Gambar Quote Puisi 3 Bait

Puisi 3 Bait bergambar diatas berjudul Takut karya freanssie
Dari tahun ketahun kegemaran orang membaca semakin berkurang. Jangankan kok menulis puisi untuk 3 Bait dengan kata-kata kiasan. Membaca buku saku saja semakin berkurang. Walaupun ini dipengaruhi banyak faktor, tetap saja merupakan kemunduran. Oleh karena itu, kami berusaha untuk memberikan fasilitas melalui jalur penulisan puisi.
Kami telah menyusun kumpulan karya puisi tentang 3 Bait yang merupakan kiriman para kontributor hingga tahun 2023.
Takut, rasa itu menghantuiku
Setelah perlahan aku lupa tentang kesukaanmu
Wajahmu, tawamu
Dan terlebih, suaramu
Seperti akar yang menjalar lalu mencekik
Aku seperti tercekik
Dalam bingung dan gundah
Aku hanya bisa >>…
sisa yang masih ku miliki
kini berkecamuk dengan perihnya dengki
aksara yang terus kudaki
mengusik untuk segera mengisi
tapak kaki yang tertinggal dalam jejak
pandangan ku abstrak
aku tak bisa untuk >>…
Memendam rasa yang setiap kali berontak membara
Untuk ungkapkannya dengan indahnya kata-kata
Selayak Perjaka memanah Dewi surga akan asmara
Terhalang dinding betis malaikat penunggu pusara
Impian yang terperi di tembok >>…
Kau hanya sepenggal kisah
Yang tak mungkin kutanggalkan
Pada separuh bulan
Kau hanya seutas malam
Yang tak mungkin kurangkul
ditepian ketiadaanku
Kau hanya ironi,
Sebagai penunggu pagi
Yang tak dapat kusentuh kembali
Ya aku masih disini
Menikmati hari hatiku
Mengisi sepi
Entah dengan siapa
Ya aku masih disini
Menikmati epilog mimpi
Dalam limpahan rasa
Dimanakah kau berada?
Ya aku masih disini
Masih disini >>…
Kupuisikan puisi cinta ini
Hanya untukmu
Yang memendam rasa diantara kita
Tentang elegi kasih yang terpendam
Kupuisikan puisi ini
Sebagai pengobat lara
Padamu saat aku
Kembali memelukmu lagi
Disaat itu
Kupuisikan puisi >>…
di kelam yang mengikat pekat
ada pinta yang kian penat
tarikan napas sesak
ingat segala hal yang tlah rusak
senyumnya lenyap
tergantikan sendu sembab
lubang di dada kian melebar
sakit mengikisnya >>…
Tatkala hati risau akan keras nya dentuman cobaan, pair jantungku terisak.
Kukuh aku menyakini diri akan teguhnya hati.
Namun, lontaran konyol selaksa, hingga muak dibuatnya.
Kalimat-kalimat bohong untuk berteguh hanya >>…
Petang itu,
Kulihat samar-samar dari lubang pintu
Wayah layu lunglai menyapu jalan
Menggulung gerimis yang membasahi badan
Petir tidak hentinya menggelegar
Membelah malam mengguncang langit
Menerangi kabut sekejap dalam bayang
Mengurai >>…
Dua belas malam berdetak risau
Suara jangkrik dan lolongan anjing menghiasi malam
Kepala tanpa badan bersuka ria
Diujung jalan setapak langkah menggebu
Malam Jumat kliwon mengeluarkan auranya
Membekukan darah si penyintas >>…
Sawah Ladang Membentang,
Butiran Embun Bersembunyi di Dedaunan,
Kabut Meraba Seluas Pematang,
Sesekali terdengar motor menyusuri jalan.
Inilah pagi di desaku,
Tempat rindu kubawa,
Persinggahan lelahnya kalbu,
Keindahan yang tak ada >>…
Gelap itu terisi hitam pekat bagaikan buta
Perlu adanya cahaya agar bisa meraba
Tidak usah terlalu terang cahayanya
Untuk membakar hitam pekat menutup mata
Gandeng satu tahan seribu
Daun jatuh menyingkap >>…
Saat ku pandang langit yang biru
Saat itulah kutau luasnya langit
Saat ku pandang langit yang malam
Saat itulah kutau banyaknya bintang
Saat ku berbaring didalam kamar
Saat itulah terbayang sebuah >>…
Pertiwi yang kami sebut ibu bangsa
Sedari kami dalam kandungnya
Tak sedikit lara disangga
Pertiwi, ibu kami yang malang
Bersamanya halang rintang
Baginya bukanlah pengadang
Tetap kami tumbuh berkembang
Di >>…
Gelap
Tak dapat kupungkiri
Membahana di setiap hati
Saat aku bertemu
Pada tetes hujan yang kelabu
Gelap
Haruskah aku kembali
Untuk menerangimu
Di setiap malam
Gelap
Harusnya aku disini
Malam telah memberi tahta pada kebisingan
Teriring deru nafas perjuangan
Kantuk memekik-mekik
Tak berguna mengusik
Sarit-sarit binar menyala
Menyulut bara dalam dada
Memikirkan apa dan bagaimana
Bagaimana menjadi apa
Tegahan ombak kian >>…
Si sialan itu menculik apa yang aku pertahankan
Dan kenapa aku lalai mempertahankan
Hal untuk masa depan, kenapa harus sekarang
Bodohnya aku sampai kecolongan
Pertemuan biasa yang sulit terlupakan
Obrolan garing >>…