Kategori Pahlawan
38 Puisi Tentang Pahlawan Berjuang Untuk Meraih Tujuan
Saat mendengar atau membaca kata pahlawan, kita langsung membayangkan orang-orang yang berjuang membela kebenaran. Oleh karena itu, puisi tentang pahlawan biasanya mencerjtakan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan. Atau, bisa juga berisi tentang kisah para pejuang melawan segala bentuk tirani dan penindasan.
Daftar Isi 38 Puisi Tentang Pahlawan Berjuang Untuk Meraih Tujuan :- Kumpulan Puisi Bertema Pahlawan
- Gambar Quote Puisi Pahlawan
- Kutipan Puisi Pahlawan Terbaik
- Kutipan Puisi Pahlawan Terpopuler
- Kumpulan Semua Puisi Pahlawan Terbaru
- Puisi Lucu
- Puisi Patah Hati
Gambar Quote Puisi Pahlawan
Puisi Pahlawan bergambar di atas berjudul Guru: Pelita Di Jalan Gelap Penuh Kebodohan karya Ida I Dewa Agung Tirtayasa
Kumpulan Puisi Dengan Tema Pahlawan
Pejuang ibu pertiwi(TNI)
Menunggu mu
Seperti menunggu
Ajat mejemput ku..
Bertahun tahun ku lewati
Berbulan bulan hingga
Berhari hari
Namun tak kunjung ku temui
Dulu kita di pisahkan oleh jarak
Dan di lengkapi oleh pertengkaran
Yang Sudah ku lalui
Hingga kita sudah di...
Perjuangan kemerdekaan
Demi sang bendera merah
Kau rela korbankan nyawamu, ragamu, keluargamu..
Demi berkibarnya bendera merah putih, demi bangsa ini
Demi kemerdekaan ini…
Kaurela bertumpah darah, keringat mencucur ditubuhmu
Semangat yang membara dijiwamu
Taklukan mereka pejajah negeri
Tak sedikit pun rasa takut
Bambu runcing...
Negeri Pertiwi
Negeriku negeri yang besar
Disusu, ditimang sang ibu pertiwi
Negeri berjuluk gemah ripah lohjinawi
Hingga tuai decak kagum mata dunia.
Namun ibu pertiwi kini dirundung duka
Kian banyak insan lupa dengan budaya
Lengah, hingga harta dicuri tetangga
Seolah tak lagi tajam mata sang...
Kartini Indonesia
Kartini Indonesia
Karya : Moch.Farid Cahya Hendrawan
Generasi Putri Kartini Indonesia
sungguh cantik berparas menawan
memikat hati para kaum lelaki
menggunakan kebaya berkain batik
Khas tanah pertiwi Indonesia
lenggak-lenggok berjalan kaki
mengitari bumi merawat warisan leluhur
dari turun-temurun melewati masa ke masa
Darah Sang Perwira
Suara ricuh mulai bergemuruh
Dimanakah badan ini akan berlabuh
Menapaki jalan yang penuh lumpur
Darah yang terus bercucur
Sang perwira bersenjata
Menebas kaum yang durja
Melawan perusak Negara
Dialah sang perwira bijaksana
Trenggalek,1 Oktober 2021
Bendera Berdarah
Dua bulan tampaknya telah berbeda
Setelah manisnya kebebasan kita genggam,
di atas tiang penghormatan
Bapak proklamator berpidato di atas dunia,
kita bangga melihat berita
Hingga serdadu mengepung simpang lima,
dendam berkobar dalam panasnya surya mendidih
Lima hari terasa lumpuh, pertempuran masih belum usai
...
Pahlawan Pasien Corona
Terimakasih pahlawan tanpa takut
Kau bertaruh melawan maut
Tetap siaga pantang berlutut
Berperang tiada takut
Untuk mereka yang ingin direnggut
Tanpa menuntut
Kau tolong semua yang mulai redup
Agar kembali untuk hidup
saat aku menyatu dalam tubuhmu
Ketika dulu aku masih menyatu dalam ragamu..
Ku temukan Sebuah kehangatan serta keindahan di dunia itu..
Kemanapun jejak kakimu melangkah, ragaku selalu ikut menyatu dalam tubuhmu..
Tak sedikutpun aku rasakan keluhanmu dengan kehadiranku di tubuhmu yang ku anggap itu adalah duniaku..
Dan hanya suara kasih sayanglah...
Oh Tuan Mulia
: Untuk Pangeran Diponegoro
aku tahu namamu
hanya dari jantung sejarah
itu membuatku jadi panas
dan mencoba untuk terbakar
Oh Tuan mulia
kau tampak gagah menyerang
kau selalu gigih berperang
dengan berselempang kemanusiaan
keris di tanganmu
melumat musuh di hadapan
merendahkan semua...
Kami…
Kami…
Kamilah orang-orang terpilih
Generasi muda negeri ini
Pahlawan sejati…
Kami…
Mengkomitmenkan diri kami
Mendedikasikan negeri kami
Untuk menanggung nasib negeri…
Kami…
Mempunyai mempunyai satu misi
Memajukan negeri ini
Menjadi negeri yang sejati…
Biarlah kami…
Mengorbankan nyawa kami…
Bagi...
Guru: Pelita Di Jalan Gelap Penuh Kebodohan
Guru
Dalam kelas yang riuh hening bertasbih,
Engkau hadir membimbing dengan penuh tulus,
Memandu insan di jalan berkabut
Guru
Engkau ajarkan akal dan budi
Agar kami menjadi manusia yang berpekerti
Goresan tintamu membuka cakrawala kami
Setiap katamu penuh akan makna dan arti,
Seutuhnya Menjelma Digdaya
Rimba raya zaman menempa peradaban
Menyisihkan lawan, menyisakan yang bertahan
Namun, konon kita adalah bangsa yang berkawan
Mengusung perdamaian, merangkul yang membutuhkan
Hanya saja, kita belum seutuhnya menjadi bangsa pemenang
Bangsa besar ini telah lama menanggalkan hakikat berdikari
Sangsi pada potensi anak negeri
Terlena...
Perihal Skenario Terbaik-Nya
Senja akhir Juli telah berpamit, namun asa kembali memutar jejak langkah yang sudah terlewati
Jejak langkah yang tak mudah untuk dilalui
Jejak langkah yang tak semua berujung bahagia
Jejak langkah yang hampir berujung menyerah
Saat kaki tak lagi mampu melanjutkan langkah mendatangkan kecewa dan luka
Namun...
Pengorbananmu
Fajar menyingsing
Pagi menyapa
Seulas senyum kala tugas terlaksana
Tak kenal lelah meski penat menerpa
Tekadmu tak berujung
Sampai kini tetap berjuang
Demi kami, waktu kau korbankan
Kesembuhan kami, kau utamakan
Tiada kata yang dapat menggambarkan
Terima kasih tak sekadar ucapan
Jasamu...
Balada Ksatria
Mendung yang menyelimuti mulai menepi
Langit biru menaungi cerahnya mentari
Selalu ada peluh yang terjatuh
bersimpuh dalam riuh yang mengaduh
Selalu ada linangan airmata
Yang pada akhirnya bermuara
di lautan kemenangan
atas segala tipu daya
atas jiwa-jiwa kesatria nan mulia
Cukuplah mereka...
Palsu Gelap
keriting sedikit ikal rambut mengkilap
bertopi hitam bergigi senyum, berdiri tegap
beberapa kotak, burung, kelinci pun siap
acungkan tongkat, merubah alasan jadi harap
ah aku hanya satu dari segudang pemain sulap
tak mampu obati rindu, sembuhkan lelap
tak sanggup terima malas, memberi gegap
tak...
Rindu di ujung Senja
Ribuan hari telah terlewati Namun merelakan dan mengikhlaskanmu Masih saja kucoba.
Lihatlah, ribuan lembaran rindu yang telah usang
Namun penaku tak pernah lelah Tak berhenti menulis segala rindu untukmu Tak mengeluh menulis segala rasa untukmu.
Tahukah Ibu?
Senja selalu kuharap berlalu cepat Agar terganti malam Kupinta...
Saji
ingin rasanya jelajahi tulus wangimu
mengarungi hangatnya berlari Restu tanganmu
selalu panjatkan sekepal doa yang tertuai kelak
hanya coba kuburkan syak membentang antara mereka
saat keinginan terpacu akan alunan degup nadi
dirimu kembali tuturkan syair kencana terperi selaksa misteri
laugumu semakin langka
ayumu semakin...
Ini puisi
“Slalu ku dengar ringkih cahaya
Dalam jiwa Yang perlahan merenggut kesadaran raga ini”,
“Raga yang menua
Tanpa alasan”,
“Yang jelas aku sudah melihat
Pasang surut dunia ini”
Ku letih, “biarkan ku tenang sejenak
Mengeluarkan nafas akhir ini”.
Permintaan Terakhir
Tuhan….
Jika memang ini Waktu ku
Aku ingin memutar kembali
Dan melihat Indahnya symphoni
yang begitu indahbeterbangan di
alam fikir ku
Dan mengayunkan muka bersama
Sang Mentari
Tuhan ….
Aku mohon kepada Mu
Bantulah Aku,
Tolonglah Aku
Jika...
Vibrolis Pejuang
Dia yang tertuang dalam filsuf Malware
Ketika spekulatif menayangkan aktor
Di masa perang buta
Yang menewaskan dua puluh ribu rakyat proletar
Ia tergambar jelas ketika itu
Pasukan peta 15.30 berdiri diantara kesemrawutan karma
Tak berkutik sama sekali
Kala gerilya bertuan dalam sela-sela rampasan perang
Sang Kicau
Tak lama kau berkicau,,
Dan tak banyak yang kau sampaikan,,
Hingga para jejaka ini tak pelak,,
Melirik kesana kemari,,
Seperti kau melihat media,,
Saat kau berkicau sedikit,,
Media menampilkan banyak,,
Seolah burung ini elang,,
Seolah burung ini gagah,,
Sangat pandai berkicau,,
Manusia Khatulistiwa
Tergelar di khatulistiwa
Bahasa dari ratusan budaya bertebar
Tak tau apa di kata
Tapi tau apa di rasa
Ada apa diantaranya?
Kenapa bisa bersatu jua?
Adakah tau apa sebabnya?
Kata gadis kecil penuh tanya
Guru bercerita menunjuk pada garuda
Diceritakan setiap langkah perjuangan,...
Telah Renggut
Masa pertama kali
Hebat dirobek murni
Tumpah darah negeri
Fase saat diuji
Pudar?Tak akan terjadi
Biar merebak biak meniti
Tetap nyala kobaran api
Semangat!!!Empat puluh lima
Dirgahayu Indonesia
Lekas sembuh negeriku tercinta
Bahkan, UUD ’45 menegaskan sebuah pernyataan untuk menghapuskan penjajahan di atas dunia. Pernyataan itu merefleksikan dalamnya sebuah tindakan kepahlawanan. Kita mengenal seorang pahlawan dari keberanian dan pengorbanannya. Mereka rela mengorbankan kebahagiaan bahkan hidupnya agar Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1945.
Inspirasi dari puisi tentang corona mungkin bisa kalian gunakan untuk membuat sendiri puisi tentang pahlawan, tentu saja para medis.
Pahlawan Sejati
Orang-orang yang tak sempat mengucap perpisahan kepada anak, istri, atau cucunya. Selain itu, mereka tidak sempat membayangkan betapa luas negeri ini atau bagaimana Republik Indonesia ini di kemudian hari. Bahkan, rasa cinta mereka pada negara ini mungkin saja tidak sempat mereka. Namun, mereka telah mewujudkan kecintaan mereka kepada tanah air ini dengan cara yang lebih nyata.
Seorang pahlawan sejati hanya mengerti bahwa ia harus berjuang. Ia mengesampingkan semua keinginan pribadinya demi apa yang sedang diperjuangkannya. Ia bertindak menentang ketidakadilan dan penindasan. Setiap tindakannya meruntuhkan keangkuhan para penjajah. Kemurnian tekad menjauhkannya dari kepentingan mencari keuntungan pribadi semata.
Puisi kemerdekaan inilah yang bisa kami beri untuk para pejuang.
Keberanian para pahlawan dan pengorbanan mereka yang luar biasa itu telah mengantarkan masa yang kini kita jalani. Masa-masa penuh kebebasan, kemerdekaan, kedamaian, dan kedaulatan. Kini, giliran kita mengemban amanat dari orang-orang hebat tersebut, yaitu membangun masa depan yang lebih baik lagi.
Melanjutkan Perjuangan Para Pahlawan
Selain itu, kita pun wajib mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif. Salah satunya, kita dapat mengabadikan nama, jasa, sikap, hingga tindakan para pahlawan tersebut dalam karya sastra. Di antaranya, adalah puisi. Memang, hal ini bukan perkara yang mudah. Akan tetapi, melalui hal inilah kita dapat merasakan setiap kesulitan dan penderitaan para pahlawan ketika menghadapi para penjajah.
Di samping itu, kita dapat mempelajari makna perjuangan serta menanamkan rasa nasionalisme dalam diri kita. Kita pun bisa meneladani patriotisme para pahlawan tersebut. Ironisnya, saat ini kita menghadapi ancaman takkasat mata dari menurunnya minat atau kegemaran membaca. Jangankan membuat puisi tentang pahlawan atau membaca kisah perjuangan, membaca sebuah buku tipis pun kita kerap merasa enggan.
Bisa anda simak pula kata bijak kehidupan dari mereka.
Oleh karena itu, kami berusaha memberikan wadah berupa fasilitas untuk menulis dan memublikasikan puisi tentang pahlawan. Kami berharap hal ini dapat memercikkan kembali semangat kita semua untuk terus mengenang dan meneladani para pahlawan bangsa ini. Untuk itu, kami pun telah menyusun kumpulan puisi tentang pahlawan yang merupakan kiriman para kontributor hingga tahun 2022.