Jangan Diganggu
…
Puisi 3 Bait bergambar di atas berjudul Jangan Diganggu karya Adzid19
musim dingin telah menyebar,,
dan bersiap-siap menerkam,,
musim panas terusir,,
tak ada tempat,,
kan kutemukan jalan pulangku,,
dan terangi setiap pohon,,
dia bilang,,
kemasi tasmu,, dan beritahu pada mereka,,
semua yang memilih cinta adalah orang yang beruntung.
Gugur semua,,
daun dan ranting,,
jiwa ini haru,,
terbayang-bayang matamu,,
berkejaran,,
dengan kenangan yang berkesan,,
saat hati ini terjaga,,
semuanya lupa,,
tak seperti sekarang,,
rindu tanpa batas,,
melayang dan hilang,,
mungkin aku masih ingin berkelana cinta
Bukanlah tiada perasaan malu yang hadir
Tiada pula rasa kesal dan sesal
Karena semua hadir tanpa kehendak yang disengaja
Namun,
Jika semua harus berakhir
Janganlah berakhir dengan pualam tak bergeming…
Sebenarnya tiada kerinduan
yang berubah emosi
Tiada kasih sayang
yang berubah amarah
...
rinduu…
sejak rintik merapat tangis kemarau
serupa ngerimis ujung matamu
mengintip asa sekedar berharap
semoga esok masih bersemi
kala rindu menyala kembali
sepi permainkan warna
menggoyak kesucian yang terluka
di bujung rayu lepas rindu
rindu itu
sudah tersesat dalam hati
tidak...
Engkau bagaikan kutu didalam hati.,
menggerogoti merahnya warna darah.,
Engkau bagaikan matahari dimalam hari.,
dan ku hanya bisa pasrah.,
Puisi diatas dalam bahasa inggris artinya :
“Acquiesce”
You like fleas in the liver.,
undermined the red color of blood.,
You are like the sun...
Seringkali mendingin bekukan sisi hati
Membelenggu kedua tangan dan kaki
Akal terhujam pikiranpun membenci
Tinggal kasar kulit ari yg tegar menghadapi
Kadang pergi
Jarang kembali
Di dekat pasar depan stasiun kereta api
Katamu ramai
Tapi aku sendiri
Dirundung rindu kering kemuning sanubari
Aku …
Aku termenung didinginnya malam
Mencoba memahami setiap isi hati yang suram
Mencoba mengerti potret diri
Masih terdiam enggan bergeming
Kutatap cermin usang itu
Berkaca dan menyakinkan diri
Siapakah diri ini?
Sampai manusiapun enggan mendekati
Berusaha aku mencari
Mencari angan yang...
Mengantuk perempuan muda itu,,
di bak terbuka mobil,,
waktu itu pagi sekali,,
hingga aku tak kuat menahan dingin,,
saat sorot lampu mobil itu menyinari,,
dia terbangun,,
sungguh sangat cantik,,
namun kenapa kamu tidur di bak,,
sungguh ku ingin memelukmu dengan sepenuh hatiku yang aku...
Banyak cerita yang kita semat bersama
Tentang Senja yang ranum
Tentang rindu tak pernah usai
Semua Tentang kita…
Di suatu masa
Akan ku lukis senja
Ku ukir pada ruang rindu
Ku tulis menjadi bait-bait puisi
Kini Semburat senja
Ter gopoh menyusuri waktu
...
pada bait-bait ku tertawa
kenapa melihatmu seperti,
bunga-bunga indah bermekaran?
pada diam ku berkata,
“mengapa bahagia sederhana?”
hanya denganmu,
hanya dengan hadir senyummu.
WAktu yang telah tebina
Menghantarkan pada rasa yang tak terterka
Mungkin itu cinta?
Atau hanya biasa saja
Perhatian selalu diberikan
Berharap kau mampu mengartikan
Atas semua pengorbanan yang ku lakukan
Segala hal adalah sebuah kesalahan
Berbicara takut menghancurkan
Diam ternyata malah menyakitkan
kau bisikan kata cinta,,
setiap waktu,,
kau ajarkan kasih sayang,,
hingga detik ini,,
mungkinkah aku bisa mencintaimu,,
selamanya,,
hingga maut kata pujangga,,
bukan berarti aku tak yakin,,
tapi sungguh entah,,
bila hasrat telah usai,,
mungkin ini semua akan selesai
dear masa lalu..
Kini aku sudah terbiasa…
Saat membuka bola mata dipagi hari tanpa pesan singkat darimu..
Saat notif ponselku tak lagi terpenuhi oleh perhatianmu..
Ya,kini aku sudah terbiasa..
Tak ada lagi kata selamat pagi sampai semoga mimpi indah..
Atau hanya sekedar menanyakan sudah makan..?
Embusan angin di hari senja
Meliukkan pucuk-pucuk Pinus
Menari-nari indah ke kiri dan kanan
Meleburkan hati resah dalam bimbang
Kicauan burung-burung
Sembari melompat antar cabang
Melantunkan melodi indah
Menjadikan hati tenang
Warna-warni bunga bermekaran
Di tepian telaga dikaki bukit
Memberi keindahan panorama...
Sendiri beralas sedu
Jalan senada riak air mendayu
Tunjuk langit pandang seribu
Kisah lampau kembali ke panca ibu
Rumpai daun genggam tangan
Langkah kaki terdengar tetes garam
Peluk hangat di jutawan rasa
Melesat pandangan dua insan
Genang kota adipura
Renang mentari ke pangkuan
ibu…
tanpa mu,aku tidak bisa lahir..
tanpa mu,aku tidak bisa melihat dunia ini
dan tanpa mu,aku tidak bisa sebesar dan sekuat ini
ibu…
kau malaikatku…
kau pahlawanku
dan kau matahariku
ibu…
aku tidak tahu harus berkata apa…
terima kasih,itu tidak cukup
...
senja hitam ditengah sepi,,
diujung ladang aku melihatmu,,
putih,,bersinar,,diantara ribuan kembang,,
langit diatas mu,,
kontras terasa,,
kau pun memandangku,,
bergetar bibirmu memanggilku,,
air matamu pun ikut berada di pipi,,
kerinduan oh,, kedamaian,,
disini akan kutumpahkan rinduku,,
kugenggam lalu kutaburkan,,
berlutut...
“I lose myself”…..
“I lost myself”……
“I lose myself”…..
“I lost myself”……
“Again, Im still find my self
“Again, i want to be like you
“Perhaps it will be true
If you dare to”.
4:13 Minggu, 18 april 2021
Pada malam sebelumnya
Dia datang berlumuran duka
Membawakan puisi dalam keadaan terluka
Menangis sejadi-jadinya
Doa-doa terpatahkan
Sebelum menuju Amin,dialah pata hati paling pata
Pada malam berikutnya
Dia datang lagi
Mengajak aku, ketempat yang belum aku kunjungi
Katanya, perjalanan ini harus dilakukan...
Tatkala hari ini aku terpenjam,
menantikan siang berganti malam,
namun bayangmu selalu terngiung-ngiung,
didalam kalbu, tak terganti tak tertutupi sunyi,
dirimu yang selalu ada,
ada dalam setiap ingatan,
namun rasa ini tak terlampiaskan,
karena terbentur waktu dan lautan,
hanya terbiaskan dalam angan
rindu...
ingin kudekap tanganmu dengan erat,,
hingga darah itu mungkin berhenti,,
mungkin aku juga masih belum puas,,
ingin selalu mendekap apapun yang kau punya,,
aku sendiri tak tahu,,
dan tak dapat pula kujelaskan mengapa,,
mungkin memang ini lelaki,,
yang selalu haus akan nafsu,,
aku ingin...
Ketika rindu menyapa
Mulut pun tak bisa berkata
Hanya dengan tetesan air mata
Aku mengungkap rasa
Disepanjang heningnya malam
Ditengah kesendirian
Jiwaku terasa tenggelam
Didalam lautan kerinduan
Mungkin jarak memisahkan
Namun mencintaimu bukan halangan
Karna cinta mempersatukan
Bukan memisahkan
Jika sudah tak sudi
Jikalau tak lagi mengerti
Palingkan saja
Hapus semua yang pernah ada
Jangan kau menyisakan
Setangkup harapan
Seribu penyesalan
Sebait kenangan
Yang pada nantinya
Yang pada akhirnya
Itu adalah duri
Yang senantiasa menyakiti
…
Dan lihatlah,
Sekumpulan burung-burung melintas dikotaku
Dilangit senja yang perlahan pekat ditelan malam
Beriringan mereka terbang pergi dan berlalu
Sedang aku,
Menyesap rindu dijejak-jejak yang semakin hilang
(lebih…)