Kumpulan Puisi 12 Bait Hingga 2023

Dari tahun ketahun kegemaran orang membaca semakin berkurang. Jangankan kok menulis puisi untuk 12 Bait dengan kata-kata kiasan. Membaca buku saku saja semakin berkurang. Walaupun ini dipengaruhi banyak faktor, tetap saja merupakan kemunduran. Oleh karena itu, kami berusaha untuk memberikan fasilitas melalui jalur penulisan puisi.

Kami telah menyusun kumpulan karya puisi tentang 12 Bait yang merupakan kiriman para kontributor hingga tahun 2023.

Contoh-contoh puisi 12 Bait

Renjana
Kulebur segala risau
di perapian senja
Bersemburat sajak-sajak lama
tentang pergumulan rindu tanpa jeda

Mereka bilang semesta tidak buta
Meski pelupuk terus dihujani ribuan derai
Meski tubuh limbung bak diterpa >>…

Wahyu Eka Nurisdiyanto
10

Puisi Alam Pendek

Ada yang lebih biru selain pilu
Di hari rabu semua sendu
Kembali kelabu..

Pandangan sayu menatap api
Yang perlahan mati
Seakan rasa itu masih sakti
Dan segala hal yang menanti
Kita >>…

Fiqryghifary
7

Puisi Cinta Pendek

Hebatnya terik 12 pas
Kabut jadi kepulan panas
Lembut berubah cadas
3 jam tak jua puas,

Apalah aku hanya penikmat
Segala benda cair dan padat
Terang warna semakin pekat
Diatas bumi >>…

PencilSpirit
10

Puisi Alam Pendek

Resah tak beraturan seluruh perasaan,

hilang logika berfikir untuk menyikapi

Melawan setiap ribuan sudut pandang, berpegang hanya pada kacamata sendiri

Ribuan pedang terhunus kepadaku dan ribuan kali aku mencabutnya

Tidak ada rasa sakit >>…

Fiqryghifary
9

Puisi Alam Pendek

Bukan kita yang buta

Mereka memang tak kasat mata

Mengusik riuh dunia

Merampas damai jiwa

Mereka musuh tak bersenjata

Menyebar menduduki jagad raya

Bukan lemah jikalau mendekam

Yang lengah yang diterkam

Dunia sudah kehilangan gemerlapnya

Pergilah tanpa mengenal kembali

Biarkan >>…

Tikanuraminii
10

Puisi Corona Pendek

Saat ku bertahan dengan satu
Hati yang menggebu
Menahan rasa rindu

Diri ini bagai kupu-kupu
Yang selalu merindu
Sampai hari itu

Ku langkah kan kaki
Dengan gagah berani
Mencoba gapai rasa >>…

Diyan fitrianti
0

Puisi Cinta Pendek

Disuatu sore disebuah bangku didepan rumah,
Seorang ayah duduk memandang langit yang menguning,
Kedua telapak tangannya tengadah dan basah,
Basah oleh air mata yang tak kunjung mengering,

“Wahai ayah, apa gerangan >>…

PencilSpirit
0

Puisi Ayah Pendek