Kopi hitam kembali diseduh tak pakai gula.
Nikmati hidup, walau nafas terus terjajah.
Setangkai mawar kematian, jadi risalah.
Salam, bagi kalian penguasa yang terus berulah.Ini aku, algojo kematian.
Aku datang dari arena jalanan.
Tumbuh mekar dalam barisan pemberontakan.
Kau tak bisa menghindar, kepala mu harus jadi bayaran perjanjian.Ku dengar, rakyat kecil kau permainkan bagai dalam arena sirkus.
Apa kau lupa? atau memang terlalu rakus.
Ketika kau perlukan mereka, kau kejar sampai ke lobang tikus.
Kau begitu haus akan narkoba yang bernama kekuasaan.
Kau terlena, menutup mata dan lupa tiap jeritan tangis rakyat kecil di gubuk penderitaan.
NEGERI PENJAJAH, itu kalimat yang tepat.
Penguasa berpenampilan layaknya akrobat.
Pertahankan kekuasaan dengan kemampuan hanya menjilat pantat.Jika rakyat kecil terus menangis.
Bunda Ikhlaskan lah anak mu menunjukkan sifat bengis.
Kan ku penggal kepala penguasa akrobatis.
Biarkan rakyat kecil tertawa gembira di atas mayat penguasa yang mati secara tragis.Idealis ku tak bisa kau tawar.
Sudah saatnya, racun diberikan penawar.
Nyawa siap ku tukar.
Kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, apa kalimat ini masih berpredikat benar?.Dengan senyap, telah ku tabur benih- benih pemberontakan.
Rezim zolim, harus dihancurkan.
Kalian tak berperi kemanusiaan layaknya dibumihanguskan.Aku, aku adalah satu dari sekian banyak yang menolak percaya pada mulut penguasa.
Karya: Rei Rumlus

R
ALGOJO KEMATIAN
© Rei Rumlus
Telusuri karya Puisi-puisi Rei Rumlus
Puisi Tentang ALGOJO KEMATIAN 13 Bait 29 Baris Oleh Rei Rumlus
Nilai
10
Versi Audio
Belum ada yang membacakan puisi ini, jadilah yang pertama.Contoh Puisi 13 Bait
Contoh Puisi 29 Baris
Puisi diatas termasuk tema Puisi Kehidupan
Puisi lain kiriman Dewi sekar arum rengganis, Rei Rumlus, Muhammad ilham al aziz bisa anda telusuri, di beberapa tema diatas.