya frnssie
Dari tahun ketahun kegemaran orang membaca semakin berkurang. Jangankan kok menulis puisi untuk 7 Baris dengan kata-kata kiasan. Membaca buku saku saja semakin berkurang. Walaupun ini dipengaruhi banyak faktor, tetap saja merupakan kemunduran. Oleh karena itu, kami berusaha untuk memberikan fasilitas melalui jalur penulisan puisi.
Kami telah menyusun kumpulan karya puisi tentang 7 Baris yang merupakan kiriman para kontributor hingga tahun 2023.
Kau adalah tempatku bersandar ketika penat melanda
Kau jadi mentari disaat hariku gelap gulita
Kau jadi pelangi setelah mendung melanda
Kau jadi langit dimana ku gantungkan semua mimpi dan asa
>…
Pada manik yang tak dapat lagi ku pandang
Pada paras yang kini menghilang
Seuntai kata kutitipkan rindu untukmu
Jangan tanya mengapa karena ia tak tadapat bersua
Hanya dentingan yang mengukur waktu
>…
Di serpihan waktu aku mengejamu
Tak kutemukan konsonan yang menjadikan vokal mati gaya
ketika jeda dan intonasi saling mengintai di antara frasa dan klausa
Namun, kutersandung mendung
di antara titik dan >>…
Ran ..
Aku sudah tua renta sebetulnya
Ketika semua bertanya kelahiranku
Adalah ketika pertama aku mencintaimu
Bagimu mungkin baru berjumpa
Sialnya aku sudah mencintaimu
Sebelum kehidupan ini benar – benar >>…
Mengenalmu masih menjadi misteri
Apakah aku sedang dimabuk hati?
Rela terpasung dalam ruang delusi
Zona sembah makin kutekuni
Ulung memuji, rona wajahmu bak indurasmi
Qur’an suci kubaca dari sepasang >>…
Gemerlap bintang turut menyaksikan
Uluran tangan itu memecahkan suara hujan
Nadiku berdetak tak beraturan
Apakah dia seorang utusan?
Wajahnya begitu menawan
Aku menatap, memastikan
Nayanika melelapkanku dalam dekapan karya Tuhan
siapa yang mengelus wajahmu yang berlumuran darah dan penuh keputusasaan dengan aliran yang mengalir kecil
dengan batu besar yang berdiri Kokoh
Siapakah yang merangkul jiwamu yang lelah namun mulia
dalam >>…
Aku dan kamu sempat menjadi “kita”
Pada waktu yang sementara
Bahkan belum ada kata pisah
Belum tersampaikan kasih dan kisah
Pisau cinta tumpul, tak diasah
Kamu pergi : aku terlanjur >>…
Tidak kusangka hujan di tengah hati
Habislah jemuran kain dan padi
Tidak ku sangka ia berputar hati
Tinggal aku seorang diri
Kain siapa terletak di pantai
Hati siapa dapat mendendam >>…
Beberapa pergi tak mengenal pulang.
Beberapa salah tak mengenal maaf.
Beberapa belum tak mengenal sudah.
Beberapa lara tak mengenal rela.
Apa artinya pergi, jika engkau tak menjadi tempatku pulang?
Percayalah, pada akhirnya >>…
Hai payoda di ujung sana;
Engkau tempat anggasta adicandra;
Cahya nya laksana kurantaka;
Keindahannya adwitiya;
Hingga dakara;
Sarwendah;
Laksana kama puraka;
Pagi ini, ketika matahari mulai meninggi dan lembah dingin mulai menjadi ramah aku kembali.
Turunlah duduk disampingku jangan kau sungkan, aku kini bukan musuhmu lagi.
Ini sudah ku siapkan secangkir hangat >>…
Aku adalah detak detik jam yang semakin
bertambah nilainya dan kembali lagi ke satu
lalu dua dan berlanjut,
Dan engkau adalah angka fana tiga belas
yang tak kunjung ada dalam perjalananku,
>…
matahari melorot sepinggang bukit
dan hujan jingga yang tiada habisnya mengguyur
menggelar banjir di sepanjang aspal selurus rumahmu
asap rokokkku asyik berenang renang
sedang aku tenggelam muram
kulirik spion motor >>…
Merindukanmu dengan caraku
Ternyata lebih kelu
Dari cinta yang bisu
Begitu biru,
Begitu pilu
Aku rindu,
Sangat rindu
Yang kutahu
Cinta adalah rasa
Yang datang entah dari mana,
Yang muncul entah karena apa,
Yang hadir entah dari mana
Yang kutahu
Cinta adalah KAMU
Binar bola matamu menyilaukan mataku
Hangatnya tatapanmu menghantui malam panjangku
Anggun parasmu membekas di relung hatiku
Cantik hatimu tak kan ternoda hingga berakhirnya sang waktu
Tapi sayang……..
Senyum manismu membuyarkan lamunanku
menyadarkanku, kau hanya sebatas angan-anganku >>…