karya puisi pendek

Alam dan Firasatnya Oleh Jayanto Halim Tjoa

J

Alam dan Firasatnya

© Jayanto Halim Tjoa

Firasat mungkin sekiranya adalah sebuah pertanda.
Bagaimana alam mencoba terus untuk berbahasa.
Mengirimkan tandanya lewat sekelebat halimun.
Kemudian larut menjadi tetes-tetes air hujan.

Dan bila sekiranya kita tak lagi mampu memahami,
Pesan apa yang terpahat pada ranting-ranting pepohonan.
Dan bisikan apa yang tercipta dibalik riuh angin yang bertiupan.
Sudakah alam kembali berdusta lewat pertandanya?

Dan pada akhirnya misteri terus menjadi sebuah pengulangan,
Bagaimana kemistisan alam akan terus terjaga dalam sebuah sakralitas arupa.
Terus menjadi tanda tanya besar di antara kehadiran dan kepergian kita.
Namun mampukah kita menjadi pelengkap dalam kepincangan ini?

Wahai, dikau tak ada gunanya lagi berlari dari bersemula.
Alam tak memiliki kuasa akan hidupmu, kausalitaslah yang mengikat kita.
Sudikah bila kita menerima dan melepaskan pesan tersurat itu ke udara.
Menyuratkan ribuan tanda tanya tanpa berharap satu pun terjawab oleh sang Purnama.

Tiada lagi yang kelabu semua telah menjadi sendu.
Dalam rayuan dan dekapan rindu yang terus menderu.
Keabu-abuan telah menjadi menjadi sebuah bentuk realita mendasar.
Dan akhirnya, kembalilah kita pada gambaran pesta penebusan itu.


Berapa nilai untuk puisi ini ?

Beri nilai dengan tap jumlah bintang dibawah ini. Dari kiri ke kanan 1 sampai 10

Average rating 0 / 10. Vote count: 0

Belum ada yang memberi nilai, jadilah yang pertama!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *