Puisi pendek dan berbagai karya dalam situs puisipendek.net adalah daftar puisi kiriman para pengunjung. Meski tak semua dapat dijadikan contoh puisi singkat, tapi kami yakin semua otentik lebih dari sekedar bait-bait syair, sajak metafora, deretan baris (larik), atau bunyi rima.
Gila karena kamu
Otakku sudah penuh Pikirku pun terasa jenuh Begitu banyak yang bersemayam di hati ini Jejali ragam cerita di segala sisi tanpa arti Semuanya..hanya tentangmu… Ya..hanya tentangmu… Lahirkan beribu rasa sejuta wahana Hingga aku berasa gila Gila karena mencintaimu…. Tiada obat mujarab yang bisa sembuhkan gila ini Tiada kata indah yang...
Lagu di Kereta Sunyi
apa kabar lagu?
masihkah kau simpan kenangan
yang kutitipkan pada nada-nadamu,
yang kutanam pada bait-bait syairmu?
mainkan dirimu, sebab aku merindunya
jangan kau takut aku terluka
sebab ia yang mengajari untuk mengampuni
telah kuampuni
dengan pengampunan yang lebih besar
ketimbang amarah yang kuperam
...
Cinta dan Masa
Hari silih berganti
Tapi rasa ini tak mau berhenti
Menunggu asa.. harap hadirmu mengisi
Waktu berlalu, namun kita tak kunjung satu
Mungkin tulisan takdir.. berharap cinta ini berakhir
Namun aku tak bisa, berapapun terbuangnya masa.. rasa ini masih tersisa
Dia tak mau pergi, ingatan...
Untuk Sang Puan
Tentang rasa yang begitu hebat
Dari seseorang yang kini sedang terpikat
Oleh cantiknya sang puan
Yang sungguh indah dan rupawan
Kau…..
Dengan senyum manis dan berkilau
Dengan mata yang begitu indah
Hingga mampu membuatku slalu mendamba
Tentang rasa ini….
Yang masih sama seperti...
Andai senja dapat berkata.
Assalamu’alaikum
Senja,
Malam,
Pagi,
Waalaikumsalam, jika saja kau dapat berbicara
Kau melihatnya bukan?
Aku mencintainya, dapatkah kau bercerita?
Ah, bahkan salamku tak dapat jawabnya
Bahu yang lelah,
Mata yang basah,
kaki yang kehilangan arah,
beritahu aku,
senja, malam,...
Kamu Kamu Kamu
Harusnya tidak ada pertemuan.
Sepatutnya aku beri jarak.
Jika akhirnya kita hanya kata ilusi.
Getar suara itu membisik relung hati.
Aku sadar siapa kamu.
Tuhan, tahu betul mana yang unggul.
Semua diciptakan berpasang – pasangan itu memang benar.
Bisakah hidup satu tulang rusuk dalam dua...
Dalam diam
Bagaimana mungkin kuselesaikan lukisan indah tentang kemilau Senja,
Jika hingga kini kau masih mewarnai hati ini dengan sejuta tanya…
Hujan yang hendak berjatuhan saja selalu memberi kabar lewat mendungnya, bagaimana denganmu ‘rindu’,
Adakah kabar untukku dari isyaratnya…
(lebih…)
Ibuku
Angin ini menerpa,,
dari dasar batin,,
menggenang haru,,
kusematkan tanda kasihmu,,
hingga aku mati,,
aku akan selalu mendoakanmu,,
semua yang kau lakukan tak sebanding,,
itu yang membuatku kesal,,
aku ingin membalas kebaikanmu,,
aku ingin membahagiakanmu,,
bahagialah ibuku,,
sungguh aku sangat merindukanmu..
JERITAN HATI
dikala senja dihamparan pasir putih
mentari kembali membenamkan diri
deru ombak hembusan angin
merengkuh dalam jeritan hati
seakan diri tak pernah berarti
Biar Tuhan saja yang tahu
Engkau memang bukanlah mentari, tapi kau mampu menghangatkan hari…
Laksana bulan purnama di malam hari, engkau mampu menerangi masa lalu kelam…
Engkau bagaikan hujan yang mampu membasahi ketandusan hati…
Bagai debur ombak jantung ini ketika berada di dekatmu…
Andai saja engkau tahu, hati ini ingin memiliki…
Kesunyian Ibu
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan...
Juni Senja
Merekahlah sayang…
pada bulan juni di penghujung senja,
kala angin mulai menyesap cakrawala
seraya langit hening meratapnya…
Terbanglah sayang…
pada bulan juni di penghujung senja,
kala bulan enggan ke peraduannya
seraya bintang menyapa cinta
Juni senja menyapa kita
Juni senja menyatukan kita
Lalu,...
Selamat Malam Kawan
Agar kau lebih percaya
bahwa aku memang bukan peniru, kukirimkan padamu sebungkus cerutu
dan salam dari si Guevara.
“Merokok kala senggang ialah sobat sejati bagi tentara yang kesepian,” katanya.
Ia tak hanya lupa
bahwa kita bukan tentara,
tak pula ia mengira kala senggang
...
Termenung
Ku termenung sendiri
Merenungkan kata-kataku
Yang kutuliskan
Dalam sebaris puisi ini
Ku termenung sendiri
Akan kata kataku
Yang kusampaikan
Dalam puisi ini
Permohonan
Wahai bidadariku..
Niat menyakitimu tak pernah tersirat..
Salah paham pun tak pernah ingin ku ikat..
Terimalah maaf yang tulus ku semat..
Dari hati yang kini tengah bermunajat..
Duhai bulan purnama..
Jangan biarkan ikrar cinta kita rusak..
Karena ego yang kian sesak..
Lepaskan...
Satu Frekuensi
Dengan mata tlnjng
Menerobos gelap yang hitam pekat
Aku meraba
Adakah cahaya di dalamnya?
Ada titik kutemukan
Sedikit redup namun menerangi
Remang-remang
Aku menerawang
Menginjakkan kaki pada dimensinya
Bersimpuh takzim
Ada luka kubaca dari bola matanya
Menetes air mata...
Bumi Verah
Pagi ini butir-butir air jatuh
Dan benih-benih ku mulai tumbuh
Berapa tanah sudah gersang meradang
Kopi masih terasa pahit
Namun daun-daun terus keluar menyempit
Si gendut yang ku tebas kini sudah muncul tunas
Si tinggi pun tak henti dikerumuni semut dan jamur
Si mekar pun...
Sajak Nostalgia
Senja telah berakhir ketika gelap perlahan menyapa
Kulanjutkan langkah yang terhadang nostalgia
Hingga bayangmu menjelma pesona
Dan melutku celoteh tentang rindu
Mengajakku berkelana diantara belukar lebat
Yang buatku keringat untuk sesaat terasa nikmat
Pelukmu yang berat hilangkan segala sesak
Senyummu merambat mengoyak bilik...
Desaku yang ku Cinta
Kicau burung bersahutan ..
Di pagi yang penuh kehangatan..
Bermain di puncak dan dahan
Melengkapi alam desa penuh keindahan
Udara segar bersemilir ..
Memasuki sela sela desa
Hari baru mulai bergulir
Suasana rasa sentosa…
Desaku yang kucinta..
Pujaan hatiku..
Tempat...
Memori Hari Ini
Aku tetap disini
di plafon rumah Tuhan
menatap nama-Mu
menutup kisahku
dan menitip do’a
pada burung-burung greja
tentang memori hari ini
bahwa hujan tak lagi melanda tubuh Juni
bahwa retoreka kembang api
tak berani meraung di kening Januari
bahwa anjing-anjing...
Idul Adha
Disuatu sore disebuah bangku didepan rumah,
Seorang ayah duduk memandang langit yang menguning,
Kedua telapak tangannya tengadah dan basah,
Basah oleh air mata yang tak kunjung mengering,
“Wahai ayah, apa gerangan yang membuatmu bersedih?”
Tanya seorang pemuda dengan nada lirih
“Bukankah kita telah berkumpul kembali?”
Puisi Alam (89) Puisi Anak (25) Puisi Ayah (27) Puisi Bahasa Inggris (59) Puisi Cinta (473) Puisi Corona (34) Puisi Guru (15) Puisi Horor (13) Puisi Ibu (78) Puisi Islami (74) Puisi Kehidupan (517) Puisi Kemerdekaan (19) Puisi Love (14) Puisi Lucu (32) Puisi Pahlawan (38) Puisi Patah Hati (171) Puisi Rindu (226) Puisi Romantis (187) Puisi Sahabat (53) Puisi Sedih (222) Puisi Senja (48) Puisi Ulang Tahun (10)
Puisipendek.net didirikan pada tanggal 2013. Selama lebih dari 10 tahun ini kami telah merasakan betapa sulitnya untuk bertahan tanpa adanya investor. Kendati demikian kami bangga, karena beberapa dari kontributor lama kini menjadi penyair nasional yang tulisannya sudah dipublikasikan di media yang lebih besar. Kebanggaan memberikan sumbangsih dalam perkembangan dunia sastra khususnya puisi pendek di Indonesia.
Satu-satunya pemasukan kami adalah iklan dan endorse meskipun nilainya jauh dari biaya operasionalnya sendiri. Oleh karena itu kami belum mampu memberikan reward yang mungkin diharapkan para kontributor kami. Satu-satunya reward yang bisa kami berikan adalah mempertahankan puisipendek.net tetap ADA!.
Sebagian besar puisi yang ada dalam puisipendek.net, adalah kiriman dari para kontributor kami. Mereka adalah partner kami yang sudah selayaknya kami perjuangkan dalam bentuk penyajian puisi yang keren, seperti yang kalian lihat pada lembar halaman puisi.
Selain itu, kami juga memberikan kebebasan pembaca untuk menilai dan mengomentari karya. Puisi pendek atau puisi dengan rating tertinggi akan masuk daftar puisi terbaik. Sementara itu puisi paling populer akan masuk ke deretan puisi paling hits sepanjang masa, paling populer tahun ini dan puisi paling banyak views di bulan ini.
Penghargaan lain yang sanggup kami berikan adalah highlight khusus untuk para kontributor yang telah banyak mengirimkan puisi. Kamu bisa menemukan kontributor puisi terbaik pada halaman ini.
Penutup, terima kasih untuk para kontributor yang telah mengirimkan puisinya dan berjuang bersama kami di dunia sastra Indonesia. Tak lupa juga terima kasih atas kunjungan kamu hari ini, dan terima kasih karena sudah mengeklik iklannya.
Puisi-Puisi Paling Populer Sepanjang Masa
12 puisi paling populer yang paling banyak dibaca oleh pengunjung setia puisipendek.net