SEGALA YANG DI LANGIT || Puisi Dian Chandra
…
Puisi 20 Baris bergambar di atas berjudul SEGALA YANG DI LANGIT || Puisi Dian Chandra karya Dian Chandra
Merah rapuh namun masih nampak kokoh
Kursi dibalik pintu.
Kemarin, mungkin.
Kursi itu tegak gagah dengan tuan ber jam megah
Kemarin juga disitu,
Disana ada karpet dan disini bucket
Ah, kini kemana
Kau yang membawa mereka?
Kau beranjak dari kursi merah dengan begitu...
Di bawah indahnya ukiran langit
Kutuliskan rasa dalam bait
Bagai benang yang dijahit
Bagai kayu yang dirakit
Tak terasa telah menetes peluh
Karena ternyata telah begitu jauh
Sampai pada tempat hati berlabuh
Pada jiwa yang tak pernah luruh
Namun apalah daya
Cinta hanya...
Adakah sisa harapan?
Menunggu seperti sedang berdiri disudut taman
Memandang halaman kosong, lengang
Terasa seperti terpojokkan dan menepi
Adakalanya lelah itu datang
Dan disaat yang bersamaan kau harus membuat pilihan
Bertahan atau tetap berdiri menunggu?
Perhatian dan caraku menatapmu
Mengartikan sesuatu yang tak bisa...
Tiada yang tahu kejatuhannya tanpa asal muasal;
Tiada yang melupa dimana sang hujan tercurah;
Ia yang hanya jatuh berlinangan terbasahi penuh sesal;
Ia yang menanti ketiadaan hari-hari yang cerah;
Terberkatilah wahai pepohonan yang berdesah;
Terberkati jualah hati yang menanggung gelisah;
Meneteslah wahai keakuan butir-butir awan;
Lama
kata-kata yang ingin ku tuang dalam otak berbejana
sekuat hamparan kelopak pelindung netra
ingatkan kira dan daya untuk rasa semua alpanya bersanding di dalam dekapan dada seorang dara tertunggu untuk bersua di lalainya surga dan indahnya asmara
sepi
suci penuh duri yang siap untuk jadi...
Firasat mungkin sekiranya adalah sebuah pertanda.
Bagaimana alam mencoba terus untuk berbahasa.
Mengirimkan tandanya lewat sekelebat halimun.
Kemudian larut menjadi tetes-tetes air hujan.
Dan bila sekiranya kita tak lagi mampu memahami,
Pesan apa yang terpahat pada ranting-ranting pepohonan.
Dan bisikan apa yang tercipta dibalik riuh...
Menenggak ludah penuh ingin
Menahan kering sang labirin
Nasi tanpa ikan teri
Terasa sukar untuk dicicipi
Kamar 09 tiba-tiba sepi
Setelah datang delivery
Barangkali hanya dapat kaki
Sangat memuaskan bagi kami
Ruang kosong tak terisi
Bahkan tak ada logam Jalak Bali
Wahai...
Ku ambil pena dan mulai mengayunkannya
menarilah ia di atas secarik kertas dengan polosnya
Menirukan gerak tangan, menulis huruf merangkai kata
Dalam redup sekilas kutangkap bayang wajahmu
Bayang wajah yang tak mungkin bisa kusentuh saat ini
Karena jarak yang menjadi pemisah antara aku dan dia
Dari...
bolehkah kutanya dirimu
tentang apa yang terjadi padamu
mengikut alur entah berantah
tak kunjung sirna di pelupuk mata
penuh harapan diawal kedatangan
bahkan naif akan adanya kesempatan
lebih suka menimpakan kesempatan
hingga hati menggema ” apa apaan ini! penyesalan!”
semua berpulang
satu persatu...
Sudah dua puluh tahun umurku
Aku tumbuh dari keluarga yang sederhana
Hidup apa adanya tanpa mengeluh
Kedamaian terasa begitu indah
Itu dulu, sebelum aku menginjak kuliah
Rasa pikiran bagai tak ada beban
Tapi kini hidup bagaikan terjerat
Yang membuat kita seakan lagi sekarat
Zaman...
Katamu pilu
Jiwamu lesu
Ramaimu sendu
Sedihmu candu
Dunia ini bukan punyamu
Istana juga bukan rumahmu
Inginmu bukan semau-mau mu
Dan Puteri bukanlah dirimu
Jangkauamu sipit
Rasamu terhimpit
Selalu merasa paling sakit
Dunia tempat kebahagiaan terpelit
Jangan selalu merasa paling
...
Pada jarak dan waktu
Aku melagu melulu
Menyanyi bintang kecil
di langit yang biru
Tapi ini lain
Aku menaruh rindu
Pada kesejajaran bintang
dan bulan yang sabit
Bagai kalung permata
yang melingkari malam
Pada waktu dan jarak
Ramadan menyiapkan berkat
...
Ada bahagia disana
Bersama membangun tawa
Ada bahagia juga disini
Bahagia melihat lainnya bahagia
Malam ini cukup gelap
Senter kecil dari sepeda
Dan lagu sendu
Namu aku bisa tertawa
Malam ini tak ada rembulan
Sunyi sepi
Bersama lagu sendu lagi
Tapi...
Eanita adalah wanita
Sudah paruh baya
Eanita ingin apa?
Ingin pergi jalan jalan
Aku ingin wanita
Yang suka ke salon
Rambutnnya panjang
Duduk di kuburan
Eanita kemana?
Eanita ke pasar
Beli cabai dan bombai
Untuk aku dimakan
Eanita wanita
Tak...
Tutur sapamu menghantarkanku
ke puncak kegembiraan
Aliran darahkupun mengalir
tatkala suaramu memanggil
Nama yang telah lama tak kudengar lagi
Walau hanya sekali terlontar,
akupun terhentak mendengarnya
Kau terasa hangat menyapa
Saat ku terhanyut menyaksikan ribuan bintang
Menerangi bumi pijakanku
Tuk...
Ketika AKU bertanya
Apakah itu kebaikan?
Ketika AKU bertanya
Apakah itu kejahatan?
Ketika aku bertanya lagi
Apakah itu kehidupan sebenarnya?
Seperti sebuah sungai yang mengalir
Empat ratus empat puluh hertz merupakan nada dasarnya
Tempo, birama, dan nada-nada lain telah menggangu ketenangannya
Dan...
Terbalut manis, buaian kata
Menghujam berdarah hati yang patah
Bagai bisa paling mematikan
Mengoyak rasa tanpa perasaan
Goyah mencoba berdiri
Dari luka terparah hati terkoyak belati
Terukir semua kenangan dan janji
Terhempas dalam cadas, jiwa hampir mati
Senyum manis penuh intrik
Bersembunyi dibalik...
Kayu ukur kita sudah buat yang terbaik,
Terkadang hanya pada mata kita dan apa yang kita rasa,
Biar puas kata pada hati,
Sedangkan cabaran masih berliku-liku,
Banyak tomahan yang perlu kita tempoh,
Perkara buruk yang dipandang pada insan lain,
Terkadang terpalit pada diri,
...
bersama puluhan nama pada tenangnya kelas
terbagi hitung naskah serta lembaran kertas
semua pertaruhkan kening hasil berguru keras meskipun satu, dua sosok ogahan malas
aku tahu apa yang kita harap jelas
tiada ketegangan terikat, aku mau bebas
waktu serasa berjalan pelan dan lepas
ketika hawa...
Geliat Pejuang Agama berangkat di laga ilmiah
didorong pujangga akal dan penjaga amaliah
tak lagi dikhawatirkan akan hiruk pikuk rupiah
ada kala menangisi keseharian yang mesti ditinggalkan
sedikit merenungi kesenangan yang harus dilupakan
beberapa menyesali dunia yang wajib dielakkan
berpisah sementara bukan berarti benci
bukan...
Rumput liar terangkat oleh tangan yang lunglai
Tanpa semangat di tanah yang urung jadi haknya
Mengais rizki dari tanah itu
Ah…besok lagi tanganku gerakkan
Semakin hijau warna daunnya
Kemarin masih menguning pucat
Menunggu hujan turun bersama petir
Akar yang lapar tanpa asupan
Gairahkan hidupmu...
Engkau memilih bergegas pergi
Meninggalkan jejak-jejak misteri
Seribu tanya tertanam dalam hati
Namun begitu saja kau biarkan mati
Dalam hancur dan kalutnya aku
Aku masih saja merindu
Tak peduli dengan perasaanku
Asalkan aku dapat melihat senyumanmu
Dalam matamu tak kulihat luka yang masih membara
When you cry when you smile
Even just for a while
when you sleep when you wake
Every move you make
We’ve been through all precious moments
Every hours, minutes, every seconds
You’re my star even so far
Shines within my heart
You’re...
Kenapa kau datang
kedalam mimpiku
dengan indahnya
Hingga ku merajut asa
untuk merajut lara
Dan di saat ku tersadar
Ku berubah menjadi
seorang yang tak pernah
jemu memkirkanmu
Kita yang terpisahkan
oleh tempat
Tapi kau tak pernah jauh
...