Jiwa yang tak pernah saling menatap
Hati yang tak pernah saling mendengar
Ada dan tiada hampa terasa
Sama-sama membisu,Tak pernah menjauh ataupun mendekat
Sama-sama terdiam,
Terpaku oleh jarak
Yang tak pernah berhenti mengintaiHanya…
Menggema dalam bayangan
Ramai dalam khayalan
Nan melayang dalam lamunanDetik demi detik berlalu
Aku dan Kau entah masih berada di mana
Tiada salam menyapa, tiada kata bertanya
Berfikir bagaimana akan bisa sama-sama mengalahkan jarak??
Click "Allow" in the permission dialog. It usually appears under the address bar in the upper left side of the window. We respect your privacy.
It seems your microphone is disabled in the browser settings. Please go to your browser settings and enable access to your microphone.
00:00
Are you sure you want to start a new recording? Your current recording will be deleted.
Error occurred during uploading your audio. Please click the Retry button to try again.
Puisi sebelumnya berjudul Sapa lah Aku kiriman Dinar Suminar.
Sapa lah Aku
Aroma musim itu…
Lama telah hilang
Meninggalkn kesan semerbak angan-angan
Dikala kau menyapa tanpa bayangSapa lah aku..
Yang kini hampir bosan menunggumu setiap saat.
Juni telah terlampaui, Agustus pun telah >>…
Puisi Cinta, Puisi Kehidupan, Puisi Sedih
Selanjutnya Puisi Cinta berjudul Kala subuh hari dari Eko Sulistyo W.
Kala subuh hari
Lembayung pagi menyelimuti kalbu
Purnama pun sudah mulai malu dan berangsur angsur meninggalkanku
Terdengar sayup2 dari kejauhan lantunan syair rindu
Seolah iya memanggil ku dan memanggil mu untuk segera bertemu
>…
Terima kasih Eko Sulistyo W, Dinar Suminar, Dinar Suminar atas kirimannya.
@puisipendek_net #puisicinta #puisipendek #puisipatahhati #puisigalau #puisimalam #puisiputuscinta #puisisedih #puisisenja #puisigombal ♬ original sound - PuisiPendek.Net Official
Saat ini aku sedikit lebih indah,,
Itu kataku,,,,
Saat ini aku sedikit lebih lega,,
Itu kataku,,,
Saat ini aku sedikit lebih unggul,,
Itu juga kataku,,
Mungkin bukan kata orang lain,,,
>…
Curam, dalam, mengerikan
Mungkinkah jurang?
Di seberang kudengar buyar, bising
Oh.. Kunampak perang
Dengan perlahan..
Kuseberangi jembatan menuju suatu tepian
Walau kabut menutup pandangan
Taman hatiku berhenti bersemi
Belati menyayat >>…
jari-jari dirambut saya,,
itu tatapan licik datang kemari,,
hati nuraani tiada bergeming,,
meski alam luluh lantak,,
dan aku tidak tahan,,
panas terlalu tinggi,,
saat aku bersamamu,,
aku hina dan tidak berdaya